006

4.4K 214 4
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Setelah makan siang tadi Fino menuju ke butik milik Mamanya karena dia akan menjemput mamanya untuk pulang ke rumah. Fino begitu sayang kepada mama dan papanya begitu juga dengan adiknya, karena Fino merasa berkat mereka Fino berada di titik puncak kesuksesannya saat ini.

"Selamat siang pak Fino" sapa seorang resepsionis yang ada di butik Mamanya itu.

Sebenarnya Fino sangat malas berada di sini karena mamanya sering mengatakan jika karyawan butik mamanya menyukai Fino dan saling berebut untuk menjadi kekasih Fino.

"Di mana mama saya?" Tanya Fino dengan cuek.

"I-ibu Jihan ada di ruangan nya" ujar wanita itu yang gugup berbicara dengan Fino.

Fino melangkahkan kakinya untuk menuju ke ruangan mamanya. Fino mengabaikan ucapan ucapan yang bermaksud memuji dari karyawan butik mamanya karena Fino sangat malas meladeni mereka.

"Fino anak mama i miss you to my prince" ujar mamanya merentangkan kedua tangannya.

Fino pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan mamanya dan memeluk mamanya.

"I miss you too mom" ujar Fino memeluk mamanya dan mencium pipi mamanya dengan sayang.

"Wah tante sepertinya Fino sangat menyayangi tante ya, tante pasti sangat beruntung memiliki anak seperti Fino yang sangat sayang kepada tante" ucap seorang wanita yang tidak Fino sadari keberadaannya.

"Celine" ujar Fino saat mengetahui wanita itu.

Celine dia adalah anak dari sahabat papanya yang sudah lama mengenal keluarga Fino.  Sehingga Fino pun juga mengenal Celine tetapi tidak begitu akrab dengannya, karena memang Fino adalah tipe laki-laki yang susah untuk dekat dengan wanita kecuali Mama dan adiknya.

"Hai Fin sudah lama kita tidak bertemu"ujar Celine dan melangkahkan kakinya untuk memeluk Fino tetapi seketika Fino langsung melangkahkan kakinya mundur dua langkah untuk menghindari pelukan dari Celine.

Jihan mamanya melihat wajah Fino yang tidak begitu suka saat Celine akan mendekatinya, akhirnya Jihan bertindak untuk mencairkan suasana di ruangan itu.

"Maaf Celine semua sudah fix kan, kalau gitu Tante mau izin pamit terlebih dahulu sama kamu karena tante harus pulang bersama Fino" ucap Jihan yang memecahkan suasana.

Jihan tahu jika Fino tidak begitu suka dipeluk sembarangan dengan wanita. Maka dari itu Jihan mengatakan kepada Celine bahwa dia akan pulang bersama Fino supaya Celine pergi dari sana dan lagi Jihan tahu jika Celine menyukai Fino.

"Ohh baiklah tante kalau gitu kabari berikutnya kepada Celine, Celine pamit dulu ya Tante bay Fino" pamit Celine kepada Jihan dan Fino.

"Anak mama dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah ya" ujar Jihan sambil mengusap kedua pipi anaknya itu.

"Fino benci wanita seperti itu" ujar Fino lalu duduk di kursi yang ada di depan meja kerja mama nya.

"Ya sudah kalau begitu apa kamu mau menunggu Mama sampai selesai, atau mau pulang sekarang sebenarnya mama masih ada beberapa kerjaan lagi" ujar Jihan.

"Mama lanjutkan saja Fino akan menunggu"  ujar Fino.

"Ok kalau gitu, duduk yang manis anak mama" ujar Jihan dan mamanya mulai menegerjakan pekerjaan nya.

Tok...tok...tok...

"Iya masuk" ujar Jihan memerintahkan masuk.

"Permisi Bu Jihan, ini barang barang yang ibu Jihan minta, Ibu bisa coba cek kembali" ujar seorang wanita mmebawa bahan bahan perlengkapan menjahit.

"Amira" ujar Fino saat melihat wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan mamanya.

"Pak Fino" ujar nya juga terkejut.

"Kalian saling kenal?" Tanya Jihan mama Fino.

"Tidak begitu kenal Bu, cuma saya beberapa bulan yang lalu saya menjadi korban kecelakaan Pak Fino" ujar Amira yang membuat Fino memejamkan matanya.

Sampai saat ini Fino tidak memberi tahukan kepada mamanya jika Fino pernah kecelakaan tetapi saat ini mamanya sudah tau jika Fino pernah kecelakaan karena Amira.

"Kecelakaan? Fino jelasin ke mama kapan kamu kecelakaan? Kamu gak pernah bilang sama mama? Kamu anggap mama apa Fino? Terus keadaan kamu gimana?" Ujar Jihan yang terus melayangkan pertanyaan pertanyaan kepada Fino.

Fino menatap tajam ke arah Amira dia merutuki perbuatan Amira yang dengan santainya mengatakan kecelkaan itu kepada Jihan. Amira menatap Fino takut karena mendapatkan tatapan tajam oleh Fino.

"Sstt mama tenang dulu satu satu tanya nya" ujar Fino.

"Gimana mama mau tenang kalau kamu kecelakaan nggak bilang sama mama, Kamu semenjak mandiri kalau ada apa-apa nggak pernah bilang ke mama kamu udah gak anggap Mama lagi?"

"Mama bukan begitu, Fino nggak mau aja kalau mama khawatir sama aku apalagi saat itu Mama sakit" ujar Fino menjelaskan kepada mamanya.

"Oke jelaskan sekarang sama mama, Amira kamu duduk di sini" ujar Jihan memerintahkan kepada Amira.

"Jadi sebulan lalu Fino nggak sengaja nabrak Amira" ujar Fino.

"Terus? Kamu kalau cerita jangan setengah setengah Fino"

"Iya sabar mama" ujar Fino dan setelah itu dia pun menceritakan kembali kejadian awal mula Fino kecelakaan.

"Tapi kamu bener sudah tanggung jawab sama Amira kan?" Tanya Jihan.

"Tanya aja sama Amira kalau Mama nggak percaya"

"Amira kamu gimana waktu itu keadaannya nggak papa?" Tanya Jihan kepada Amira.

"Gapapa Bu, cuma waktu itu sering pusing tiba tiba aja tapi sekarang sudah nggak begitu" ujar Amira.

"Tapi kata Bude kamu, kamu masih sering pusing pusing sampai kamu sering izin gak masuk kerja. Terus kenapa kamu sekarang ada di sini?"

"Amira ini asisten barunya mama, dia baru bekerja satu minggu di sini" ujar Jihan kepada Fino.

"Maaf pak Fino tadi bilang kata bude? Memangnya pak Fino bertemu bude saya?" Tanya Amira.

"Tadi pagi bude kamu datang ke rumah masih ngotot buat minta saya menikah sama kamu" ujar Fino.

"Pak Fino maaf kalau bude saya menyusahkan pak Fino tapi saya janji setelah ini bude saya tidak akan datang kembali ke rumah pak Fino"

"Menikah? Kalian mau menikah?" Tanya Jihan

"Bukan Ma, bude Amira minta Fino tanggung jawab dengan cara menikahi Amira dan budenya bilang Amira masih sering pusing dan itu gara gara Fino sudah menabrak Amira"

"Memang selain kecelakaan kamu apain Amira sampai budenya minta kamu buat tanggung jawab untuk nikahi Amira?"

"Fino nggak apa apain Amira ma tapi budenya sendiri yang minta tanggung jawab bodoh itu kepada Fino, gimana Fino mau nikahin Amira dia aja udah punya anak statusnya janda anak satu ya gak mungkin lhh Fino gak mau"

"Fino jaga ucapan kamu, memang salah dengan status janda anak satu?"

"Walau saya janda anak satu tapi saya tidak pernah malu dengan status itu. Saya merasa bangga karena saya bisa hidup mandiri dan bisa menghidupi anak saya sendiri. Maaf bu Jihan saya pamit sebentar"

****

Tegar banget jadi Amira ya seorang single mom yang kuat 🥰

nihh buat kalian yang udah nungguin author up😂 semoga kalian suka ya sama cerita author ini.

kalau misal ada salah kata atau typo tolong komen ya jangan sungkan sungkan😂 silahkan komen sesuka kalian tapi harus yang sewajarnya ya soalnya author baperan🤣🤣 canda ygy

terimakasih

jangan lupa vote dan komen

Senin, 05 Desember 2022

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang