030

4.3K 191 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Malam ini Fino sedang duduk bersantai di ruang tengah bersama Asya yang juga menontin tv. Fino selalu menemani Asya untuk menonton kartun tiap malam sebelum jam tidur tiba, sedangkan saat ini Amira sedang berada di dapur sedang mencuci piring.

Amira telah menyelesaikan pekerjaan mencuci piringnya dan dia menghampiri sang suami yang sedang bersantai sambil tiduran di sofa itu.

"Mas bangun dulu bentar" ujar Amira kepada Fino.

"Apa sihh yang, udah sini duduk aja kalau mau duduk" ujar Fino kepada Amira.

"Duduk bentar ada yang mau aku kasih tau ke kamu" ujar Amira dan akhirnya Fino pun mendudukan tubuhnya dan memberikan Amira tempat duduk.

"Kenapa sihh hmm?" tanya Fino sambil mengusap rambut halus istrinya itu.

"Buat kamu" ujar Amira memberikan kotak persegi berwarna hitam itu.

"Ini apa? aku belum ulang tahun yang" ujar Fino.

"Buka aja" ujar Amira.

Fino perlahan menarik tali pita yang ada di kotak itu lalu perlahan membuka tutupan kotak hitam tersebut.

"Ini punya siapa?" tanya Fino yang bingung.

"Punya aku lhh mas" ujar Amira.

"Maksudnya gimna sihh yang, aku gak tau artinya apa" ujar Fino memegang testpack itu namun tidak tau maksud dari testpack itu.

"Aku hamil mas" ujar Amira membuat Fino menatap Amira terkejut.

"Kamu serius?" tanya Fino memastikan dan Amira mengangguki ucapan suaminya.

"Alhamdulillah makasih sayang" ujar Fino memeluk Amira dan melayangkan kecupan kecupan di seluruh wajah Amira.

Cup
Cup
Cup

"Ihh mas stop geli tau" ujar Amira kepada Fino.

"Sekarang kamu mau apa? mau ayam bakar, Soto, Rawon, lalapan, atau apa?" tanya Fino.

"Nggak mas aku gak lagi pengen apa apa" jawab Amira.

"Yahh kok gak pengen apa apa, kamu gak ngidam gitu?"

"Mas kalau masih usia kecil segini ya belum terasa"

"Ohh gitu, emang usia nya berapa?"

"Kurang tau sihh mas tapi kalau di hitung dari kalender bulanan aku sekitar usia dua minggu. Belum pasti juga sihh"

"Yauda besok kita ke dokter ya, cek kandungan kamu dan sekalian bikin jadwal kontrol perbulan nya"

"Iya mas" jawab Amira dan Fino langsung menarik tubuhnya dan mensejajarkan kepalanya dengan perut Amira.

"Hai anak papa, kamu baik baik ya di sana sayang jangan bikin mama susah oke. Kalau kamu pengen sesuatu nanti bilang aja ke mama terus nanti papa belikan apa yang kamu mau semuanya" ujar Fino sambil mengusap usap perut rata Amira.

Amira merasa bahagia saat Fino menyambut anak mereka dengan baik, Amira merasa bersalah pernah meminum obat pencegah kehamilan itu karena keegoisan nya.

Amira juga tidak menyangka dia akan mendapatkan respon yang begitu antusias dari Fino. Fino terlihat tidak mau lepas dari perut Amira dan sejak tadi hanya mengusap perut Amira.

"Papa ngapain elus elus perut mama?" tanya Asya yang mulai sadar tingkah papa nya tidak berubah sejak tadi.

"Pengen aja" jawab Fino menatap Asya tetapi tangan nya tak lepas mengusap perut Amira.

"Perut mama kan gak gendut pa malah lebih gendut perul Asya" ujar Asya.

"Iya emang, Asya sini duduk dekat papa" Perintah Fino kepada Asya.

"Kenapa papa?" tanya Asya kepada Fino.

"Anak papa kan sebentar lagi sekolah ya?" tanya Fino kepada Asya.

"Hmm iya pa, kata mama baru bulan depan kan ma?" tanya Asya memastikan kepada mama nya.

"Iya sayang" jawab Amira.

"Kalau nanti Asya sekolah, Asya mau sekolah dimana?" tanya Fino kepada Asya.

"Hmm Asya mau sekolah di sekolah yang cuma masuk tiga hari satu Minggu pa" jawab Asya.

"Lho ya tidak ada Asya itu sekolah untuk anak usia tiga tahun atau empat tahun sayang" ujar Fino yang tau maksud Asya sekolah di paud.

"Terus Asya kan umur empat tahun Pa"

"Iya tapi tiga bulan lagi Asya kan sudah usia lima tahun"

"Terus nanti Asya kalau sekolah hari liburnya kapan?"

"Kok kamu sudah ngomongin libur sihh sayang, kan kamu sekolah aja belum masuk?" ujar Fino gemas kepada Asya.

"Iya dong papa biar Asya bisa main nanti sama adek Asya ya kan mama?" ujar Asya.

"Kamu udah kasih tau Asya?" tanya Fino kepada Amira.

"Maaf ya mas aku emang kasih tau Asya dulu soal aku hamil, kamu orang ke dua yang tau setelah Asya" ujar Amira.

"Yaudah gapapa sayang itu bukan jadi masalah" ujar Fino kepada Amira.

"Mama, Asya ngantuk huuwwaaiiimmm" ujar Asya sambil menguap.

"Ihh anak papa kalau nguap di tutup sayang nanti ada lalat masuk" ujar Fino sambil membekap mulut anaknya.

"Hehe maaf pa" jawab Asya.

"Yaudah ayo sekarang kita bubuk ya, besok kita lihat adek bayi bareng bareng ya" ujar Fino kepada Asya.

"Lihat adek bayi gimana pa? emang bisa pa?" tanya Asya saat berada di gendongan Fino.

"Bisa dong, besok Asya akan lihat sendiri"

"Mas naik dulu aja ya aku tutup pintu dulu" ujar Amira.

"Hati hati ya sayang, kalau naik ke tangga jangan terburu buru" ujar Fino.

"Iya mas" ujar Amira.

Fino mengantarkan Asya terlebih dahulu ke kamarnya setelah itu sedikit membacakan cerita dongeng yang biasa Amira bacakan sebelum Asya tidur.

Tak lama Asya sudah terlelap dalam tidurnya, Fino pun akhirnya meletakan buku dongeng itu dan perlahan keluar dari kamar Asya untuk menuju ke kamarnya.

"Asya udah tidur mas?" tanya Amira kepada Fino.

"Udah sayang gatau tuhh tumben banget tidur nya cepet, sekarang waktunya mama Asya yang di tidurin" ujar Fino menuntun Amira ke kasur.

"Ihh mas kata kata kamu di rubah dehh kayak ambigu gitu kata kata nya" ujar Amira.

"Ambigu apa sihh sayang, kan bener aku mau tidurin kamu"

"Mas aku lagi hamil lho kalau kamu lupa" ujar Amira mengingatkan.

"Iya aku tau, gak lupa kok. Pikiran kamu itu di bersihkan sayang maksud aku bukan tidurin kamu itu tapi emang mau kelonin kamu aja gak ngapa ngapain kok"

"Ohh gitu, kirain"

"Kamu mikir apa hayo hmm? nakal ya sekarang pikiran nya jelek"

"Ihh kamu mas yang ucapan nya bikin aku kepikiran ke sana"

"Yaudah yaudah ayo tidur" ujar Fino lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka sampai ke batas dada.

Mungkin mulai hari ini Fino akan semakin ekstra menjaga Amira karena dia tidak ingin sampai terjadi apa apa kepada Amira selama masa hamil anak mereka. Fino tidak ingin jika suatu hal terjadi kepada Amira yang bisa mengancam kondisi kehamilan anaknya dan istrinya itu.

To Be Continued

Senin, 16 Januari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang