050

3.4K 148 3
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Setelah beberapa bulan seorang pria tidak menampakan dirinya di hadapan keluarga Fino dan Amira seketika saat ini dia kembali menampakan dirinya kembali.

Pria yang sempat tiba tiba menghilang tanpa kabar dan seketika kembali bersama seorang anak kecil perempuan dan seorang wanita yang berada di sampingnya malam ini.

Pria itu adalah Angga mantan suami Amira yang sudah sepuluh bulan lebih pindah dari komplek ini dan kembali lagi sudah bersama wanita di sisi nya.

"Lama banget saya gak pernah lihat kamu keluar rumah ternyata pindah, terus datang tiba tiba kemari kasih saya undangan. Maksudnya apa?" Tanya Fino dan Angga tertawa remeh.

"Maaf kalau saya tidak sempat berpamitan dengan kalian jika saya sudah pindah rumah" ujar Angga.

"Om Angga jahat ya Pa, masak Nara di pisahin dari Asya" ujar Asya yang sejak tadi selalu lengket dengan sahabat nya itu yang juga sudah lama sekali mereka tidak bertemu apa lagi Nara juga sudah pindah sekolah.

"Maaf sayang Om tidak bermaksud memisahkan kalian" ujar Angga mengusap kepala Asya dan memberikan kecupan di pipi Asya.

"Ehhmm" deheman Amira membuat Angga tersenyum miring.

"Saya sudah tahu semuanya Mira" jawab Angga.

"Asya kamu bawa Nara main gihh ke kamar, kalian main dulu di sana ya" ujar Amira kepada Asya.

"Iya ayo Nara. Aku punya mainan baru lho, ayo aku tunjukin ke kamu" ujar Asya menggandeng tangan Nara untuk mengikuti dirinya ke kamar Asya.

"Tau apa maksud kamu?" Tanya Amira.

"Saya tau kalau Asya anak kandung saya. Saya sudah melakukan tes dna kembali dengan bantuan Felisha kekasih saya. Hasil tesnya menunjukan kalau Asya anak kandung saya" ujar Angga menatap wanita di sampingnya.

Amira yang mendengar ucapan Angga begitu terkejut, jauh berbeda dengan Fino. Fino memang cukup terkejut tetapi tidak seperti Amira karena Fino sudah berfikir lambat laun Angga pasti akan tau dan dia pasti akan memberitahukan kepada Amira dan juga dirinya jika Angga mengetahui fakta sebenarnya.

"Terus mau kamu apa? Saya tidak akan memberikan Asya kepada kamu" ujar Amira.

"Saya tau kalau kamu tidak akan begitu mudah melepaskan Asya kepada saya. Saya cuma mau Asya tau kalau saya adalah papa kandungnya, dan saya tidak akan memaksa Asya untuk tinggal sama saya"

"Jadi Om Angga adalah papa kandung Asya?" Ujar Asya yang membuat semua terkejut dengan kehadiran Asya yang secara tiba tiba itu.

"Sayang kok kamu—" ucapan Amira terpotong sebelum dia menyelesaikan ucapan nya.

"Mama bilang sama Asya kalau papa kandung Asya udah gak ada? Mama bohon sama Asya" ujar anak kecil itu dengan wajah yang menahan tangisnya.

"Asya, papa pernah bilang kan ke Asya. Gak boleh ngebentak mama seperti itu sayang" ujar Fino kepada Asya.

"Mama selalu ngajarin Asya buat gak boleh bohong, tapi mama bohongin Asya Pa hiksss" tangis Asya akhirnya lolos dari mata kecilnya itu.

"Cup sayang anak cantik papa gak boleh sedih, mama lakukan itu karena ada alasan nya sayang" ujar Fino dan membawa Asya kedalam gendongan nya.

"Maafin mama Sya, mama bukan nya mau bohongin kamu. Mama lakukan ini karena mama gak mau Asya jadi kepikiran dan terus tanya tanya soal papa kandung Asya" ujar Amira yang merasa sedih telah membohongi anaknya.

"Mama jahat" teriak Asya dan menangis sesegukan di gendongan Fino.

"Fin boleh saya gendong Asya?" tanya Angga kepada Fino.

"Asya gak mau sama Om. Om sama kayak mama jahat, Om kenapa gak ada di saat mama sama Asya lagi ter puruk hiksss" tangis Asya memeluk Fino dengan erat.

"Hei sayang, papa sudah bilang kan tadi sama Asya pasti semua ada alasan nya. Mama sama Papa Angga itu lakukan ini semua pasti ada alasan nya sayang"

"Alasan apa pa hikss"

"Usia Asya belum cukup untuk mengetahui alasan nya, Asya lupa apa yang selalu papa ajarkan sama Asya?" tanya Fino dan Asya menganggukan kepalanya.

"Apa coba yang papa ajarkan?" tanya Fino

"Asya gak boleh memutuskan hal sepihak sebelum tau kebenaran nya" jawab Asya.

"Pintar ternyata Asya ingat apa kata yang papa ajarkan. Asya minta maaf sama mama sama papa Angga dulu, Asya bilang maaf kalau Asya sudah marah marah"

"Maafin Asya udah marah marah Ma, Om" ujar Asya menunduk sambil memainkan kerah baju Fino.

"Asya boleh gak kalau Om minta peluk Asya?" tanya Angga.

Asya menatap Fino dengan tatapan meminta izin dan Fino menganggukan kepalanya. Asya turun dari gendongan Fino dan setelah itu dia menghampiri Angga.

"Sini nak" ujar Angga merentangkan tangan nya kepada Asya dan Asya perlahan masuk ke dalam pelukan Angga.

Angga merasa tenang saat Asya menerima pelukan Angga dan dia cukup berterima kasih kepada Fino yang sudah mendidik Asya dengan sebaik mungkin.

"Maafin Om ya kalau udah bikin Asya kecewa selama ini" ujar Angga

"Asya yang minta maaf Om, Asya tadi udah marah marah" ujar Asya.

"Gapapa sayang. Om boleh minta sesuatu gak sama Asya?" tanya Angga kepada Asya.

"Apa om?" tanya Asya.

"Om minta mulai sekarang Asya panggil Om sebagai Papa ya, mau gak?" tanya Angga.

Asya lagi lagi menoleh ke arah Fino dan dia bingung haru menjawab apa karena merasa tidak enak kepada Fino yang selama ini sudah menggantikan peran Angga menjadi papa sambungnya.

"Tapi nanti Asya punya papa dua?" ujar Asya kepada Angga.

"Memang kenapa kalau Asya punya papa dua?" tanya Angga.

"Asya gak mau, papa Asya cuma papa Fino. Gak ada yang bisa gantikan Papa Fino" ujar Asya.

Angga tersenyum mendengar jawaban dari Asya rasanya sakit saat mendengar jawaban Asya, dimana dia lebih memilih Fino ketimbang dirinya. Tapi Angga tak boleh egois ini juga salah satu sangsi yang harus dia terima setelah sekian lama meninggalkan Asya dan Amira dulu.

"Kalau begitu begini saja" ujar Fino mendekati Asya dan Angga.

"Bagaimana kalau misalkan Asya tetap panggil Papa Fino dengan Papa, tapi Asya panggil Om Angga sebagai Papi Angga. Bagaimana? jadi Asya punya satu papa dan satu papi" ujar Fino memberikan saran kepada Asya.

"Oke saya setuju, Apa Asya mau panggil Om dengan sebutan Papi?" tanya Angga.

"Asya mau panggil Papi" jawab Asya membuat semua tersenyum.

"Makasih anak Papi" ujar Angga.

"Sama sama Papi" jawab Asya dan nereka saling memeluk.

Setelah itu mereka semua berbincang bincang kecuali Amira yang sejak Asya dan Angga berbaikan dia memilih menjauh dari sana menemani baby Vano di kamar.

"Sayang" panggil Fino kepada Amira saat memasuki kamar.

"Hmm ya kenapa mas?" Tanya Amira.

"Aku lihat dari tadi kamu kayak gak suka lihat Asya deket sama Angga?" Tanya Fino to the point.

"Aku takut Asya lebih memilih tinggal dengan mas Angga dari pada sama aku"

Tbc

Asya udah tau kalau Angga adalah papa kandunganya, itu bertanda jika cerita ini tak lama lagi akan selesai🤭

Bulan Februari udah tinggal besok guys seperti yang author bilang kalau cerita ini bakal end di akhir bulan dan kemungkinan hari ini bakal banyak update dan besok sudah terakhir update 🤭🤭

Di tunggu part part terakhirnya ygy

Thank you
Jangan lupa vote dan komen

Senin, 28 Februari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang