Talking Heart

211 23 1
                                    

Masih di rumah sakit, Haechan sudah mulai pulih dan berniat pulang ke dorm bersama member lainnya. Di sana masih ada Doyoung, Taeyong, Renjun, Jaemin, Kun, Yangyang, Xiaojun dan pastinya Mark.

Mereka setia menemani Haechan sampai ia benar-benar pulih. Mark dan Haechan masih belum memiliki kesempatan untuk berbicara berdua, mereka berniat akan berbicara di dorm setelah semua keadaan sudah membaik.

Mark tidak pernah bisa mengalihkan matanya dari Haechan, entah kenapa dia sangat merindukannya dan hanya ingin terus memandanginya. Melihat Haechan tersenyum, tertawa dan bercanda membuat Mark tidak bisa menahan senyumnya. Sementara Haechan berusaha keras untuk tidak terus menerus melirik Mark. Haechan sangat merindukannya, lebih dari apapun. Dia hanya terus menahan diri untuk tidak lari pada Mark dan memeluknya dengan erat.

Haechan tiba-tiba saja menangis, membuat semuanya terkejut

"Haechan-ah, Kau kenapa? Kau baik-baik saja?" tanya Renjun khawatir

Haechan hanya menggeleng,

"Kau kenapa? Mau kupanggilkan dokter?" tanya Renjun lagi

Haechan menggeleng kedua kalinya sebagai jawaban.

"Haechan, katakan kau kenapa? Jangan membuat kami khawatir" kata  Renjun

Haechan berusaha mengusap air matanya,
"Aku- aku hanya merasa bersalah karena sudah merepotkan kalian" katanya

"Kau ini bicara apa?"

"Kalian disalahkan karena kesehatanku. Aku yang bersalah karena tidak menjaga diriku sendiri. Aku tidak tahu, apa yang kulakukan tertanya tidak hanya menyakiti diriku tapi juga membebani kalian" ujar Haechan

"Maka jangan membiarkan dirimu sakit. Kau tahu siapa yang paling merasakan dampaknya? Itu kau, Haechan. Kau sudah sangat menyakiti dirimu sendiri" kata Renjun yang tahu Mark dan Haechan tidak baik-baik saja karena hal ini.

Haechan hanya diam. Benar, dia sendiri yang merasakan dampaknya. Dia menyiksa diri sendiri dengan jauh dari Mark, tidak bisa berbicara dengannya, sehingga ketahanannya langsung roboh. Kenapa Mark begitu memiliki peran penting untuknya, sangat penting dari siapapun. Jauh sebentar saja hanya menambah sakit dan rindunya.

Renjun tersenyum,
"Sudah jangan menangis! Aku sangat jarang melihatmu menangis, ternyata kau mempunyai hal-hal yang membuatmu bisa menangis ya" kata Renjun seraya mengelap air mata Haechan

"Tentu saja, aku kan juga manusia. Aku juga bisa menangis" kata Haechan yang membuat Renjun terkekeh

"Mau kupeluk?" tanya Renjun
Haechan mengangguk, membuat Renjun memeluknya.

Mereka yang melihatnya hanya tersenyum.

Mark hanya menyaksikan dengan tangisannya yang berusaha ia tahan, namun teta jatuh juga. Mereka tidak tahu dialah yang paling sedih, yang paling merasa bersalah, dan merasakan sakit. Haechannya jatuh sakit dan dia tidak ada untuk menjaganya. Dia ingin sekali bicara pada Haechan, bahwa dia sangat menyayanginya dan berharap Haechan bisa selalu menjaga dirinya sendiri ketika mereka berdua dalam masalah, karena dia tidak bisa selalu menjaga dan berdiri untuk Haechan ketika Haechan sendiri tidak mengizinkan Mark untuk melakukannya.

Mark berusaha menyembunyikan tangisannya dari semua orang, tapi Taeyong mengetahuinya, di memperhatikan Mark yang menangis.

Haechan masih dipeluk Renjun,
"Haechan, apa kau merasa dingin? Kenapa badanmu-" ucapan Renjun dipotong oleh Haechan

"Tidak, aku tidak apa-apa" kata Haechan melepas pelukan Renjun
Renjun diam

"Haechan, saat tiba di dorm nanti kau harus langsung beristirahat. Energimu pasti masih belum sepenuhnya kembali"

Love Between Us - Mark HaechanWhere stories live. Discover now