'Aku tidak bisa tidur. Aku memikirkanmu' kata Mark
'Berhenti memikirkanku dan tidur'
'Besok kita bertemu' balas Haechan'Baiklah'
'Baiklah'
Dengan begitu mereka mengkhiri pesan
.
Paginya Haechan terbangun lebih dulu dari yang lain. Renjun masih tidur di sebelahnya. Haechan mengambil handphone dan mengecek pesan terakhirnya dengan Mark semalam. Mereka pasti akan bertemu nanti. Entah kenapa mereka jadi bertengkar semalam dan berakhir dia menginap di dorm dream, meninggalkan Mark yang sedang mabuk. Mereka selalu berakhir bertengkar. Haechan sendiri yang memulainya, dan Mark bahkan tidak pernah bisa marah padanya.
Haechan melihat-lihat galery foto di handphonenya. Matanya tertuju pada fotonya bersama Mark. Mereka yang saling memeluk, tersenyum, dan lainnya. Terkadang dia yang mengambil foto Mark begitu juga sebaliknya. Di galery handphone banyak sekali foto Mark. Bagaimana Mark bisa setampan ini. Haechan ingin mengelak tapi itu fakta.
Ada foto dimana Mark sedang tersenyum padanya. Foto selfie Haechan, Mark dan Doyoung. Kalau dipikir-pikir Mark memang selalu tersenyum saat Haechan berfoto.
Mark, aku mencintaimu. Haech merasa patah hati mengetahui Mark pergi bersama Renjun. Lagi lagi. Kenapa terkadang dia merasa Mark lebih dekat dengan member lain daripada dirinya. Ia merasa Mark terlalu perhatian pada semua orang, terlebih Renjun. Kalau ia bertanya Mark harus memilih antara Haechan atau Renjun, ia akan membencinya kalau sampai memilih Renjun.
Semalam Mark mencium Haechan. Sebagai bentuk kasih sayang. Lalu, apa Mark juga pernah mencium Renjun. Haechan tidak bisa membayangkan itu.
Renjun terbangun dan melihat Haechan memunggunginya sambil bermain handphone. Renjun ingin melihat apa yang Haechan lakukan. Ia terdiam. Foto Mark, foto Mark bersama Haechan, foto dreamis, foto hyung ilicil. Tapi Haechan lebih banyak melihat foto-foto Mark.
Renjun dibuat tersenyum. Haechan pasti merindukan Mark hyung. Dasar. Sepertinya mereka tidak bisa berpisah walau hanya sehari.
Haechan tidak sadar Renjun memperhatikannya."Haechan? Sejak kapan kau bangun?" tanya Renjun
Haechan langsung meletakkan handphonenya"Baru saja" jawabnya
"Jam berapa jadwal kita hari ini?" tanya Haechan"Nanti siang" kata Renjun
"Apa yang lain sudah bangun?"
"Belum, kurasa. Tapi kurasa hyung ilicil semuanya sudah bangun. Mark hyung juga" kata Renjun
"Ahh, iya mungkin" kata Haechan
"Kau akan bertemu Mark hyung kan hari ini?" tanya Renjun membuat Haechan mengernyit
"Tentu saja"
"Dia pasti ingin bertemu denganmu" kata Renjun. Haechan terdiam
"Kalian bertengkar kan semalam, dia pasti tidak bisa tidur" kata Renjun"Kau berpikir begitu? Menurutmu dia hanya memikirkanku? Tidak, Renjun-ah. Dia punya banyak hal lain yang perlu dipikirkan. Kita hanya bertengkar biasa, tidak akan membuatnya sampai tidak bisa tidur. Lagipula Mark hyung pasti tidak akan sepeduli itu. Kau ini bicara apa" ujar Haechan, berusaha menyangkal ucapan Renjun
Renjun terdiam kemudian terkekeh
"Terserah kau sajalah" katanya"Lagipula kenapa pagi-pagi pembahasan kita harus Mark hyung, seperti tidak ada hal lain yang bisa dibahas saja" kata Haechan
Renjun melihat wajah Haechan yang kesal karena membahas Mark hyung.
Tiba-tiba handphone Renjun berbunyi, Mark menelponnya.