Haechan tengah membeli minuman di sebuah cafe, tiba-tiba dia mendapati ada telepon masuk. Itu dari Doyoung. Dia berhenti memesan dan mengangkatnya
"Halo, hyung"
"Haechan, kau di mana?" tanya Doyoung terdengar panik di seberang telepon
"Aku sedang membeli minuman, ada apa?" tanya Haechan
"Haechan, Mark..." Doyoung berhenti sesaat sebelum melanjutkan
"Kecelakaan"
Ekspresi Haechan berubah drastis mendengarnya
"Apa?" tanya Haechan berharap salah dengar
"Haechan, datanglah ke rumah sakit. Semuanya dalam perlananan ke sana"
Haechan terdiam
"Haechan.. Kumohon hati-hati" kata Doyoung
Haechan hanya berdiri terpaku"Haechan!" teriak Doyoung dari seberang karena Haechan hanya diam tidak ada tanggapan
Haechan tersadar, tanpa menutup telepon ia langsung berlari ke luar cafe dan menuju ke arah mobil.
Haechan sampai di rumah sakit, dia berhenti karena mendengar suara sirine ambulan. Mobil dipenuhi petugas rumah sakit yang membantu mengeluarkan pasien.
Haechan melihat ada Taeyong di sana, membuatnya langsung berlari menghampiri. Tidak mungkin itu Mark.Dia menubruk orang-orang dan mendekati pasien. Betapa terkejutnya ia melihat Mark bercucuran darah di kranda pasien.
Haechan hanya berdiri terpaku menatap tak percaya."Haechan" kata Taeyong
"Mark" panggil Haechan saraya memegang wajahnya, terkejut dan menangis
"Tuan, permisi kita harus membawanya ke dalam" kata suster
Mendengarnya Haechan menangis melihat keadaan Mark. Ia ditarik oleh Taeyong dan Haechan berusaha melepaskannya untuk mengikuti ke mana Mark dibawa.Haechan memegang tangan Mark, tidak peduli darah ikut mengotori tangannya.
"Mark" panggilnya sambil berlari menangis memegang tangan Mark yang tidak sadarkan diri.Haechan bangun dari tidurnya dengan dipenuhi peluh keringat. Dia terdiam sesaat. Mark? Mark kecelakaan.
Haechan berlari ke luar ruangan seraya memanggil-manggil nama Mark."Mark?!" teriaknya
Membuat semua orang terkejutMark yang baru keluar dari kamarnya langsung mendapat pelukan penuh keterkejutan dari Haechan.
"Tidak, tidak, tidak" ucap Haechan seraya memeluk Mark erat"Itu hanya mimpi" kata Haechan yang sudah menangis
Mark yang terkejut setengah mati tidak paham dan hanya mengelus kepala Haechan untuk menenangkannya.
"Haechan, kau tidak apa-apa? ada apa? kau kenapa?" tanya Mark
Haechan hanya terus memeluknya.
"Haechan kau bermimpi apa? Kenapa kau sampai seperti ini?" tanya Mark
Mark berusaha melepaskan pelukan Haechan dan menatapnya.
"Haechan"Haechan hanya diam. Dia masih dipenuhi keringat. Pandangannya kosong
Semu orang yang menatap mereka juga terheran-heran
"Bawa dia ke sini, Mark" ujar Doyoung
Mark membawanya duduk, Doyoung memberinya minum.
"Kau ini membuat kami terkejut setengah mati. Tidak biasanya kau begini" kata Doyoung
Haechan masih memandang kosong, nafasnya belum teratur