Affect

258 28 0
                                    

Sepanjang hari itu, Mark jatuh sakit.
Dia hanya berbaring di kamar nya.
Dokter sampai dipanggil ke dorm ilicil dan menginfusnya.

Haechan pun yang paling banyak merawat Mark. Melakukan semua yang dokter instruksikan untuk merawatnya.

Haechan mengecek suhu tubuh Mark, dan mengompres kepala nya berulang kali. Ia telah membuatkan makanan dan menyuapi Mark pelan-pelan. Ia juga yang membeli obat dari resep dokter, dan membuat Mark meminumnya.
Sepanjang hari terus seperti itu.

Haechan duduk di samping Mark yang tertidur.
Ia menggenggam tangan Mark dan memandangi wajahnya, menangis diam-diam.

Ia tahu semua ini adalah kesalahannya.
Dia tidak tahu dirinya sudah kelewat batas dan membuat Mark jatuh sakit.
Taeyong pun sampai menyalahkan dirinya.

Kenapa Mark sampai seperti ini? Haechan pikir semua itu hanya pertengkaran biasa. Tapi ia mendapati hal ini terjadi, itu berarti semua yang ia katakan dan lakukan pada Mark sudah sangat menyakitinya. Ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, dan bertanggung tawab penuh atas apa yang terjadi pada Mark.
Maaf, Mark.

Taeyong, Doyoung dan Jhonny masuk ke dalam kamar, untuk melihat keadaan Mark. Haechan langsung menghapus air matanya.
"Bagaimana keadaan Mark, Haechan?" tanya Jhonny

"Ehm, Suhu nya masih belum turun, hyung" jawabnya

"Kau sudah memberinya obat?" tanya Jhonny lagi

Haechan mengangguk, "Iya"

"Sekarang, kita hanya bisa berdoa, semoga saja suhu tubuh Mark bisa cepat turun" ujar Doyoung

"Iya, semoga saja" Jhonny menganggapi

Taeyong menatap Haechan sedari tadi, ia ingat dia sudah membentak Haechan. Dia mengelus kepala Haechan,
"Haechan, kau sudah makan?" tanyanya

Haechan mendongak, terkejut "Aku akan makan sebentar lagi, hyung"

"Kau harus makan sekarang. Aku sengaja membawakan makanan untukmu. Karena aku tahu kau pasti belum makan" ujar Taeyong membuka bungkusan plastik makanan

"Ini, makanlah!" Taeyong menyodorkan makanan tersebut

Haechan menatap Taeyong sebentar sebelum mengambil makanan tersebut. Dan hanya menatapnya.

Taeyong tersenyum, dan ikut duduk di pinggiran kasur.
"Haechan, kau sudah merawat Mark tanpa henti, kau juga harus menjaga kesehatanmu" ujarnya dan menyodorkan sesendok makanan ke depan mulut Haechan

Haechan menatap,

"Jangan membuat Mark khawatir saat dia tahu kau belum makan" kata Taeyong
Haechan langsung melahap suapannya.
Taeyong berhenti menatap dan beralih pada Mark. Kemudian bangkit berdiri,

"Aku tidak pernah melihat Mark sakit seperti ini. Dia terlihat kuat, tapi ternyata bisa sakit juga. Dia pasti selalu menahan banyak hal di hati dan pikirannya. Entah sejak kapan dia sudah menahannya" ujar Taeyong sedih

Haechan terdiam, berkaca-kaca

"Mark pasti kelelahan. Dia butuh beristirahat banyak. Aku ke luar dulu, ya" ujar Jhonny sebelum keluar dari sana

"Lanjutkan makanmu, Haechan!" ujar Taeyong yang dibalas anggukan oleh Haechan.

Beberapa menit kemudian, Taeyong dan Doyoung masih di dalam kamar Mark.
Taeyong duduk di samping Mark yang berbaring, memerhatikan wajahnya

Tiba-tiba air mata Mark keluar saat dia terpejam.
Taeyong terkejut,
"Mark?" ujarnya pelan

Doyoung menoleh dan mendekati mereka
Taeyong mengusap air mata Mark yang keluar.
"Apa yang kau sembunyikan? Kenapa kau sampai menangis seperti ini?" tanyanya pelan

Love Between Us - Mark HaechanWhere stories live. Discover now