***
⚠️🔞⚠️
Gue langsung angkat kaki, menaiki motor dengan tergesa, kemudian hengkang dari tongkrongan diiringi teriakan Hagan yang bertanya ada apa. Gue turunkan kaca helm sebelum menaikan kecepatan kendaraan dan mulai membelah dinginnya angin malam di jalanan. Shit. Gue pikir Anaya enggak sampai sejauh itu dalam menyakiti diri sendiri. Gue pikir dia sekadar sering nangis hebat tengah malam sampai dadanya sesak. Ternyata sekarang dia berani melukai fisik. Jujur, gue makin takut. Anaya yang kerap bernarasi tentang ingin menyerah, gue ngeri dia beneran merealisasikan niatan gilanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Second Lead
Teen Fiction"Gue menaruh lo di puncak prioritas, sementara nama gue ada di urutan terakhir dari sekian hal penting dalam hidup lo. Gue yang menganggap lo terlalu berharga, atau cerita di antara kita memang enggak seistimewa yang gue kira?" Tentang Fabian yang...