**– Jangan lupa vote, komen & follow!
[Happy Reading🗝]
"Kebanyakan orang akan berpura-pura cuek dan tidak peduli tapi dalam hatinya baik sekali begitupun sebaliknya, dan sialnya manusia lain menganggap itu munafik!
Jadi bagaimana, apakah selama ini kalian juga munafik?"
****
Key duduk menatap lama pada layar ponselnya yang mati di lantai teras depan rumah yang dingin, tidak ada niatan beranjak dari posisinya padahal sudah jam setengah enam sore dan ia masih mengenakan seragam sekolah.
"Heh! Ada kursi kenapa duduk dilantai?"
Key mendongak menatap kakaknya Devan yang berjongkok dihadapannya sejenak lalu kembali menatap layar ponselnya seolah layar hitam itu lebih menarik baginya.
"Gapapa." jawab Key dengan nada pelan.
"Lo nangis?" Devan menarik dagu Key agar gadis itu menatapnya.
"Siapa buat lo nangis?"
"Nggak, gak ada!"
"Bohong dosa."
"Yang bilang berkat siapa?"
Devan berdecak kasar, ia malas berbicara dengan Key jika gadis itu terus menyahuti omongannya. Ia beranjak dari hadapan Key dan masuk ke dalam rumah.
Key terus menatap ponselnya sambil beberapa detik menyalakan layar ponsel tersebut lalu ia biarkan mati sendiri, ia terus mengulang kegiatan itu beberapa kali sampai jenuh dan menundukan kepala lalu menaruh keningnya pada kedua lutut yang ditekuk.
Untuk berjalan masuk ke dalam rumah saja rasanya Key malas sekali, tenaganya sudah habis terkuras hari ini dengan menangis.
"Key."
Key mengangkat wajahnya menatap ke depan tepatnya di dekat motornya, berdiri Denis sembari tersenyum padanya. Cowok itu mengenakan hoddie berwarna navi dengan celana jeans pendek selutut, tak lupa sendal sampan hitam kebanggaannya.
Cowok itu berjalan kearah Key lalu duduk disamping gadis itu tanpa disuruh. "Kok masih pake seragam?"
"Kok udah duduk? Kan belum gue suruh." Bukannya menjawab pertanyaan Denis, Key malah balik bertanya dengan memasang wajah jutek.
"Bodo, suka suka gue lah!" jawab Denis tak acuh.
Sementara itu didalam rumah Devan terus mendumel tidak jelas sembari duduk di sofa ruang tengah, cowok itu mengibas-ngibaskan baju yang ia pegang ke punggungnya, hal itu membuah Reyvan yang berada disebelahnya juga ikut terkena kibasan baju cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEY
Jugendliteratur"𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚢𝚊, 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚍𝚒𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊." (Key)van Sagitta A. Gadis penyuka musik. Baginya hidup hanyalah sia-sia yang...