35. ♐🎶

133 12 8
                                    

**– Jangan lupa vote, komen, follow dan share cerita ini ke teman-teman kalian.
**– Minta tolong bantu tandain typo ya!

[Happy Reading🗝]

"Kesalahan terbesarmu adalah pergi meninggalkan seseorang yang padahal tak pernah berpikir untuk beranjak seujung kuku pun darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesalahan terbesarmu adalah pergi meninggalkan seseorang yang padahal tak pernah berpikir untuk beranjak seujung kuku pun darimu."


****


Matahari pagi baru menampakan wujudnya menyudahi malam yang panjang, membari kehangatan dalam dinginnya embusan angin timur yang cukup kencang. Nyaman adalah kata paling pas untuk menggambarkan rasa hangat di balik selimut dini hari yang membungkus tubuh yang lelah setelah melewati dunia kemarin.

Di dalam kamarnya yang dingin akibat tiupan angin pagi yang masuk melalui jendela dan pintu balkon yang terbuka lebar tidak membuat hiruk-pikuk di kepala Keyvan mereda.

Sepanjang malam gadis itu tidak dapat memejamkan matanya walau hanya sejenak. Key duduk menghadap meja belajarnya dengan kedua tangan yang ia gunakan sebagai tumpuan menopang kepalanya yang terasa berat, wajah yang terlihat lelah, kantung mata yang menghitam, air mata yang terus mengalir, kamar yang berantakan, dan botol obat serta isinya yang berserakan diatas meja. Key benar-benar frustasi kali ini.

Ia hanya ingin mempunyai pikiran yang selalu jernih dan tidak berisik, ia hanya ingin menjalani hidup layaknya orang normal tanpa harus memikul banyak beban, ia hanya ingin tidur dengan nyenyak seperti yang dirasakan banyak orang diluar sana tapi ternyata itu lebih susah dari yang ia bayangkan. Selalu tentang keluarga, masalah percintaan yang tak kunjung selesai membuat ia merasa tolol, ditambah dengan penyakit Lieberty yang kembali kambuh dan sekarang ia tidak diperbolehkan melihat keadaan cowok itu yang sedang kritis di rumah sakit.

Terkadang Key berpikir sepertinya bunuh diri bukanlah hal yang buruk untuk menenangkan pikiran, tapi sisi warasnya selalu menampar ia dengan kenyataan lain dan tanggung jawab yang sudah ia ambil sejak awal.

Suara ketukan pintu kamar terdengar cukup keras lalu disusul suara Blessing yang memanggil Key, suaranya lebih ke membangunkan Key yang ia kira sedang tertidur.

Dengan cepat Key menghapus airmata dan membenarkan penampilannya lalu bergegas membuka pintu.

"Apa?" tanya Key begitu ia keluar dari kamarnya dan kembali menutup pintu, sengaja ia lakukan itu agar Blessing tidak melihat keadaan kamarnya yang berantakan.

Blessing tersenyum tipis begitu melihat Key baik-baik saja, "udah bangun ternyata."

"Siap-siap gih! Nanti kita berangkat sekolah bareng." kata Blessing lagi sebelum akhirnya pergi dari hadapan Key.

"Gitu doang?"

Spontan Blessing menghentikan langkahnya dan kembali berbalik kearah Key, "jangan nangis lagi, ya! Kakek sama Papa bakal keluar kota hari ini."

KEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang