48. 🎶♐

130 14 6
                                    

**– Jangan lupa Vote komen dan follow akun wattpad aku ya!
**– Sama minta tolong bantu tandain typo😁

[Happy Reading🗝]

"Ternyata kebenaran di lahirkan untuk di salahkan, keutuhan di ciptakan untuk di patahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata kebenaran di lahirkan untuk di salahkan, keutuhan di ciptakan untuk di patahkan. Supaya apa?
Supaya manuis tidak lupa kalau mereka cuman manusia."
–KEY, 2019

"Dan pada akhirnya Tuan Putri memilih bersama penjahat daripada mencari Pangeran yang lebih sepadan dengannya."


****

Keyvan membuka mata, tersadar dari tidur panjangnya. Hal pertama yang ia lihat adalah gelap, Keyvan menoleh kearah balkon saat kilatan cahaya dari luar menembus masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Sepertinya di luar sedang turun hujan.

Keyvan bangkit dari tempat tidur dan berjalan pelan kearah pintu lalu memencet sekring lampu begitu lampu dikamarnya menyala ia langsung melirik kearah jam wekker diatas meja belajarnya yang sudah menunjukan pukul 11 malam.

Ia duduk bersandar di meja rias sambil diam sejenak, mengembalikan nyawanya yang masih di awang-awang lalu beberapa saat kemudian ia bergegas mandi dan bersih-bersih. Setelah semua selesai Keyvan turun ke lantai bawah niatnya mau makan malam tapi ia urungkan niatnya saat melihat Alvan, Papanya sedang duduk di meja makan sambil membaca sebuah kertas.

Keyvan berbalik hendak kembali ke kamarnya tapi baru selangkahia mengayun langkah ia kembali berhenti karena mendengar suara Papa yang seolah sedang bicara dengannya.

"Mau kemana? Sini!" ucap Alvan tanpa menoleh ke bekalang.

Mendengar Papa menyuruhnya untuk mendekat membuat Keyvan sempat ragu.

"Buatkan saya kopi." Suruh Papa Alvan.

"I-iya," Keyvan bergegas cepat ke dapur untuk membuatkan kopi pesanan Papanya.

Jujur ini pertama kalinya ia membuatkan kopi untuk Papa, biasanya yang selalu membuatkan kopi untuk papanya adalah Ivany mamanya. Mungkin hari ini Alvan sedang berbaik hati padanya. Mungkin!

Begitu kopinya selesai dibuat Keyvan langsung membawakan secangkir kopi panas dan meletakkannya diatas meja tepat disebelah tangan kanan Alvan. Bersamaan dengan itu sebuah amplop putih terjatuh dari saku jas yang Alvan kenakan, Buru-buru Keyvan berjongkok untuk mengambil amplop tersebut yang jatuh di bawah kolom meja, saat ia ingin bangkit berdiri untuk mengembalikan amplop tersebut, gerakannya terhenti saat tak sengaja membaca namanya tertera di bagian belakang amplop.

KEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang