45. 🎶♐

123 13 2
                                    

**– jangan lupa vote komen dan follow aku wattpad aku ya!
**– Aku minta tolong bantu tandain typo boleh kan?!😁

[Happy Reading🗝]

"Kini aku harus memilih antara pergi karena tersakiti atau diam dan disakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kini aku harus memilih antara pergi karena tersakiti atau diam dan disakiti."
–Keyvan Sagitta A.

"Ini hidupmu. Tidak ada orang yang pantas atas apapun di dalam hidupmu selain kamu sendiri. Jangan selalu berpatokan pada apa kata orang, tapi berpeganglah pada apa yang dikata dan diyakini dirimu sendiri bahwa itu lebih baik untukmu,
karena terkadang tidak semua orang mempunyai selera yang bagus terhadap diri dan kehidupanmu."




****


Key menatap kearah luar jendela kelas. Langit siang ini tampak menggelap dengan awan hitam menggumpal menutupi cahaya matahari yang panas menyengat. Sepertinya akan turun hujan lagi! Itu yang terlintas di pikiran Keyvan sekarang.

Jika biasanya di kelas Keyvan duduk di bangkunya yang berada di deret paling belakang pojok kiri, maka jam pelajaran Matematika kali ini Keyvan duduk di deret belakang pojok kanan. Ia duduk dibangku milik Bima dan Ongky yang biasanya sering kali berganti-ganti orang, kadang Rendy kadang Aldy ataupun siswa yang lainnya, tapi kali ini Keyvan disuruh oleh Pak Suganda untuk menempati tempat duduk Bima.

Di depan sana Pak Suganda sedang membahas contoh soal Matematika dengan suara lantang dan penuh semangat, meskipun begitu Keyvan sangat yakin jika tak ada satupun siswa yang dengan serius mendengarkan penjelasan beliau. Walaupun kini semua mata siswa tertuju padanya tapi pikiran mereka di luar ruangan semua, termasuk Keyvan sendiri yang sedari tadi terus melirik kearah luar jendela.

Ia terlalu malas untuk belajar matematika di siang hari seperti ini, otaknya tidak akan bisa mencerna apa yang di terangkan di depan sana.

"Sial!"

Key menoleh ke samping saat mendengar umpatan dari Ongky yang secara tiba-tiba ditunjuk untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Sejenak Keyvan kembali menatap kertas di atas mejanya yang penuh dengan cakaran angka dan rumus matematika,  lalu tanpa ragu ia mengambil kertas itu dan menyodorkannya pada Ongky.

"Bawa kertas cakaran punya gue aja dulu buat ditulis didepan, gue udah selesai."

Awalnya Ongky terlihat ragu."terus nanti lo gimana?!"

"Gue masih bisa tulis lagi jawabannya." ucap Key setengah berbisik.

Akhirnya Ongky maju ke depan dengan membawa kertas cakaran milik Keyvan dan menyalin hasilnya di papan tulis, sedangkan Keyvan di belakang kembali merobek kertas buku bagian tengah miliknya dan kembali mengerjakan soal yang diberikan Pak Suganda di papan tulis.

KEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang