**– Jangan lupa vote, komen dan follow akun wattpadku ya!! **– Tolong bantu tandain typo ya guys hihi..!!
[Happy Reading🗝]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Surga dibawah telapak kaki ibu." (Syarat dan ketentuan berlaku!)
"Terkadang kita berusaha mati-matian mewujudkan sesuatu yang kita inginkan, akan tetapi ketika semuanya telah diberi malah kita tidak mensyukurinya."
"Kalian harus ingat bahwa sebagian besar kehilangan terjadi karena kurangnya bersyukur." – KEY 2019
****
"Gue salah satu orang yang diam diam nyimpan perasaan buat Key."
"maksud lo?"
"GUE JUGA!"
Kompak Aldo dan Elton menengok ke belakang.
"Maaf sebelumnya El! Tapi, gue juga punya perasaan yang lebih dari sekedar teman buat Key!" aku Vicky.
****
Jadi lo udah tau soal perasaan Aldo sama Vicky?
Denis menyodorkan satu kaleng minuman kopi instan kepala Elton. Saat ini keduanya sedang berada di teras depan rumah Denis.
"Gimana?" Denis bersandar di tiang teras.
"Apanya?" Elton balik bertanya.
"Tanggapan lo soal ini! Keyvan udah lo kasih tau?"
Elton Menghela napas berat, "Keyvan belum tau soal ini dan jangan sampe dia tau. Cuman dia yang gue mau kalo dia pergi dari gue atau diambil sama orang lain gue harus gimana? Kacau man!"
Elton memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana lalu ia yang sedang duduk di undukan anak tangga mendongak menatap langit malam yang gelap. "Gue pernah kehilangan tapi gak sesakit sekarang, Keyvan masih sama gue tapi.. gue udah takut ditinggal duluan padahal kan belum tentu terjadi ya!"
Elton terkekeh menatap Denis, "Keyvan berarti banget buat gue, tapi kalo suatu saat terjadi apa-apa sama gue titip Keyvan ya! Tolong jagain dia."
Denis hanya diam menatap bola mata Elton, rasanya tidak asing dengan kata-kata Elton barusan, ia pernah mendengarnya. "Lo ngomong apa sih, hah? Lo gabakal kemana-mana tetap disini jagain Keyvan. Awas lo kalo ninggalin Keyvan lagi! Ga bakal gue kasih maaf. Denis mengalihkan tatapannya.
Elton menarik Denis untuk duduk disebelahnya menepuk pundak Denis beberapa kali lalu ia merebahkan tubuhnya di lantai yang dingin. "Udah dari lama gue suka sama dia tapi kenapa baru kemarin kita pacaran?"
