**– Jangan lupa vote, komen, share dan follow akun wattpad aku ya!
[Happy Reading🗝]
"Jika kita mencintai seseorang, berusahalah untuk tampil apa adanya karena cinta sejati selalu dapat menerima kelebihan dan kekurangan kita."
****
Suasana ruang kelas XII Bahasa hari ini sangat riuh dengan hiruk pikuk para siswa yang baru saja selesai dengan acara siswa Dharma Nusa dari jam 7 pagi tadi hingga jam 10 sekarang ini.
"Keeyyyy.... Ke kantin nggak?" Teriak Audia dari tempat duduknya sembari memoles bedak padat ke wajah.
"Pergi, soalnya lapar banget gue dari pagi belum makan." sahut Key dari arah meja guru, gadis itu sibuk mengikat tali sepatunya yang lepas.
Selesai mengikat tali sepatunya, Keyvan lebih dulu keluar dari dalam kelas menunggu Audia selesai berdandan dengan mengobrol bersama teman lainnya yang kebetulan sedang ngadem di depan lorong koridor kelas.
Setelah selesai memoles bedak, Audia keluar dan berdiri di depan pintu sambil mengikat kembali rambutnya agar tidak terlihat berantakan.
"Udah cantik, Au." Celetuk Rendy tiba-tiba, cowok itu duduk tepat disamping pintu kelas membuat Audia menoleh.
"Bedak gue udah pas, belom?" Tanya Audia random menunjukan wajahnya sambil bersuara pelan.
"Udah Au, pas!" Rendy mengacungkan jempolnya.
"Yang bener aja lo? Ntar ada yang keliatan belang lagi." Ujar Audia tidak percaya dengan Rendy yang notabenenya adalah cowok yang suka bermulut manis dan berbohong.
"Aelah Au, kagak percayaan amat lu sama temen sendiri. Lagian sebelum lo nanya ke gue lo udah ngaca berapa kali coba?" Rendy menggerutu kesal, heran sekali ia kepada gadis satu ini.
Audia itu anaknya totalitas banget kalau soal make up dan merawat diri. Apapun itu harus terlihat sempurna dimatanya, ia bahkan harus bercermin berulang kali hanya untuk memastikan bahwa tidak ada hal kecil sedikitpun yang mengganggu atau merusak penampilan diri dan wajahnya.
Soal capek atau bosan karena terus-terusan bercermin? Bagi Audia tidak ada kata capek ataupun bosan karena kegiatan itu sudah menjadi kebiasaan yang menurutnya menyenangkan. Baginya sehari saja ia tidak melihat cermin rasanya ia tidak sanggup. Bahkan gadis itu seringkali dimarahi guru yang sedang mengajar di kelas karena lebih memperhatikan cerimn ditangannya daripada memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran didepan kelas. Sudah banyak kali juga cermin mini miliknya disita oleh guru tapi tetap saja kebiasaan itu tidak bisa ia hilangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEY
Teen Fiction"𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚢𝚊, 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚍𝚒𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊." (Key)van Sagitta A. Gadis penyuka musik. Baginya hidup hanyalah sia-sia yang...