Mendengar perkataan Niel tentang Perjanjian Darah dengan Pangeran Hilmar tanpa sepengetahuannya, Leon sontak mendelik lalu menarik kerah baju Niel kearahnya dengan cepat.
"Apa-apaan?! Perjanjian darah? Ini tidak sesuai dengan rencana kita." tegas Leon dengan wajah yang memerah karena kesal.
Niel memutar kedua bola matanya malas lalu mendorong badan Leon kuat agar ia menjauh darinya.
"Diamlah! Jelas aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan jika aku melakukan ini, aku tak peduli tentang rencanamu untuk mendapatkan Darah murni." ketus Niel sembari balik badan lalu mengambil sebuah gulungan kertas dari dalam tasnya.
Leon sangat terkejut mendengar perkataan Niel. "Sial. Dia berhasil menjebak ku." batinnya.
Dengan gulungan kertas itu ditangannya, Niel pun berjalan kearah Hilmar dengan tenang.
Sedangkan Hilmar kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam dan penuh kedengkian. Niel berdeham seraya tersenyum kearah Hilmar.
"Tak perlu khawatir. Setelah kau menandatangani surat ini dengan darahmu..."
Anak berumur delapan belas tahun dengan rambut hitam dan mata biru itu pun membuka gulungan kertas yang berisikan surat yang terlihat sudah sangat kusam dan berwarna kecoklatan. Tinta yang ada di tulisan surat itu juga terlihat sudah memudar.
"...semuanya akan berakhir." lanjutnya.
Hilmar masih tertegun. Matanya lalu perlahan melirik kebawah dimana surat itu berada. Melihat Hilmar yang terlihat hendak membaca isi dari surat itu, Niel sontak mendekat lalu menutup tulisan di kertas itu dengan tangannya.
"Tidak perlu membacanya. Hanya akan membuang-buang waktu saja." kata Niel. Ia khawatir jika Hilmar membaca isi darı keseluruhan surat tersebut, Hilmar akan berubah pikiran. "Kau pikir aku bodoh?! Lepaskan tanganmu, aku harus tahu apa isi dari surat ini sebelum melakukan perjanjian darah denganmu!" seru Hilmar seraya menghempaskan tangan Niel dari kertas yang tengah ia genggamnya.
"Perseteruan antara Krugen dengan Kerajaan Luminera akan berakhir sepenuhnya. Termasuk semua hal dan manusia yang secara sengaja maupun tak sengaja terlibat didalamnya, apabila Kerajaan Luminera mengerahkan seluruh kekuasaan dan takhtanya pada..."
"Kerajaan Xannider..."
Suara Hilmar semakin kecil dan gemetaran setiap kali ia mengucapkan kalimat yang ada didalam surat itu.
"Ini tak boleh terjadi. Semuanya akan sangat kacau jika ini benar-benar terjadi." batin Justin yang masih menyaksikan seluruh adegan menegangkan itu. Ia merasa seperti ia harus segera bertindak, namun satu kesalahan fatal dapat mengacaukan semuanya.
"Lalu... Bagaimana dengan Darah Murni? Penerus ketua Krugen?" ucap Leon kasar pada Niel.
"Bagaimana apa maksudmu? Soal itu semua kan urusanmu, bukan urusanku." balasnya ketus.
"Dasar kau pengkhianat kecil!" gumam Leon. Tiba-tiba api terlihat muncul dari mata Leon. Seakan-akan ia siap untuk menerjang Niel dengan seluruh kemampuannya.
"Bagaimana? Apa kau sudah puas membaca surat itu, Pangeran?" tanya Niel pelan.
Hilmar hanya terdiam. Matanya melihat sekelilingnya dengan seksama. Semua hal yang terjadi pada keluarganya dan teman-temannya hanya agar anak ini mendapatkan ia inginkan? Sangat mengerikan. Hilmar tak tahu apa lagi yang harus ia lakukan disaat seperti ini.
Apakah memang hanya ada satu cara untuk menyelesaikan ini semua seperti apa yang dikatakan Niel?
Jika memang seperti itu, itu artinya...

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasy[Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaan Luminera a...