"Tolong!"
"Roh-roh itu menyerang raja dan ratu!" seru Justin pada Rui yang saat ini tengah sibuk melakukan ritual segel seperti yang sudah ia lakukan sebelumnya.
"Diam lah, aku sedang fokus!" balas Rui.
Ia masih terus mengarah ke semua roh yang terbang di dalam ruangan. Roh-roh yang menggila itu telah merusakkan semua barang yang ada didalam ruangan Penobatan. Kaca di jendela hancur, darah berceceran dimana-mana, dan banyak sekali bangsawan yang sudah terkena serangan roh, mereka hanya dapat tergeletak lantai saat ini.
"Sial..." batin Rui. Ia kebingungan karena ritualnya untuk menyegel roh itu tak kunjung berhasil.
Sementara itu, Sebastian saat ini tengah menggunakan sihir gelembung pelindung pada Violet, Llea, Rui dan Justin untuk melindungi mereka dari serangan roh. Sebastian melihat sekelilingnya. Mencari tahu alasan ritual Rui tak kunjung berhasil. Matanya lalu tertuju pada satu sosok berjubah hitam yang tengah melayang di atas taman kerajaan, ia dapat melihatnya dari pintu ruang Penobatan yang saat ini tengah terbuka lebar.
"Itu dia!" batinnya.
Otaknya berjalan dengan mulus, memikirkan strategi untuk melumpuhkan satu krugen yang mengendalikan para roh itu.
"Aku punya ide..." batinnya, lalu menghela nafas panjang.
"Andai kak Zack ada disini, pasti akan lebih mudah karena kemampuan pemberiannya adalah pikiran..."
Sebastian lalu duduk menyilang di lantai, masih didalam sihir gelembung pelindungnya.
"Tapi tak apa, aku akan tetap mencoba menggunakan sihir pengendalian pikiran..." batinnya sembari mulai memejamkan matanya.
Ia menarik nafasnya dalam lalu membuangnya, ia berusaha untuk masuk ke dalam pikiran Krugen itu, namun ia tak menemukan tanda-tanda berhasil, karena seharusnya tak lama lagi wajah orang yang ingin ia kendalikan muncul dibenaknya. Tapi kali ini tak ada apapun. Ia tak dapat fokus di situasi seperti ini.
Lagi-lagi ia mengendalikan nafasnya dan saat ia kembali memejamkan matanya, kali ini ia melihat sosok berjubah hitam yang melayang membelakanginya dengan posisi yang sama dengan Krugen yang ia lihat sebelumnya.
"Berhasil!" batinnya. Lalu saat sosok berjubah hitam dibenaknya berbalik badan kearahnya, ia langsung merapalkan mantra,
"Wotsi tsikpe me abe agakpe ene!"
(membeku bagai batu!)
'BRUK'
Llea dan Violet menoleh ke arah sumber suara, diluar ruang Penobatan. Mereka menyadari Krugen yang sebelumnya melayang diatas taman Kerajaan itu telah terjatuh kebawah dan tak sadarkan diri secara tiba-tiba.
Sebastian membuka matanya lalu melihat Rui. Rui pun tersenyum setelah berhasil menyegel para roh dengan mantranya dan mengubah mereka menjadi batu yang terpisah-pisah di dalam ruang penobatan, berbeda dengan sebelumnya yang dalam keadaan menyatu.
Sebastian pun melepas sihir pelindungnya, mereka semua kini dapat bernafas lega, pertarungan mereka dengan para roh dan krugen telah berakhir, meski kondisi disekitarnya menjadi sangat kacau balau.
Sebastian memeluk erat Violet lalu mencium keningnya. "Kau baik-baik saja, kan?" Violet menganggukkan kepalanya lalu tersenyum ke arah Sebastian.
"Justin!" seru Llea menghampiri Justin.
Justin pun menoleh. "Llea, apa kau terluka?"
Justin terlihat khawatir, ia lalu berjalan mendekati Llea. "Aku tak apa. Kita harus membawa raja dan ratu Luminera ke ruang rawat." Justin mengangguk setuju.
![](https://img.wattpad.com/cover/327290933-288-k310944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasy[Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaan Luminera a...