Hari ini Dyah Putri Tribuana sedang melihat lihat pasukan yang sedang berlatih di alun alun. Dengan pedang kayu, para Prajurit saling berhadap hadapan dan saling serang. Beberapa diantaranya menunggu giliran untuk bertanding. Cakra tampak serius melihat para Prajurit anak buahnya. Disampingnya, Putri berdiri santai dengan tangan terlipat dibelakang sambil membawa pedang. Mereka begitu serasi sekali.
Saat ini latihan para Prajurit terus di tingkatkan. Dibawah kepemimpinan Ibunda suri Rajapadmi, Majapahit mulai menggalakkan penyatuan seluruh Nusantara. Hal ini dikarenakan ada ambisi dari negara Mongol yang berencana menguasai dunia. Cepat atau lambat pasukan dari negeri Cina itu pasti akan menyerang kerajaan kerajaan kecil Nusantara. Ini sangat menghawatirkan. Atas saran Cakra, diputuskan untuk lebih dulu menguasai kerajaan kerajaan kecil di seluruh Nusantara supaya bisa mengimbangi kekuatan negeri Mongol.
Cakra sendiri aga merasa bersalah dengan Gajahmada. karena dalam kehidupan di masa depan, pernah merasa tidak respect dengan Gajahmada. Menurut Cakra, aksi Gajahmada itu dalam menguasai Nusantara dengan sumpah Palapa itu adalah bentuk penjajahan. Ternyata itu semua malah usulnya. Gajahmada, meskipun berkedudukan lebih tinggi tetap mendukung dan setuju dengan gagasan Cakra. Kalau Putri ngikut apa kata Cakra. Sedangkan bunda ratu yang mulia Rajapadmi setuju setuju saja. Rajapmi sendiri sebenarnya tidak begitu cakap menjadi Ratu. Dia ingin Kedudukan Ratu di pegang oleh Putri. Putri sendiri setuju, tapi dia minta waktu dua tahun hidup bebas bersama Cakra sebelum dibebani tugas sebagai seorang Ratu.
Selain itu kerajaan kerajaan kecil Nusantara cepat atau lambat akan runtuh karena korupsi dan beberapa pejabat kerajaan yang sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Selain untuk membesarkan wilayah Majapahit, tujuan penyatuan kerajaan kerajaan kecil dibawa dan Nusantara bermaksud untuk menguatkan Nusantara dari rongrongan negeri Mongol yang terkenal kejam menyengsengsarakan rakyat. Seandainya kerajaan Mongol menguasai Nusantara maka habis sudah Majapahit!. Dibawah kepemimpinan Majapahit ketertiban di mulai. Majapahit bertekad menyatukan nusantara bukan untuk menguasai, tapi untuk melindungi kerajaan kerajaan kecil dari kebengisan mongol. Dua kekuatan besar di daratan timur adalah Mongolia dan Majapahit.***
Cakra sedang memberikan arahan kepada salah satu pelatih prajurit ketika datang Prajurit bayangkara menghadap.
Mohon ampun Gusti Cakra dan tuan Putri, ada Raden Wiratama ingin menghadap" kata si Prajurit usai menghaturkan sembah.
"Wiratama? Adikku?" Tanya Cakra meyakinkan.
"Benar Gusti"
Cakra menoleh kearah Putri.
Putri hanya mengangkat bahu.
"Sepertinya belum waktunya Wiratama mengabdi dimajahit" gumam Cakra.
"Mungkin ada keperluan lain?" Duga Putri.
"Suruh dia masuk" titah Cakra.
Siprajurit segera menghaturkan sembah setelah mohon diri.Wiratama muncul dari belokan jalan disudut salah satu bangunan istana dekat alun alun.
Tampak tergesa menghampiri kakandanya dan putri yang berdiri menanti."Kang mas, Gusti Putri" sapa Wiratama sambil menghormat.
"Apa kabar wirat? Kenapa kamu datang dengan tergesa dan kebingungan" tanya Cakra.
Wiratama pantas aga tergesa dan panik, karena saat ini dia datang dengan Ana gadis aneh yang mengaku adik kakaknya. Yang mana berarti Ana juga Adiknya. Wiratama ingin memastikan bahwa gadis yang datang bersamanya itu bukan gadis gila atau semacamnya. Wiratama begitu yakin ayahandanya tidak mungkin diam diam punya gundik ataupun wanita simpanan apalagi selir. Tapi Ana memang mempunyai wajah yang mirip kangmas Cakra.
"Kang mas, ada yang ingin bertemu" ujar Wiratama.
Cakra menatap Wiratama dengan pandangan bertanya.
"Kemarilah!" Panggilnya Wiratama.
Cakradara dan Dyah Putri menoleh kearah ujung jalan dimana muncul sosok gadis mungil dengan senyum cerah ceria.
"Hai!" Dengan ceria seorang gadis muncul dari ujung jalan. Ana dari tadi menunggu ngumpet dibawah pohon beringin yang tumbuh rindang berjejer di pinggir alun alun.
Dada Ana bergemuruh hebat membayangkan bertemu kakaknya dan Putri.
Tapi Ana memang pembawaannya selalu ceria. Dengan menarik nafas menguatkan mental dia keluar. Dan ...
"HAI!" Ana tersenyum ceria. Melambai tangan.
Meskipun berdandan norak, Putri langsung mengenali Ana, apalagi Putri baru 4 tahun berpisah dengan Ana dan Mama.
Cakra tertegun, raganya mang empat tahun berpisah dengan Ana. Tapi jiwanya terlahir di jaman Majapahit 25 tahun yang lalu. Jadi butuh sedikit waktu bagi Cakra untuk memastikan gadis didepannya itu adalah Ana.A....ana!" Putri nyaris tersedak ludahnya sendiri.
"Kak Putri... Kak Cakra!"
"Ana!". Dan Ana menghambur memeluk Putri.
Tangis merekapun pecah. Haru rindu dan tidak percaya namun nyata. Gadis didepannya memang Ana, gadis yang dulu suka usil namun ngangenin._________
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgasana Untuk Sang Putri TAMAT√
Ficción históricaSetelah resmi menjadi suami istri ternyata ada aja masalah yang dihadapi Cakra dan Tribuana. Kali ini dalam pengembaraannya menikmati bulan madu seorang penguasa wanita muda dari kadipaten Sadeng jatuh hati pada Cakra. Terus bagaimana sikap Tribua...