Waoza tau lawanya tidak sehebat wanita bangsawan yang itu. Tapi kekuatan pedangnya sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Jelas pedangnya itu pedang pusaka. Bukan sekedar pedang besi biasa. Bersinar kemerahan. Hawa panas pedang itu terasa membakar. Waoza adalah wanita tangguh. Dia tidak pernah memilih lawan. Baiklah! Jika kamu ingin mati aku dengan senang hati akan membunuhmu. Setelah itu dia! Wanita yang telah meremehkan aku. Kalian berdua harus mati!.
Batin waoza.Waoza sedikit melihat celah ketika melihat Niluh melompat ke udara seperti kupu kupu yang melayang. Memghindari sabetan pedangnya. Waoza tau ketika musuhnya itu turun dia akan fokus pada kakinya untuk berpijak. Waoza mengarahkan pedangnya tepat ke dada Niluh. Sementara Niluh memijak tanah.
Niluh pernah mendapat serangan seperti itu dari Putri. Waktu latihan. Dan dia tertipu. Waktu itu Niluh memilih melenturkan tubuhnya hingga seperti bengkok kebelakang hingga kayang. Dan ketika dia tegak tangan Putri mendarat di dadanya. Itu kelengahan yang nyata. Belajar dari pengalaman latihan bersama Putri; Niluh memilih menangkis pedang Waoza. Dan mengalirkan tapak Geni ketangan kiri.
Niluh tau lawanya bukan Putri. Jadi dia tau Waoza benar benar ingin menancapkan pedang itu didadanya. Satu kesempatan kecil baginya. Sekarang atau tidak sama sekali. Ketika pedang mereka bertemu telapak tangan nya sepenuhnya dialiri tapak Geni. Dengan cepat meringsek maju dengan posisi pedang beradu namun telapak tangannya menghantam ulu hati Waoza. Dan ...."Bruk!!!" Tubuh Waoza jatuh terpelanting dan terguling. Ketika telapak tangan Niluh tepat mengenai dadanya.
Niluh belajar dari Putri bagaimana cara menyerang lawan. Jika tadi dia memilih melenturkan tubuhnya dia akan lolos dari pedang Waoza. Tapi dia tidak bisa menyarangkan pukulan mautnya. Tapi jika dia bisa menangkis pedang Waoza dia tau Waoza akan sedikit lengah. Karena terlalu yakin pedangnya mengenai sasaran.Waoza merasa tubuhnya terbelah. Sakit dan nyeri diulu hatinya. Rasanya panas didadanya tembus sampai tulang iga yang melindungi jantung dan hatinya. Jantung dan hatinya terasa panas dan sakit. Panas dan sakit beneran. Bukan dalam arti kiasan. Berusaha bangkit dengan bertopang pada pedangnya. Pandangan matanya kabur menatap nanar dua wanita yang juga menatapnya. Penasaran bagaimana para wanita bangsawan itu memandanya. Apakah tersenyum senang? Mengejek atau bersorak dengan kematiannya yang sebentar lagi tiba?. Ramia terbatuk. Darah segar keluar dari batuknya.
Kemudian terjatuh tanpa sempat bisa berdiri. sambil menatap nanar dua wanita yang sepertinya tetap menatapnya. Perang masih berkecamuk disekitarnya.
Ramia tau sebentar lagi dia akan mati. Mati dengan penasaran. Penasaran siapa wanita yang membunuhnya itu? Siapa wanita bangsawan yang meremehkannya itu?.Jadi ini yang dinamakan mati penasaran? ...
Kemudian gelap.***
Niluh tau Waoza tidak mungkin bisa selamat dari pukulan Tapak Geni. Niluh sebenarnya iba melihat musuhnya itu meregang nyawa. Terbesit keinginan untuk menolongnya. Tapi dia akan berdosa. Berdosa pada para prajuritnya yang baru saja dihabisi Waoza. Dan ini perang. Jika kalah berarti kamu mati!.****
Perang terus berkecamuk. Menjelang sore pasukan Majapahit menarik diri. Demikian juga pasukan gabungan Timor Bali. Sangat sulit bertarung ditengah kegelapan. Tentu saja tidak ada yang mau repot-repot nyalain obor buat perang.
Selama jeda para prajurit yang terluka dan tertolong di kumpulkan dan mendapatkan perawatan. Ada barak Kusus untuk mereka.
Putri tau perang ini mungkin akan berhari hari bisa seminggu. Mungkin?. Karena pertahanan pasukan Timor memang kuat.
Tapi Putri yakin dalam tiga hari jika mereka tidak menyerah atau kabur istana akan jatuh. Kecuali adalah keajaiban besar datang. Seperti datangnya bantuan orang orang Timor dari kerajaan kerajaan jajahan Timor lainya. Seperti Bima Dompu rote Ende dan kerjaan sekitar Bali lainya.
Tanpa Putri sadari keajaiban yang dia pikirkan memang akan benar benar terjadi. Bahkan keajaiban itu jauh melebihi bayangan-nya._____________
Vote komen dan share ya KKk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgasana Untuk Sang Putri TAMAT√
Fiksi SejarahSetelah resmi menjadi suami istri ternyata ada aja masalah yang dihadapi Cakra dan Tribuana. Kali ini dalam pengembaraannya menikmati bulan madu seorang penguasa wanita muda dari kadipaten Sadeng jatuh hati pada Cakra. Terus bagaimana sikap Tribua...