Putri Mengigau

114 12 2
                                    

Cakra apa yang di tulis Ana?" Putri menatap lekat lekat kertas yang dibacanya.
"Haaa...?!" Cakra terkejut dengan pertanyaan Putri. Memutar bola matanya. Menatap tidak percaya.
"Aku pikir kamu benar-benar bisa membacanya?!"
Putri tersenyum malu. Aku bisa... Ini aku ingat betul ini dibaca kak Cakra dan ini kak Putri".
Cakra terseyum geli.

"Hanya itu?" Cakra mengejek. Itu bukan membaca tapi kamu menghafal."

Putri tertawa malu.
Ketahuan bucin dah. Yang dihapal cuman namanya dan nama Cakra. Hadeh.
"Sini..." Cakra merangkul istrinya dari belakang. Ikut memegang kertas dalam genggaman Putri. Sengaja menempelkan pipinya di pipi Putri.
"Ana Bilang:  kak Cakra aku pamit dulu. Kak Putri aku cinta  kak Putri" ucap Cakra. Tidak sama persis yang ditulis sih, tapi secara garis besar emang gitu tulisannya.
"Pamit?!" Putri mendongak,
menoleh kebelakang. Berusaha menatap Cakra.
"Iya... Putri kembali ke masa depan"
"Yaaaaahhh.... " Putri tampak begitu kecewa.
"Setidaknya dia aman sekarang dan kita jadi ada banyak waktu" Cakra berbisik di telinga Putri.
"Kapan ya Ana kesini lagi?" Putri berharap.
Cakra hanya menggeleng. Tapi aku yakin Ana akan lebih sering kesini". Tangan Cakra mulai kemana mana.
"Cakra....." suara Putri parau ketika Cakra mulai menggigit lehernya.
"Jangan tinggalkan bekas merah" suara Putri tenggelam.

****

Putri tidur dengan tenang.
Sementara Cakra tidak bisa terpejam. Tangannya membelai pipi Putri. Menyusuri hingga ke-rambut. Masih tidak menyangka jika tokoh terkenal Majapahit yang dulu dia pelajari disekolah ternyata adalah istrinya sendiri. Dyah Tribuana Tunggadewi; Ratu agung Majapahit.
Hidup seperti mimpi.

"Cakra! ...." Putri sepertinya mengigau.

"Hem..." Cakra menatap Putri heran. Ini untuk pertama kalinya Putri mengigau.
Putri meraba raba lehernya. Mengecek anggota tubuhnya. Cakra menatap bingung.
Ini Putri ngigau apa bangun sebenarnya?

Kamu tidak meninggalkannya- kan?"
"Apa?"
Bekas merah!"  Putri Putri kembali pulas.
Cakra tersenyum geli.
Ngigau macam apa itu? Ngigau kok jelas banget omongannya?

Tapi detik berikutnya Cakra panik melihat beberapa bercak di dada istrinya.

Gak apa apa cuman di dada?.
Cakra menenangkan diri.
________________
Update cuman 311 word... Soalnya udah mulai end

 

Singgasana Untuk Sang Putri TAMAT√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang