Tiga cara berbeda berpindah jaman

194 17 4
                                    

"Apakah itu mungkin kang mas?" Tanya Wiratama yang dari tadi diam saja karena kebingungan.
Ana baru saja bercerita tentang perpindahannya dari masa depan kemasan lalu. Semua takjub dengan cerita Ana. Jika tidak mengalaminya sendiri mungkin Cakra maupun Putri tidak akan percaya. Tapi itulah kenyataannya. Tiga orang berpindah jaman dengan cara yang berbeda beda. Putri datang kemasa depan akibat dr strangs salah membaca mantra waktu membantu Peter Parker. Cakra datang kemasa lalu setelah meninggal kecelakaan dan jiwanya nempel pada raga yang baru. Sedangkan Ana datang ke masa lalu dengan metode teleportasi. Artinya hanya ana yang  datang dengan sengaja. Dan dr Strange akan menariknya kembali tiga bulan kemudian. Jadi tidak heran jika Wiratama menganggap omongan Ana seperti orang membual.

Semua orang menoleh ke Wiratama sekarang. Dari tadi Wiratama terlupakan. Bahkan Cakra sampai lupa tidak bertanya kabar Wiratama dan ayah bundanya juga tujuan Wiratama datang menemui mereka. Padahal Wiratama datang bersama adiknya Ana. Kebetulan yang aneh.
Cakra jadi tidak enak dengan Adik laki lakinya tersebut.
"Eh Wirat, aku sampai lupa ingin tau tujuan kamu menemui ku. Iya, yang dikatakan Ana itu semua benar, dia datang dari masa depan. Mungkin itu mustahil, tapi Ana memang berasal dari masa depan. Oh ya bagaimana kamu bisa datang bersama Ana?" Tanya Cakra.
"Saya tidak sengaja bertemu dengannya  didusun Weling. Pagi pagi buta sudah berkeliaran dijalan dengan pakaian aneh itu..."
"Enak aja bilang pakaian aneh! Ini aku beli mahal di Shopee!  inden hampir dua Minggu!" Sela Ana ga terima.

Emang ada yang tau shopee ya? Cakra mungkin masih ingat.

"Berhentilah mengatakan hal hal yang tidak ada di jaman ini Ana, biar kamu tidak dianggap gadis aneh" tegur Cakra.
Ana patut kesal dengan Wiratama, habisnya dia harus berkuda  berdua dengan Wiratama selama perjalanan. Padahal aslinya Wiratama jauh lebih malu.  Kalau bukan Ana ngaku ngaku adik kangmas Cakra ga Sudi Wiratama menolong Ana.

"Wirat! Ada keperluan apa Kamu jauh jauh dari Bali kesini? Apakah ada pesan dari Guru dan apakah kamu mampir ketumapel?" Tanya Cakra.
"Ini berkaitan dengan rencana Majapahit menguasai Bali" jawab Wiratama. "Oh ya Ibunda kangen dengan kang mas"
"Sebenarnya aku dan Dinda Putri berniat berkunjung tidak lama lagi"
"Wah jadi kak Cakra punya ayah dan ibu di jaman ini? Pasti dipungut ya?" Tebak Ana.
"Sudah ku bilang aku lahir dijaman ini, hanya saja ingatan kakak utuh dengan ingatan  kakak didunia masa depan. Aku ingat waktu kita hidup bersama di masa depan!" Jawab Cakra kesal.
Ana manggut-manggut sok ngerti.
"Eh... bagaimana nasib Rara Santang, dia jadi nikah dengan pangeran dari Cirebon?" Tanya Putri keluar dari topik pembicaraan.
Cakra menatap kecut istrinya itu.
"Kenapa Putri jadi ikut ikutan ga nyambung kaya ana sih?"

Putri tersenyum malu dilihatin Cakra.

"Cuman penasaran"  Putri tersenyum kecut melihat Cakra menatapnya kesal. 
"Banyak hal penting yang harus kita tahu dari Ana, kenapa menanyakan hal ga penting?"

"Sebenarnya itu penting kan?" Bisik Putri ditelinga Ana takut kedengaran Cakra.
"He em" Ana mengangguk antusias.
"Mungkin dia iri" bisik Ana.

"Ana bagaimana kabar mama? Apa sepeninggal kakak kalian baik baik saja?" Cakra mengabaikan bisik bisik Putri dan Ana.
"Tentu saja kami tidak baik baik saja sepeninggal kak Cakra... Tapi...ya sudahlah ga usah diingat! Mama baik-baik saja kok. Tujuanku kesini juga ingin memastikan kakak hidup bahagia bersama kak Putri. Ngomong ngomong kak Putri dan kak Cakra sudah menikah ya? Waaaahh selamat ya kak Putri" ujar ana sambil meluk Putri. Putri mengangguk senang.
"Maafkan kak Putri ya Ana, aku yang jadi penyebab kalian bertiga berpisah" ucap Putri tulus.
"Eh nggak kok... Santai, ini emang udah takdir, yang penting sekarang kita baik baik saja. Mama titip salam buat kak Putri" jawab ana.
Cakra menatap Putri dan Ana kesal. Kenapa sepertinya Ana lebih senang bertemu Putri daripada dia? Dia kan kakak kandungnya?. Hadeh.
"Putri, sebaiknya suruh dayang menyiapkan kamar untuk Ana. Kalian bisa bergosip sepuasnya, Aku perlu berbicara dengan Wiratama. Banyak yang harus kujelaskan pada adikku".
Ucap Cakra akhirnya.
Cakra sengaja membiarkan Putri melepas kangen dengan Ana. Cakra juga perlu berbicara banyak dengan Wiratama, menjelaskan kebingungannya dan juga tujuan jelas Wiratama keistana Majapahit.
_________
Vote dan komentarnya kkk...

Singgasana Untuk Sang Putri TAMAT√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang