BAB 51

1.4K 136 10
                                    

" iya. aku mau menikah dengan Mas Aldo "

Mendengar kalimat itu keluar dari mulut ashel, Pak Aldo langsung berdiri memeluk tubuh ashel erat. Ia mencium pucuk kepala ashel sambil terisak, menangis bahagia.

" mas aldo nangis ?" tanya ashel karena mendengar Pak Aldo terisak.

" engga. mas cuma seneng " jawab Pak Aldo, terus memeluk erat tubuh ashel. Tapi ashel ragu dengan jawaban pak aldo. Ia menatap wajah Pak Aldo untuk memastikan, membuat Pak Aldo membalas tatapan ashel dengan senyuman di wajahnya.

Mereka kemudian saling menatap satu sama lain, lalu berciuman.

Tak disangka, dua orang yang memperhatikan mereka juga ikut mengeluarkan air mata. Maudi sangat bahagia, dia tidak menyangka bisa melihat ashel sebahagia sekarang.

" annata lho, pantes bahagia " ucap Maudi, tangannya berusaha mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Sedangkan Aldi juga ikut menangis, entah kenapa meski perasaannya sakit melihat orang yang ia cintai dipinang pria lain, tapi ia senang melihat wajah ashel yang sangat bahagia.

Tapi pria berponi yang tadi menyapa Pak Aldo melihat pak aldo dan ashel dengan wajah bingung.

" apa anna udah tahu?" pikir pria tersebut.

" tapi kenapa tadi Aldo larang gue ketemu anna yah? "

Tidak memikirkan hal itu terlalu jauh, pria berponi itu ikut bahagia melihat aldo dapat bersama perempuan idamannya sewaktu remaja, apalagi setelah kejadian itu Aldo sedikit berubah.

" gue ikut selametin aja ah " ucap pria tersebut ketika melihat Aldo dan ashel selesai berciuman.

Melangkahkan kaki mendekati Aldo dan ashel, tiba-tiba sebuah tangan menahannya. Dia langsung menengok ke arah pemilik tangan tersebut.

" kathrine ?? " ucap pria tersebut kaget.

" lho ikut gue !!" ucap Atin tanpa basa-basi menarik tangan pria berponi tersebut menjauh dari Pak Aldo dan ashel.

Atin membawa pria itu keluar dari kantor, terus berjalan menuju taman. Pria tersebut tidak berontak, dia terus mengikuti Atin.

Setelah sampai di taman, Atin melepaskan genggaman tangannya, melihat wajah sosok di depannya.

" plakkk..." Atin menampar pipi pria tersebut dengan keras.

" anjing kathrine, sakit! " ucap pria tersebut refleks memegang pipi kanan bekas tamparan Atin.

" pantes buat lo floran karena hampir aja ngehancurin acara tadi " teriak Atin.

" lah gue salah apa? " tanya Floran tidak mengerti, tangannya masih memegang pipi kanannya.

" emang aldo belum ngasih tahu lo yah? " Atin balik bertanya.

" engga, tadi gue mau nyapa anna malah ditarik sama aldo, tapi dia nggak ngomong apa-apa soal anna " jawab Floran, tangannya kini mengelus pipi bekas tamparan Atin.

" sakit bego pipi gue " dengus Floran.

" untung gue bawa lo ke sini kalau enggak bisa hancur semua. "

" kenapa sih lo kathrine? Lo sama aldo pada kenapa dah, terus aldo lamar anna, emang anna udah tahu soal... " Floran tidak melanjutkan perkataannya karena melihat Atin yang hanya terdiam. Ia langsung mengerti.

" lo gila, kalian berdua belum ngasih tahu anna " ucap Floran kaget melihat ekspresi Atin.

" terus kenapa aldo lamar anna parah... kalian parah " Floran menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya dengan semua yang terjadi.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang