BAB 62

1.2K 95 6
                                    

---

Ashel sedang duduk di sofa kepalanya bersender di bahu Pak Aldo, ketika sedang asyik menonton sebuah adegan film di TV, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Mas, ada yang mau aku omongin," ucap Ashel.

"Apa?" ucap Pak Aldo, memperhatikan.

"Kamu masih ingat nggak sama Tante Chika?"

Pak Aldo mengerutkan dahinya berusaha mengingat. "Oh iya, ingat. Kenapa?" tanya Pak Aldo.

"Aku mau jujur, tapi kamu jangan marah, ya,"

Ashel mengangkat kepalanya dari bahu Pak Aldo, kini posisi badan Ashel menghadap Pak Aldo.

"Mana mungkin Mas bisa marah sama kamu, sayang," jawab Pak Aldo sambil tersenyum jail.

"Ih, serius. Aku serius. Kamu jangan marah," ucap Ashel cemberut.

Pak Aldo tersenyum, ia sangat gemas melihat wajah Ashel yang menurutnya sangat lucu. "Iya, Mas nggak akan marah. Emang ada apa, sayang?" ucap Pak Aldo, mencium bibir Ashel singkat.

"Emm... Tante Chika sebenarnya bukan tante aku, dia mamah Aldi."

Ashel mengatakan hal itu dengan perasaan takut.

Pak Aldo seketika terdiam, berusaha mencerna arah pembicaraan Ashel. "Ok, terus," sambung Pak Aldo.

"Aku sebenarnya udah lama kenal Aldi, terus dia udah pernah nembak aku," lanjut Ashel.

Wajah Pak Aldo mulai berubah ekspresinya, menunjukkan ia tidak suka dengan hal yang baru saja ia dengar. "Kenapa kamu baru jujur sekarang?" ucap Pak Aldo dingin, membuat Ashel semakin tidak karuan.

"Aku takut kalau aku jujur, Mas bakal marah," ucap Ashel, menggigit bibir bawahnya berusaha menahan tangis.

"Terus, kamu kira sekarang Mas nggak marah?"

Setelah Pak Aldo mengatakan itu, air mata Ashel tidak bisa lagi terbendung.

Pak Aldo yang berusaha menjaili Ashel menjadi tidak tega. "Ha ha," Pak Aldo tertawa karena berhasil menjaili Ashel.

"Mas bercanda doang, sayang. Jangan nangis," ucap Pak Aldo berusaha menenangkan Ashel yang menangis sesegukan.

Pak Aldo menangkap pipi Ashel, menciumi pipi kiri dan kanan tersebut dengan lembut. "Maafin Mas, ya. Mas cuma bercanda kok, mana mungkin Mas marah sama kamu," ucap Pak Aldo, mengusap air mata di pipi Ashel.

"Ih, Mas Aldo," ucap Ashel kesal lalu membelakangi Pak Aldo.

Pak Aldo langsung memeluk tubuh Ashel dari belakang. "Mas percaya sama kamu, sayang. Kamu jangan pernah takut buat cerita masalah apapun sama Mas," ucap Pak Aldo, menyakinkan, mengeratkan pelukan di tubuh Ashel.

Mendengar itu, Ashel merasa lega. Ia membalikan tubuhnya menghadap Pak Aldo sambil tersenyum. "Satu lagi, Mas, kemarin Tante Chika minta ketemu sama aku di rumahnya. Mas ijinin aku nggak?" tanya Ashel.

"Ada Aldi," ucap Pak Aldo.

"Gak tahu. Lagian sekarang aku sama Aldi udah jadi teman."

Pak Aldo berpikir sejenak lalu menjawab, "Boleh."

"Makasi ya, Mas," ucap Ashel gembira. Ia mencium pipi Pak Aldo singkat.

"Tapi Mas ikut ya," lanjut Pak Aldo.

"Iya," jawab Ashel.

Setelah itu, mereka kembali menonton film. Senja mulai berganti malam ketika Ashel dan Pak Aldo tiba di rumah Kakek Harlan.

"Mas mau mampir dulu boleh?" pinta Pak Aldo.

"Boleh," ucap Ashel lembut.

Ketika mereka berdua memasuki rumah, mereka melihat Anin yang duduk di sofa, melihat ke arah mereka dengan ekspresi tidak suka. Dia kemudian bangun dan pergi menaiki tangga.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang