BAB 7

1.4K 117 0
                                    

Malam ini Ashel sedang bersantai di sofa, sesekali tertawa melihat kartun yang ia tonton. Finn dan Jake menampilkan adegan di mana Finn ditolak oleh Princess Bubblegum.

"Ah, NT," gumam Ashel sambil tersenyum.

Namun, ada sesuatu yang terasa aneh. Seperti ada yang ia lupakan. Sesekali ia mencoba mengingat kembali apa yang mungkin ia lupakan. Sambil berpikir, Ashel mengambil handphone dan mencoba membuka akun Twitternya (@ashalia__), namun sebelum akun tersebut terbuka, ia tiba-tiba ingat. Dengan cepat, ia membuka aplikasi WhatsApp untuk mengecek apakah Aldi aktif atau tidak.

"Yes, aktif. Apa gue kirim pesan atau telepon sekalian?"
Hati Ashel menjadi gundah. Ia bingung, apakah harus menelpon atau hanya mengirim pesan saja.
"Lebih baik gue telepon aja deh," tekad Ashel sudah bulat. Ia pun langsung menekan tombol panggil.

TERSAMBUNG

"Hai, Shel," suara cowok terdengar dari sambungan telepon.
"Hai, Di," jawab Ashel, suara pelan dan canggung. Ia merasa sedikit malu karena harus memulai percakapan, tetapi ia ingin meminta maaf pada Aldi atas perlakuannya siang tadi.

"Loe nggak lagi sibuk, Nelpon gue?"
"Emm... Aldi, gue minta maaf banget soal siang tadi. Gue suer, gue nggak maksud kaya gitu," kata Ashel dengan tulus.

"Iya, gue tahu, gue juga minta maaf tadi, nonaktifin HP."
"Ngapain lo sekarang, Shel?" Aldi bertanya.
"Nggak lagi ngapain-ngapain, gue lagi nonton aja," jawab Ashel sambil berusaha memindahkan saluran TV yang sedang ia tonton.

"Oh ya, kalau gue lagi... menghitung bintang."
Ashel tersenyum mendengar itu. Ia merasa heran, apakah masih ada cowok yang suka menghitung bintang di zaman sekarang.
"Tapi Shel, malam ini ada yang aneh. Jumlah bintangnya kurang satu dari malam kemarin."

"Ha? Kok bisa sih, Di?" Ashel penasaran, kenapa jumlah bintang bisa berkurang.
"Iya, soalnya satu bintang itu lagi nelpon gue."
Kedua pipi Ashel memerah mendengar hal itu.
"Apa sih, Di? Gombal, gue nanya serius juga."

"Gue serius, emang lo itu kaya bintang."
"Udah ah, gue matiin teleponnya nih," Ashel kesal dengan Aldi yang terus menggombalnya.

"Please, jangan dimatiin teleponnya, ok? Kali ini gue serius. Besok weekend, lo ada acara nggak?"
"Nggak ada sih, emang kenapa?"
"Oh..." Aldi terdengar kecewa, tapi Ashel tidak terlalu menghiraukannya.

Ting tong!
Suara bel pintu menghentikan percakapan mereka.
"Shel, gimana?" tanya Aldi, heran karena Ashel tidak menjawab ajakannya tadi.
"Bentar ya, Di, gue buka pintu dulu. Soalnya ada bel," jawab Ashel, sambil bergerak menuju pintu.

"Oh, tapi teleponnya jangan dimatiin, ya!" pinta Aldi dari ujung telepon.

"Iya," jawab Ashel sambil berjalan ke pintu. Ia membuka pintu, dan tubuhnya langsung kaku saat melihat siapa yang berdiri di depannya.

"Pak Aldo?" Nama itu refleks keluar dari mulutnya, suaranya sedikit gemetar.
"Hai, Ashel," ucap pria di depannya dengan nada datar.

"Ashel, siapa Pak Aldo?" suara dari Aldi yang terdengar jelas melalui telepon membuat Pak Aldo mengalihkan pandangan ke handphone yang ada di tangan Ashel. Seketika, Ashel merasa panik dan buru-buru mematikan panggilan tersebut, lalu memasukkan handphone-nya ke dalam kantung celana.

"Apakah saya mengganggu?" tanya Pak Aldo, karena Ashel hanya diam dan terkejut berdiri di depan pintu tanpa menjawab. Tanpa menunggu izin, Pak Aldo langsung melangkah masuk ke apartemen Ashel.

"WHAT... Pak, tunggu!"
Ashel terkejut dan mencoba menghalangi Pak Aldo yang masuk ke apartemennya tanpa izin. Namun, Pak Aldo tetap melangkah, tampaknya sudah terbiasa dengan kehadirannya yang tanpa batas di ruang pribadi orang lain.

"Pak, kenapa bisa di sini? Ada keperluan apa?" tanya Ashel dengan gugup, berusaha menahan agar tidak terdengar terburu-buru.
Pak Aldo tidak menjawab, malah melangkah lebih jauh ke dalam apartemen Ashel. Suasana semakin mencekam.

---

Perasaan Ashel semakin terombang-ambing antara rasa takut dan bingung. Sementara itu, Aldi yang masih ada di telepon, mungkin tidak menyadari apa yang terjadi di sisi lain. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana Ashel akan menghadapi kedatangan Pak Aldo yang tiba-tiba itu?

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang