BAB 12

1.3K 102 2
                                    

"Kita naik mobil, lho aja Shel," Aldi langsung mengatakan itu ketika mereka keluar dari restoran.

"Lah, terus mobil lho ditinggalin di sini?" tanya Ashel melihat mobil Aldi yang terparkir di sebelah mobilnya.

"Iya, gak seru kan kalau kita naik mobil masing-masing? Tapi itu juga kalau lho mau, atau lho mau naik mobil gue?" jawab Aldi.

"Enggak mau ah, udah aja kita naik mobil gue," Ashel membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi penumpang.

"Lho yang bawa, ya Aldi!"

"Siap, apa sih yang enggak buat Ashel?" ucap Aldi, kemudian duduk di kursi pengemudi, lalu ia menengok ke arah Ashel.

"Apa?" tanya Ashel.

"Lho cantik, Shel."

"Ah, stop... Aldi!" rengek Ashel menyenderkan badannya ke jok.

"Ha-ha..." Aldi tertawa kecil mendengar rengekan Ashel, kemudian ia menginjak gas mobil.

Di sepanjang jalan, Ashel terus melihat bangunan-bangunan yang mereka lewati. Ia merasa belum pernah melihat bangunan tersebut. Aneh, ia bahkan tidak mengetahui kemana mereka pergi, tapi percaya begitu saja dengan Aldi.

"Aldi, apa masih jauh? Lama banget sih nyampenya," Ashel mulai merasa sedikit kesal karena sudah duduk terlalu lama di kursi mobil. Hal itu membuat badannya terasa pegal.

"Gue udah pegel banget nih."

"Sabar ya Shel, bentar lagi kita nyampe kok."

"Bener?"

"Iya, coba lho lihat tempat itu!" tunjuk Aldi menggunakan telunjuk kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang stir.

Tempat yang ditunjuk Aldi adalah sebuah rumah tua berdesain Eropa.

"Lho, bawa gue ke rumah tua?" tanya Ashel melihat Aldi dengan tatapan bingung.

"Tenang aja, Shel. Tempat ini enak kok," jawab Aldi singkat.

Tiba di tempat tersebut, Aldi mulai memarkirkan mobilnya. Setelah itu, ia turun dari mobil, menunggu Ashel yang tak kunjung turun dari mobil, membuat Aldi heran.

"Shel, lho mau diam di dalam mobil terus?"

"Emm, bentar, Aldi, gue cari HP gue dulu. Lho masuk duluan aja, nanti gue nyusul!"

Ashel sebenarnya ragu untuk mengikuti Aldi, ia berpura-pura sibuk mencari HP-nya.

"Tadi gue lihat HP lho ada di dashboard mobil, Shel."

"Oh iya, gue lupa," ucap Ashel, kemudian mengambil HP-nya.

"Ayo, Shel, turun!" ucap Aldi membuka pintu mobil. Dengan terpaksa, Ashel turun dan mengikuti Aldi dari belakang.

Saat mereka tiba di pintu rumah tua, Aldi mulai membukanya. Tak disangka, rumah tua itu bukanlah sebuah rumah biasa melainkan toko buku. Hal itu membuat Ashel kaget. Ia mulai mengintip ruangan toko buku tersebut dari belakang punggung Aldi. Melihat itu, Aldi langsung tersenyum dan menarik tangan Ashel agar masuk ke dalam.

Setelah berada di dalam, toko tersebut terlihat sangat klasik. Rak-rak buku berjajar dengan sangat rapi, menampung buku-buku yang jumlahnya sangat banyak.

Jari-jari Ashel mulai menyentuh buku yang berjajar. Tak ada satu debu pun yang hinggap di buku-buku tersebut. Hal itu membuat Ashel kagum, pasti ada orang yang merawat buku-buku ini setiap harinya.

"Shel, lho suka gak tempat ini?" Aldi menanyakan Ashel yang asyik melihat buku yang berderet.

Pertanyaan Aldi membuat Ashel melihat wajah Aldi dengan senyuman manis.

"Lho sering datang ke sini?"

"Iya, kalau gue bosan, gue sering datang ke sini buat metime."

"Toko buku ini nyaman banget, Aldi, lho tahu dari mana?"

"Gue tahu tempat ini dari internet."

"Internet?"

"Iya, waktu itu gue lagi cari buku klasik. Buku itu susah banget buat dicari offline, terus gue coba searching di internet dan internet malah rekomendasikan tempat ini."

Aldi mengambil sebuah buku dari rak dan menunjukkan buku tersebut ke Ashel.

"Itu buku yang lho cari?"

"Iya, ini dia. Lho penasaran gak sama isi buku ini?"

Melihat buku yang ditunjukkan Aldi, Ashel sedikit penasaran karena cover dari buku tersebut terlihat menyeramkan.

"Itu buku horor?"

"Kalau lho mau tahu, gimana kalau kita baca bareng-bareng?" tawar Aldi.

"Ok."

"Ayo sini, lho ikut gue!"

Aldi berjalan menuju meja baca yang berada di samping jendela. Ketika orang duduk di sana, mereka bisa melihat keluar dengan jelas. Dari jendela, terlihat kendaraan lewat dari kejauhan.

Aldi kemudian duduk di kursi tepat di samping jendela, melihat itu, Ashel duduk di kursi yang berada di depan Aldi.

"Kok lho duduk di sana, sih, Shel?"

"Emang gue harus duduk di mana?"

"Kan kita mau baca bareng, lho duduk di sini!" tunjuk Aldi berdiri dari duduknya dan memegang kursi di sampingnya.

"Enggak ah, kan duduk di sini juga tetap bisa baca bukunya."

Mendengar hal itu, Aldi bangun dan duduk di samping kursi Ashel.

"Ok, kalau gitu gue duduk di sini."

Aldi kemudian membuka sampul buku yang menampilkan sosok yang menyeramkan. Tangan Ashel langsung menarik baju Aldi.

"Aldi, serem banget, udah ah, gue gak mau baca."

"Gue pikir lho berani."

"Aldi!!"

"Iya, iya, fine, gue tutup bukunya."

Akhirnya, Ashel melepas tangannya dari baju Aldi.

"Ping!" bunyi pesan masuk, tapi Ashel tidak menghiraukannya.

"Ping!" "Ping!" "Ping!" Bunyi pesan terus masuk, hal itu membuat Aldi kebingungan karena Ashel tidak membuka pesan tersebut.

"Shel?"

"Biarkan aja, pesannya pasti gak penting."

"Tapi, Shel..."

"Trit...trit...trit..." bunyi panggilan masuk memotong ucapan Aldi.

"Tuh kan, Shel, siapa tahu pesan itu penting sampai nelpon juga. Mending lho angkat dulu teleponnya."

"Iya deh, bentar ya, Aldi, gue angkat telepon dulu." Ashel langsung mengangkat panggilan tersebut, sedangkan Aldi kembali membuka buku yang tadi ditutupnya.

"ANNA!"

Suara dari sambungan telepon itu membuat Ashel berdiri dari tempat duduknya. Aldi menengok ke arah Ashel, sedangkan Ashel buru-buru mematikan panggilan itu.

"Aldi, sorry banget, gue harus pergi sekarang."

"Kenapa?"

"Sorry banget ya, Aldi, lho bisa pulang sendiri kan?" Ashel berjalan menuju pintu keluar.

"Shel, tunggu!" Aldi mengejar Ashel sampai ke parkiran.

"Sorry banget, gue benar-benar minta maaf. Makasih buat hari ini," Ashel memandangi wajah Aldi dengan sedih.

"Iya, makasih juga lho mau meluangkan waktu lho bareng gue. Jangan lupain hari ini, yah."

"Aldi, gue..."

"Gue ngerti, tenang aja, nanti gue ke restoran naik ojek online," ucap Aldi membuka pintu mobil Ashel.

Ashel langsung masuk ke dalam, kemudian Aldi segera menutup pintu mobil tersebut.

Ashel langsung menjalankan mobilnya, meninggalkan Aldi yang memandangi mobil Ashel yang kian lama berjalan menjauh dari dirinya.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang