BAB 44

1.2K 124 7
                                    

Melihat sosok Aldi berdiri di depan Pak Aldo, Ashel merasa tidak percaya. Bagaimana Aldi bisa berada di sini?

Ashel menundukkan kepalanya, berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaan, sementara itu Pak Aldo berjabat tangan dengan Aldi lalu memintanya untuk masuk ke dalam ruangannya. Mereka berjalan beriringan, tetapi saat Pak Aldo sudah masuk ke dalam ruangan, Aldi menghentikan langkahnya dan menengok ke samping kanan.

"Ashel," ucap Aldi pelan, sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan Pak Aldo.

Ashel mencoba fokus pada pekerjaannya, membaca file-file yang sudah selesai direvisi kemarin, berusaha keras untuk tidak memikirkan Aldi.

Sepertinya pertemuan Pak Aldo dan Aldi sudah selesai, terlihat Pak Aldo mulai keluar dari ruangannya diikuti oleh Aldi.

"Ashel!!" panggil Pak Aldo.

Mendengar namanya dipanggil, Ashel berhenti sejenak, lalu menatap Pak Aldo.

"Coba kamu kesini!!" pinta Pak Aldo.

"Baik Pak," jawab Ashel, lalu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju Pak Aldo, meskipun ia masih tidak berani menatap Aldi.

Setelah berada di depan Pak Aldo, ekspresinya cukup tenang, berusaha bersikap biasa seolah tidak mengenal sosok di samping Pak Aldo.

"Ashel, perkenalkan ini Aldi, beliau adalah arsitek yang akan menangani proyek kita. Dan Aldi, perkenalkan ini Ashel, pacar saya."

Mendengar penuturan Pak Aldo, Aldi terkejut, kedua tangannya mengepal erat, sementara Ashel hanya menatap wajah Pak Aldo dengan bingung.

"Em, kalian nggak mau salaman?" tanya Pak Aldo bingung, karena Ashel dan Aldi hanya terdiam.

Seketika, Aldi mengulurkan tangannya pada Ashel.

"Saya Aldi, senang bertemu dengan Anda," ucap Aldi dengan senyum yang dipaksakan.

"Saya Ashel, senang bertemu dengan Anda juga," jawab Ashel, mengulurkan tangannya.

Mereka berdua bersalaman, tetapi saat Ashel ingin melepaskan tangannya, Aldi malah menahannya lebih lama. Ashel menatap wajah Aldi, yang senyumannya terasa berbeda—tidak seperti senyuman yang biasa ia lihat.

"Em, sudah cukup perkenalannya," ucap Pak Aldo, dengan ekspresi tidak suka karena Aldi yang terus menggenggam tangan Ashel.

Aldi akhirnya melepaskan tangannya, namun dia ingin mengatakan sesuatu pada Ashel, tapi kemudian membatalkannya.

"Kalau begitu saya permisi, Pak," kata Aldi, melangkah keluar.

"Oh iya, untuk pembahasan lebih lanjut, kita bisa adakan meeting kembali," ucap Pak Aldo.

Aldi hanya mengangguk, lalu berjalan keluar. Sebelum benar-benar pergi, ia menengok ke belakang dan melirik Ashel sekilas, sebelum akhirnya keluar dari pintu.

Ashel memperhatikan sosok Aldi menghilang, merasa tertekan. Ia harus segera menjelaskan semuanya pada Aldi.

"Kenapa, sayang?" tanya Pak Aldo, melihat Ashel dengan ekspresi bingung.

"Enggak ada apa-apa, saya cuma bingung kenapa Bapak kenalin saya sama Pak Aldi," jawab Ashel, berusaha menyembunyikan kegelisahan.

"Em, karena nanti kamu akan satu proyek sama Pak Aldi. Makanya saya kenalin kamu sama dia," jawab Pak Aldo dengan enteng, lalu mendekatkan tubuhnya ke Ashel.

"Terus kenapa kenalin saya sebagai pacar Bapak?" tanya Ashel lagi, bingung.

Pak Aldo tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia membisikan sesuatu di telinga Ashel.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang