BAB 63

1.4K 89 3
                                    

"An" panggil Maudi mengetuk pintu kamar Ashel.

"Masuk aja," jawab Ashel.

Maudi membuka pintu kamar. "Lho, cantik banget, An," ucap Maudi terkagum melihat penampilan Ashel yang sangat cantik.

"Thanks, maudi" ucap Ashel tersipu malu. Ia memang sudah berias dan memakai pakaian yang indah untuk Pak Aldo.

Ya, hari ini adalah hari pertemuan keluarga Harlan dan Pak Aldo dilaksanakan. Maudi dan keluarga Harlan lainnya ikut berkumpul di rumah ini.

Ashel melihat bayangan dirinya di kaca, jantungnya berdebar cepat karena merasa gugup menunggu keluarga Pak Aldo datang.

"Lho, udah siap, An? Ayo keluar, yang lain udah nungguin," ajak Maudi.

"Iya, Ma" ucap Ashel mengembuskan napasnya pelan.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju ruang tamu. Ashel dapat melihat semua anggota keluarga Harlan yang sudah berkumpul menunggu dirinya.

Kakek Harlan, Jino, Gito, dan Abraham terlihat asyik mengobrol, tak lupa Cindy dan Fiola sibuk menata makanan di meja. Sedangkan Indra, Amel, Pricilla dan Christo sibuk bermain HP, lalu Anin terlihat duduk di samping Abraham dengan ekspresi malas.

Namun, Ashel tidak melihat Mutia.

"Ini dia, calon pengantin kita," goda Kakek Harlan saat menyadari kehadiran Ashel.

Mendengar hal tersebut, semua anggota keluarga Harlan menghentikan aktivitas mereka, kini pandangan mereka tertuju pada Ashel.

"Kakek, ih," ucap Ashel tersipu malu karena semua orang melihatnya.

Tante Fiola tersenyum manis melihat Ashel tersipu malu dan mengajaknya duduk di sampingnya.

Tidak lama setelah itu, salah satu pembantu mendekati mereka.

"Pak, tamunya sudah datang," ucap pembantu tersebut.

"Wah, Tante sudah tidak sabar bertemu keluarga Pak Aldo," ucap Tante Fiola bahagia. Walaupun sebenarnya, ia terkejut ketika Ashel memintanya untuk datang ke pertemuan keluarga ini. Ia tidak menyangka sosok pria yang bersama Ashel di rumah sakit waktu itu akan menjadi suami Ashel.

"Tante..."

"Iya, Ayah juga sudah tidak sabar," ucap Abraham bahagia.

"Apaan sih, Mas," ucap Anin pelan, hanya terdengar oleh Abraham.

"Ya sudah, Ashel. Kakek, Abraham, Jino, dan Gito akan menyambut Aldo dan keluarganya di depan. Kamu tunggu di sini saja, ya," ucap Kakek Harlan.

"Iya, Kek," jawab Ashel.

Kakek Harlan dan yang lainnya berjalan keluar, meninggalkan Ashel yang terlihat semakin gugup.

"Kenapa, An?" tanya Maudi, melihat Ashel yang terlihat tegang.

"Gugup, ya?" lanjutnya.

"Iya."

"Tenang aja, An, semua pasti bakal berjalan lancar," ucap Maudi menenangkan.

"Semoga, ya."

Tak lama kemudian, mereka semua datang bersama Pak Aldo dan Tante Siska.

Ashel sesekali mencuri pandang.

"Ashel sayang," panggil Kakek Harlan.

"Iya, Kakek," jawab Ashel.

"Ini calon kamu sudah datang, bukannya disambut," ucap Kakek Harlan.

"Iya, Kek," ucap Ashel, bangkit dari sofa.

"Tante," sapa Ashel sambil mencium tangan Tante Siska.

"Sayang," ucap Tante Siska memeluk tubuh Ashel. "Kamu cantik banget, sayang. Pantesan Pak Aldo dari tadi pengen cepat nyampe," gurau Tante Siska membuat semua orang di sana tertawa, kecuali Anin.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang