BAB 33

1.2K 114 10
                                    

" Trit, trit, trit." Suara panggilan telepon membangunkan Ashel dari tidurnya yang nyenyak. Ia berusaha bangun dari kasur, matanya mulai melihat ruangan di sekitarnya.

" Trit, trit, trit." Suara panggilan telepon kembali masuk. Ashel mengambil handphone yang berada di meja.

Tiga panggilan tak terjawab dan empat pesan masuk dari Kakek Harlan.

" Ada apa Kakek menelpon beberapa kali?" pikir Ashel sambil membuka pesan yang masuk. Ia seketika bangun dari kasur dan berjalan keluar kamar mencari sosok Pak Aldo.

Tak menemukan Pak Aldo di ruang tamu ataupun dapur, Ashel yakin pasti Pak Aldo masih tidur karena waktu masih menunjukkan jam empat subuh.

Ashel memberanikan diri masuk ke dalam kamar Pak Aldo, melihat Pak Aldo yang masih tertidur nyenyak di kasur. Ashel langsung membangunkannya.

" Pak, bangun!!" ucap Ashel sambil berdiri di samping tubuh Pak Aldo.

Tak kunjung mendapat respon dari Pak Aldo, Ashel mulai menggoyangkan tubuh Pak Aldo.

" Pak... Pak... bangun!!"

" Ish." Pak Aldo tidak memberikan respon apapun. Ashel mulai mendekatkan kepalanya ke wajah Pak Aldo dan mulai bicara di telinganya.

" Pak, bangun... saya..." perkataan Ashel terhenti seketika, wajah Pak Aldo mengarah ke wajahnya, Pak Aldo mulai membuka matanya.

" Ada apa?" tanya Pak Aldo dengan suara parau, melihat wajah Ashel tepat di depannya.

" Saya mau pergi ke rumah sakit, mana kunci mobil saya?"

Pak Aldo langsung bangkit dengan wajah kaget.

" Siapa yang sakit?" tanya Pak Aldo.

" Nanti aja saya jelasinya, mana kunci mobil saya?" pinta Ashel.

" Kamu pergi ke rumah sakit sama saya, ayo!!"

" Tapi, Pak..."

" Gak ada tapi-tapian, ayo!!"

Pak Aldo mengambil jas yang tergelatak di kasur lalu menggenggam tangan Ashel dan berjalan keluar kamar. Tapi sebelum mereka keluar rumah, Pak Aldo memberikan jas tersebut ke Ashel.

" Ini pakai jasnya, di luar dingin." Ashel langsung mengenakan jas tersebut.

Mereka masuk ke dalam mobil. Saat Pak Aldo menghidupkan mesin, Ashel melihat bahan bakar mobilnya masih penuh, cukup untuk dirinya pulang ke apartemen bahkan lebih.

" Pak Aldo, bohong! Bapak bilang bensin mobil saya hampir habis, ini buktinya masih full!" ucap Ashel kesal karena merasa telah dibohongi.

" Em... tadi malam... eeh... saya lihat bahan bakar mobil kamu mau habis, benar kok."

Pak Aldo mengucapkan kalimat itu dengan terbata-bata. Ashel tahu Pak Aldo bohong, ia sudah mengenal bagaimana sifat Pak Aldo.

" Kita mau pergi ke rumah sakit kan? Di mana alamatnya?" tanya Pak Aldo, merubah arah pembicaraan.

" Rumah Sakit Abadi." Ashel hanya mengucapkan nama rumah sakit, pasti Pak Aldo sudah tahu alamatnya karena Rumah Sakit Abadi adalah salah satu rumah sakit elite di Jakarta.

" Ok."

Pak Aldo melaju dengan tenang, Ashel tidak bertanya lebih jauh tentang apa yang akan ia lakukan di rumah sakit. Hal itu membuat Ashel bersyukur.

Setelah mobil mereka sampai di rumah sakit, Ashel bergegas turun dari mobil. Ia tak menunggu Pak Aldo membukakan pintu untuknya dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah sakit diikuti oleh Pak Aldo dari belakang.

SOSOK SEMPURNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang