Chapter One

74.2K 4.2K 192
                                    

WARNING!
Sebelum membaca, saya sarankan untuk menonton kisahnya secara langsung melalui YouTube kak Nadia Omara; KHW part 80 Si tampan Lucanne.

Jikalau sudah, lalu merasa ingin membaca versi panjang yang tentunya sudah dibaurkan dengan konsep halu penulis, monggo.

Tapi bikin capek, ga bohong.
Karena terdiri dari 40 chapter 😏

Tidak suka, boleh pergi.

POSTING ULANG!!!

Sudah mengantongi izin dari pemilik kisah untuk dipublikasikan dalam bentuk tulisan cerita.

SO, HAPPY READING!

*****

This introduction

Bola mata bulat nan menggemaskan itu kembali meloloskan lelehan kristal bening dari kedua netra tanpa seizin pemiliknya. Ia tekuk lutut kuat-kuat lalu menepuk pundaknya berkali-kali. "Kuat Anna, kuat."

Nihil!

Anna kembali meluruhkan air matanya ketika teringat kali pertama ia bertemu dengan sosok fatamorgana yang tidak seharusnya ia cintai.

Semakin meyakinkan diri bahwa semua terjadi karena kebaikan, hatinya meraung bahwa ini bukan kebaikan, melainkan kejahatan yang dibalut oleh kalimat mencoba mengikhlaskan.

"Anna, saya sangat mencintai kamu!"

"Sungguh, jika saya diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Kamu adalah alasan saya untuk bertahan."

"Kamu jangan jauh-jauh ya dari saya."

"Anna, kamu jangan sering begadang."

"Biar saya bantu ya mengerjakan soalnya."

"Saya pintar tau, kamu jangan remehin saya, ya."

"Kamu selalu cantik di mata saya."

"Terima kasih karena kamu membuat saya merasa di sayangi."

"Jangan lupakan saya, ya Anna."

"Mau kutemani sampai mana? Sampai punya segalanya atau sampai menemukan sosok yang bisa kamu ajak hidup selamanya?"

"Alam raya saja tidak mendukung keadaan kita, jadi jangan salahkan kita jika kata "Kita" akan tiada."

"Melepaskan memang menyakitkan, namun bertahan akan jauh lebih menyakitkan."

"Berbahagialah Anna, saya akan tetap disini. Mencintaimu dari kejauhan"

Lucanne

.

"Kamu juga jangan pergi dariku."

"Rindu ini merusak jam tidurku, sial."

"AKU RINDU KAMU!"

"Lalu, harus ku apakan rindu ini, matikan?"

"Terlalu cinta adalah seni paling sederhana untuk menyakiti diri sendiri, ya?"

"Aku kira cinta beda agama itu yang paling berat. Nyatanya cinta beda dimensi is another level of pain."

"Baiklah, kata "Kita" telah tiada. Apakah kini saatnya kita saling melepaskan Lucanne?"

"Semesta hanya mengizinkan untuk mengenalmu tidak untuk memilikimu."

"Bertemu dengan sosok yang wajahnya bahkan mirip denganmu, sudah cukup membuatku tersenyum."

"Berusaha menyibukkan diri biar gak mikirin kamu, tapi rintik dan hujan di waktu senja mengacaukan segalanya. Aku mengingatmu."

"Aku memang sudah mengikhlaskan kamu, tapi hati aku belum mampu membuka hati untuk sosok selain kamu."

"Pada paragraf ini, aku mengikhlaskan kamu."

Anna

harap langsung lompat kepart 10 karena chapter ini cukup membosankan, silakan yang mau ngamok karena sempat aku hapus:)

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang