Chapter Thirty One

7.1K 526 15
                                        

Seminggu kemudian, ujian telah selesai. Semua bernapas lega karena angkatan kali ini mendapatkan nilai yang cukup memuaskan serta menjadi angkatan terbaik. "Haus banget, minta minum dong!" Anna mengelus tenggorokan yang sedikit basah oleh keringat.

Sudah sejak kemarin ia menginap di rumah ini karena ibunya Rani pergi keluar kota menemani kakaknya yang sedang melahirkan anak ke dua. Selamat!

"Ambil, kayak di rumah siapa aja. Bebas kali, Na."

"Ya, sebebas-bebasnya tetep aja harus jaga attitude."

"Dapur belok kiri, ada dispenser. Disitu air berada."

"Oke."

Niatnya jam dua belas atau sekitar siang hari nanti akan pulang sebentar ke kost untuk menemui Lucanne yang sudah beberapa hari ini tidak jumpa. Rindu bahasa Indonesianya.

"Mau di temenin, gak?" tawar Rani.

Dalam meneguk air Anna menggeleng lemah, "Gak usah. Gak lama juga kok," tolak Anna.

"Oke-oke, kalo gitu yok rujakan. Enak nih, cuacanya pas," ajak Rani menggandeng tangan Anna menuju teras samping rumah.

Dan katanya ibu Rani akan pulang besok, sangat berterimakasih pada Anna yang mau menginap di rumah ini, berjanji pulang membawa banyak oleh-oleh. Padahal, Anna tidak memedulikan itu dan tidak berharap apapun.

Baru saja mengupas mangga muda, rasa asam sudah bisa dirasakan walau hanya menatap saja. Selesai buah di kupas, saatnya untuk Rani cuci dan Anna bagian membuat sambal.

"Eva gak bakalan balik ke Indonesia lagi?" tanya Anna sambil nyengir saat menggigit daging buah mangga.

"Gak tau, katanya tetep balik, cuma jarang aja. Lagi pula, keluarga dia di Korea semua. Meski asli orang Indonesia, dari lahir udah menetap di sana, otomatis Eva ikut menetap deh," jelas Rani.

Anna manggut-manggut. Tidak berselang lama, ponsel berdering. Tangan kiri yang bebas tidak terkena sambal menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan.

"Widih, lagi ngapain itu?!" tanya Eva begitu antuasias dengan wajah secerah mentari pagi.

"Salam dulu kek, atau apa, ini main teriak-teriak," dengus Rani menatap sengit ke arah layar ponsel Anna.

"Hehe, sorry vren! Btw, assalamualaikum, apa kabar, lagi apa, udah makan, udah mandi, udah boker?"

"Alhamdulillah udah semua, kami lagi rujakan," jawab Anna.

"Ngiler, mau juga dong!" rengek Eva dari seberang telepon.

"Sini terbang ke Indonesia, lebih tepatnya ke kota Surabaya, kita bagi, ya, kan, Na?" Rani menyenggol lengan Anna.

"Yup!"

Di sana, Eva hanya mampu mengerucutkan bibirnya yang membuat tawa mereka pecah.

Sekitar satu jam kemudian, Anna bersiap-siap pulang ke kost. Ketika sudah sampai, ia disambut hangat oleh Lucanne. "Saya merindukanmu, Anna," ucap Lucanne berdiri diambang pintu.

Termenung seorang diri sampai akhirnya beranjak dari kasur Anna ketika mendengar suara Anna dari luar. "Anna."

"Maaf, aku jarang di kost akhir-akhir ini," balas Anna sambil menutup pintu.

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang