DIARY ANNA

12.1K 722 73
                                    

Spesial pake banget chapter 40
saya kasih judul

DIARY ANNNA

Siap membaca?

Harusnya sih malam takbir, tapi gapapa. Lebih cepat lebih baik bukan?

Kapal kita telah sandar di pelabuhan
melepaskan setelah mengarungi samudra keikhlasan.

vote dulu, baru baca

•••

Anna mengambil buku gelap dengan sampul Diary of My Life. Gadis itu banyak menulis selama liburan. Penggalan kenangan dikumpulkan dan disusun kembali dalam bentuk tulisan.

"Gak kerasa ya, udah tiga tahun aja tanpa kamu Lucanne." Anna mulai membuka lembar pertama. Momen bersama ketika di pantai tiba-tiba terlintas. Dekap hangat pernah membuatnya nyaman.

Di sana tertuliskan bahwa Anna benar-benar bahagia. Virus corona yang tanpa sadar membawa hubungan mereka lebih dekat.

Sekarang Anna sedang berada di depan pintu kost yang dulunya pernah ia sewa. Hanya berdiri saja, karena di dalamnya sudah ada penghuni baru.

"Dulu banget, kamu selalu sambut aku pas pulang sekolah. Disini," ujarnya sambil tersenyum tipis.

Hai, kamu sudah pulang.

Bagaimana harimu? Menyenangkan?

Ada mata pelajaran yang sulit kamu mengerti?

Saya akan bantu. Jangan cemas.

Bagaimana ia bisa lupa dengan Lucanne, kalau Lucanne pun selalu menjadikan dirinya pusat semesta nya.

Beralih tempat, kini Anna berada di pantai. Mungkin tempat terakhir ia akan kunjungi. Setelah ini kemungkinan besar tidak sesering dulu.

"Kita disini lihat sunset bareng."

Berdiri persis di tempat yang sama. Merentangkan kedua tangannya membiarkan hembusan angin menerpa wajah.

Ia tidak sendiri di pantai ini. Banyak orang menikmati sunset bersama orang-orang kesayangan mereka.

"Sebelum hubungan kita sedingin lautan lepas, dulu pernah sehangat salonpas." Anna terkekeh membaca cuitan kata-kata dari sebuah aplikasi.

Agak mirip memang, hanya saja mereka bukan berusaha melupakan, tetapi mencoba mengikhlaskan.

"Lucanne, aku berhasil. Aku udah ikhlasin kamu."

Mencari posisi duduk senyaman mungkin Anna mengeluarkan buku diary-nya dan pena. Beralaskan batu untuk tumpuan meja, Anna mulai menuliskan sesuatu di sana.

Dear Lucanne

Teruntuk lelaki nirwana pemilik nayanika. Melalui sandyakala kutitipkan renjana seluas samudera. Dibawah naungan senja, kan, ku kenang hadirmu walau tak kasat mata.

Ingin lenyap dari dunia ini adalah tujuanku dulu, ketika takdir dengan leluconnya mempermainkan. Tetapi aku sadar, bahwa itu adalah hal yang dilakukan oleh seorang pengecut untuk lari dari kenyataan.

Rasa sakit ini, rasa dari kehilangan. Sedikit tidak rela mengetahui fakta bahwa kita berbeda. Tidak ada seorangpun menjadikanku sebagai orang paling spesial di hidupnya selain dirimu.

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang