Chapter Twenty Six

7K 561 16
                                    

Bak anak kembar tiga sedang bermain sembari bergurau, rumah Anna kini ramai oleh canda tawa mereka. Di dalam kamar yang cukup luas, ketiganya tengah duduk melingkar di lantai berteman kan camilan ringan.

"Jadi, selama ini bude gak tau kamu bisa melihat makhluk tak kasat mata?" tanya Eva hati-hati, merasa terintimidasi karena sadar Lucanne masih berada di sekitar Anna.

"Tau, bahkan udah gak kaget," balas Anna santai.

"Termasuk si hantu ganteng itu?" tanya Eva masih kurang puas.

"Itu sih, aku gak ada cerita," cengirnya tanpa beban.

"Kok gitu, aku pikir selama ini bude adem ayem udah tau," celetuk Rani sedari tadi menyimak.

"Gimana ya, aku gak mau bikin mereka kepikiran terus. Lagi pula Lucanne baik, gak ada yang perlu dikhawatirkan dia bakalan apa-apain aku." Anna membuang bungkus jajan ke dalam tong sampah.

"Serius? Sama sekali kamu gak merasa takut?" Eva masih belum bisa beradaptasi dan menerima sosok itu berkeliaran di sekitar sahabatnya. Usai membuang sampah Anna pun berbalik badan.

"Serius," katanya.

"Kamu mungkin belum terbiasa Va," ucap Rani membuat atensi Eva tertuju padanya. Masih memasang ekspresi bertanya, Rani kembali menyuara. "Anna selalu cerita ke aku, gimana sikap Lucanne ke dia, dan sekalipun aku ke kost Anna, Lucanne selalu pergi dan biarin kita berdua habisin waktu bersama. Dia terlalu sopan untuk mengerti."

Rani dan Anna mengusap pundak Eva. "Aku gak apa-apa," kata Anna.

Eva mengembuskan napas lega. "Aku parnoan banget soal begitu. Aku mikirnya walaupun dia ganteng, tetep aja hantu, mana udah jadi ubi lagi," cicit Eva.

"Air laut, gak, sih?" ujar Rani. "Kan, meninggalnya di sana, hehe. Peace, jangan tersinggung ya, Lucanne," imbuhnya memasang wajah sedikit takut.

Anna tergelak melihat kedua wajah sahabatnya. Tidak pernah gagal dalam menghiburnya. "Dia gak tersinggung kok, tadi bilang ke aku."

Wajah Eva dan Rani tegang di tempat. "Na, ish! Jangan bikin tambah takut, napa. Dengan kamu bilang gitu, kami merasa was-was ini." Eva memilin sweater rajut miliknya.

"Yup. Meski udah beradaptasi, tetep aja masih takut," timpal Rani.

"Hehe, bentar aku suruh dia pergi dulu. Biar kalian gak takut." Anna bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela.

Sedangkan dua cewek sedang duduk ngelaprak di lantai hanya saling pandang dan menggeleng lemah, "Sumpah bikin merinding."

Belum selesai bicara melalui kontak mata, Anna kembali ke mereka. "Udah tuh, dia pergi. Tenang, Lucanne gak bakalan denger apa yang kita omongin."

"Dia kan hantu, Na. Cctv nya banyak."

***

Seminggu berada di rumah Anna telah terlewati. Selama itu juga, Lucanne mengasingkan diri untuk sementara sampai Anna benar-benar kembali ke kost.

Sekarang mereka memilih untuk berkeliling kota Surabaya. Mencari tempat-tempat bagus untuk mengabadikan momen kebersamaan. Pantai menjadi list pertama yang harus mereka kunjungi bahkan hampir setiap sore demi bisa melihat sunset indah di kaki langit.

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang