Chapter Nineteen

11.4K 830 16
                                    

Pulang dari sekolah Anna tidak mampir kemana-mana, ia terus melajukan motornya dengan kecepatan sedang di bawah teriknya matahari. Badannya terasa lengket, tidak sabar untuk segera sampai dan beristirahat tubuh.


"Alhamdulillah," ucap Anna sambil melepas helm. Memasuki area kost, menaiki anak tangga dan sampai di kamarnya. Ia meletakan tas di atas meja belajar, menyalakan kipas kecil untuk dihadapkan ke arah wajah.

Mengeluarkan udara melalui mulut, Anna meraih tumbler air minum. Lucanne ikut duduk di sampingnya. "Panas banget ya?"

"Iyalah pake nanya lagi," kata Anna menatap malas, sedangkan Lucanne hanya nyengir.

"Wajah kamu sampai merah begini. Pakai pelembab wajah, kan?" tanya Lucanne disela-sela Anna mengelap keringat.

"Pake. Cuma emang cuacanya lagi panas banget. Jadi kerasa kayak kebakar gitu," jawab Anna.

Menyamakan posisi duduk, Lucanne menselonjorkan kakinya. Bekas luka di kaki kiri itu terpampang jelas untuk dilihat semua hantu disini.

Menutup kelopak mata sejenak saat hembusan angin menerpa wajah. Sedangkan tangannya sibuk membetulkan ikatan rambut. "Gila sih, ini kayaknya mau kemarau deh," celetuk Anna.

"Sepertinya begitu. Tadi apa kamu melihat ada pelangi mengitari matahari?"

Anna membuka kelopak matanya, menatap ke arah Lucanne. "He'em liat, ada apa memangnya?"

"Indah, saya melihatnya tadi."

Tawa Anna pecah, "Ada-ada aja deh! Lagian matahari kamu liatin silau tau, " kekehnya memukul pelan pundak Lucanne.

"Saya teramat penasaran, jadinya saya memberanikan diri menatap atas," jelas Lucanne sambil nyengir.

"Dilansir dari BMKG fenomena pelangi mengitari matahari dikenal sebagai Halo Matahari. Yakni, di mana optis berupa lingkaran cahaya disekitar matahari dan bulan. Itu adalah fenomena yang biasa terjadi dan bukan pertanda sesuatu yang buruk." kata Anna.

"Penyebabnya?"

"Adanya refleksi dan pembiasan sinar matahari oleh awan Cirrus yang sangat dingin di atmosfer sehingga dikenal dengan peristiwa HALO (fenomena optis)."

"Oh begitu, dulu saya tidak sempat mempelajari ilmu tentang luar angkasa juga fenomena-fenomenanya."

"Aku juga gak sengaja baca laman yang mengutip tentang matahari, pelangi juga bulan. Jadi, pas kamu tanya langsung keinget, deh."

"Langit selalu indah, saya sangat menyukai langit," celetuk Lucanne beberapa saat terkagum-kagum dengan indahnya penjabaran tentang langit.

"Aku juga suka. Langit adalah definisi yang sangat luas," timpal Anna ikut tersenyum melihat Lucanne yang sedari tadi menatap birunya langit.

"Banyak sekali hal mengagumkan ya, yang di simpan oleh langit," tutur Lucanne sembari menoleh sekilas sebelum kembali menatap ke langit lagi.

"Kurang lebihnya seperti itu. Entah kenapa setiap ngeliat langit, hati jadi tenang."

"Kamu benar. Dulu sewaktu saya kecil, gemar sekali menggambar pemandangan persis di langit itu. Tidak lupa saya beri awan untuk menemani langit," beritahu Lucanne sambil mesam-mesem mengenang masa kecilnya.

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang