Chapter Seven

20.9K 1.5K 74
                                    

Malam ini Anna habiskan waktunya setelah salat Isya menonton live sang idol. Mereka sangat tampan dari layar kaca, pasti di real life lebih dari yang sekarang. Kadar ketampanan mereka bertambah dua kali lipat.

Pelototin aja terus.

Dih, hantu jenis apa sih, dia. Masa punya rasa cemburu, batin Anna.

Ini sudah jam sembilan lewat, waktu untuk beristirahat. Seperti biasa tanpa diminta, hantu itu akan cosplay jadi alarm pengingat.

Lanjut besok atau tidak perlu di lanjut. Kamu waktunya tidur.

Benar. Anna melirik jam tangan, pura-pura menguap lalu mematikan ponsel. "Ngantuk, mau bobo dulu. Ayang, besok kita lanjut lagi." Ann terus tersenyum sambil memandangi foto idol.

Selimut yang tengah ditindih ia ambil lalu membuka lipatannya dan mulai membungkus diri dari mata kaki sampai sebatas dada. Tak lupa membaca doa juga amalan-amalan sebelum tidur.

Tidak akan ada yang berani masuk ke dalam mimpi buruk mu. Selamat beristirahat cantik.

Anna yang memang masih berpura-pura untuk terlelap, mendengar kalimat bisikan halus ingin rasanya membuka mata selebar-lebarnya. Kenapa senang sekali membuat jantungnya jumpalitan?

Mencoba pindah posisi tidur dari awal yang terlentang menjadi miring ke kanan, selimut ia naikkan sampai ubun-ubun. Diam-diam mengintip dari balik selimut. Rupanya sosok hantu tersebut duduk di pinggiran kasur. Seolah-olah sedang mengusap pucuk kepalanya.

Tidak terasa tapi mampu menghadirkan nyaman. Anna tahu itu semua tidak mungkin bisa bersentuhan. Sosok hantu laki-laki itu bagaikan bayangan yang ketika mencoba untuk didekati maka akan semakin menjauh.

"Mau bagaimanapun dia tetep hantu, '
kan? Aku gak boleh terlena hanya karena dia tampan," gumam Anna seperti racauan orang tidur.

Besok paginya cewek dengan seragam batik memasukkan beberapa buku pelajaran. Memastikan semuanya lengkap dengan jadwal pelajaran hari ini. Tidak lupa akan pr yang sudah ia kerjakan kemarin malam.

Sarapan pagi ini hanya roti tawar selai kacang dan segelas susu. Masih sangat pagi sehingga ia menikmati sarapannya dengan mendengarkan musik. Kepalanya melenggak-lenggok mengikuti alunan musik yang di putar.

Entah mengapa begitu semangat untuk hari ini. Seperti ada sebuah kemenangan yang sebentar lagi akan ia raih. "Mereka udah pada berangkat belum, ya?" ucapnya membuka room chat.

Saat menekan kontak Eva, sebuah notifikasi pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Setelah membuka chat, rupanya Tirta.

"Aduh, siapa sih yang kasih no aku ke kak Tirta?" gumam Anna sambil mengunyah roti. "Simpen gak ya?" ucapnya bimbang. Tapi, jika ada sesuatu hal bersangkutan dengan sekolah, kontak Tirta akan menjadi penting. "Okelah aku simpen."

Tirta? Siapa laki-laki itu? Apakah pacar yang kesekian kalinya?

Ck. Bawel.

Setelah selesai sarapan Anna bergegas meraih kunci motor dan keluar dari kosan. Menuruni anak tangga dan berjalan menuju parkiran. Pelajaran pertama blBahasa Indonesia kemudian di lanjutkan matematika, Geografi dan jam terakhir Seni Budaya.

LUCANNE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang