04. Kiss

27.5K 867 4
                                    

Happy Reading 🖤

-

Bukannya membawanya pulang, alam bawah sadar Meira malah membawanya duduk di tangga darurat.

Apa fungsinya coba?

Gadis itu menyenderkan tubuhnya ke tembok. Dia hanya ingin tidur.

Tiba-tiba Meira merasakan ada seseorang yang menyentuh bahunya. Meira sedikit terkejut dan segera menoleh ke belakang.

"Sorry!! Gue ngagetin lo ya?"

Meira memicingkan pandangan matanya. Seorang cowok, yang kalau tidak salah lihat cowok ini adalah Naren.

"Gue boleh duduk?"

Meira hanya mengangguk pelan.

Naren duduk di tangga darurat tepat di samping tubuhnya. Mengingat ini tangga darurat, jarak mereka cukup dekat.

"Gue cuman mau ngembaliin tas lo yang tadi jatuh." Ucap Naren sambil menyerahkan sebuah tas selempang berwarna hitam.

Meira meraba bahunya. Dia tidak sadar sama sekali kalau tasnya sudah tidak ada.

Bodoh sekali kau Meira!

Meira hanya mengangguk tanpa ada niatan untuk menerima tas selempang yang diberikan oleh Naren.

Kemudian Naren meletakkan tas itu tepat di samping tubuh Meira.

"Kita belum kenalan sebelumnya. Gue Naren."

"Meira."

"Btw lo keren tadi." Puji Naren. Meira menegakkan kepalanya yang semula bersandar di dinding.

"Kenapa lo diam aja?" Tanya Meira.

"Hm?"

"Itu bukan pertama kalinya mereka ngomongin lo kan?"

"Gue udah pernah tegur mereka dan nyuruh mereka buat berhenti. Tapi semua itu percuma karena pada akhirnya mereka bakal ngulangin lagi. Ngomongin gue lagi. Buang-buang tenaga aja."

Meira hanya terdiam tidak menanggapi perkataan Naren.

"Apa jangan-jangan lo juga mikir hal yang sama?" Tanya Naren yang melihat Meira hanya diam.

"Mikir apa?"

"Ngelihat gue yang cuman diam aja tadi, lo pasti mikir kalau gue bener-bener cowok lemah, anak manja, anak mami."

Meira mengangguk pelan. "Sempat mikir kayak gitu sih. Cuman ngatain lo nggak ada untungnya buat gue."

"Orang-orang itu ngelakuin hal yang sia-sia karena nggak ada untungnya sama sekali." Lanjut Meira.

"Dan lagi? Lo nggak mau ngatain gue juga? Udah dengar kan apa yang mereka gosipin tentang gue?"

Naren memandang jauh ke depan. Meskipun tidak ada apa-apa di depan sana. Hanya ada dinding.

"Kita sepemikiran. Ngatain lo juga nggak ada untungnya buat gue."

Meira terdiam dan kembali menyandarkan kepalanya di dinding. Dipikirannya sekarang hanyalah ia ingin segera membanting tubuhnya ke kasur dan tidur.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang