Happy Reading🖤
-
"Senyum-senyum mulu. Kayak cerah banget hidupnya buk!" Goda Rachel.
Sedari tadi, Meira terus-menerus menampilkan senyuman manis di wajahnya. Menjawab pertanyaan dari Rachel juga tak lupa dengan senyuman.
Kali ini mereka main hanya berdua saja. Untuk pertama kalinya setelah beberapa saat. Mereka memilih mengisi perut di sebuah restoran Jepang, sebelum nantinya melanjutkan rencana untuk pergi jalan-jalan ke mall.
"Biasa aja tuh." Elak Meira.
Rachel hanya mendengus.
"Gimana-gimana?" Tanya Rachel.
"Gimana apanya?" Tanya Meira balik.
"Gimana perasaan lo sekarang?"
Meira tidak langsung menjawab pertanyaan dari Rachel, cewek itu memilih meminum minuman yang sudah dipesannya.
"Nggak gimana-gimana."
"Halah bohong! Gue tadi liat lo sama Naren..." Rachel menjeda ucapannya, kemudian kedua tangannya menunjukkan gestur dua orang yang sedang berciuman.
Meira melotot. "Lo ngintip ya?!" Tuding Meira.
"Nggak!! Salah sendiri, tau ada tamu malah mesra-mesraan gitu." Elak Rachel.
Meira terdiam dan menghela napas. Kepalanya memikirkan pertanyaan Rachel sebelumnya.
"Gue nggak bisa pastiin tentang gimana perasaan gue, tapi yang jelas gue nggak mau kehilangan dia."
Meira mengingat kilas balik momen-momen yang sudah mereka lewati bersama-sama. Naren membuat Meira merasa kalau dirinya adalah istimewa. Naren juga membuatnya merasa selalu bahagia. Sampai pada satu titik di mana Meira tidak mau kehilangannya.
"Itu sih fix lo udah jatuh cinta sama dia." Ujar Rachel dengan yakin.
"Emang iya?"
"Kayak anak ABG yang baru pertama kali jatuh cinta aja lo. Gue sebagai orang luar aja tau, tatapan lo ke Naren itu beda. Tatapan lo waktu ngomong sama Naren, tatapan lo waktu ngomongin tentang Naren ke gue, semuanya beda Ra."
Meira menghela nafas pelan.
"Gue seneng banget karena Naren menjadi alasan utama gue melakukan suatu hal yang belum pernah gue lakuin sebelumnya. Pergi ke Bali, naik pesawat, jalan-jalan ke pantai dan yang lainnya. Kayaknya gue mulai mensyukuri takdir hidup gue deh Chel." Ucap Meira.
"Kan emang gitu. Awalnya emang lo nggak suka tapi itulah takdir terbaik yang Tuhan pilihin buat lo."
Meira hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan dari Rachel. Sepertinya itu memang benar Tuhan lebih tahu takdir apa yang terbaik buat kita.
"Eh gue jadi keinget. Gue kepo, lo nyuruh Naren ngapain buat ngilangin akun menfess kampus?"
Pertanyaan dari Rachel mengingatkan Meira tentang percakapan antara kedua teman kelasnya tadi pagi.
"Jadi akunnya beneran ilang?" Tanya Meira.
"Iya, udah gue ubek-ubek semua akun yang kemungkinan mengikuti ataupun diikuti sama akun menfess kampus, sampai akun official kampus juga gue stalk, tapi hasilnya nihil. Lo nyuruh Naren ngapain?"
"Gue nggak nyuruh Naren ngapa-ngapain. Malahan gue udah nggak ngurusin tentang itu. Naren sendiri yang nyuruh gue buat nggak peduli sama postingan itu." Jelas Meira.
"Wih gentle banget. Nyuruh lo nggak peduli tapi dia sendiri yang beresin semuanya."
"Kok yakin banget Naren yang ngelakuin?"
![](https://img.wattpad.com/cover/329315429-288-k401067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END)
Ficção Adolescente"Gue boleh cium lo nggak?" -Narendra Fabian Atharaksa - "Putus?" "Kamu bercanda kan?" "Ini pasti hari ulang tahun aku..." "Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?" "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus." ...