Happy Reading🖤
-
Rumah mewah yang biasanya sunyi kini bertambah sunyi. Papi dan mami baru saja pergi ke Texas, lagi-lagi untuk urusan pekerjaan. Dan kini hanya tersisa Naren dan Meira beserta beberapa asisten rumah tangga di rumah itu.
Meira memasuki kamar dengan membawa sebuah mangkok berukuran besar di tangannya. Dia naik ke atas ranjang yang sudah ada Naren di sana.
Wanita itu kemudian menata bantal di sandaran ranjang dan menyandarkan tubuhnya sembari memangku mangkok di atas pahanya.
Naren yang tadi bermain dengan ponselnya dengan cepat mematikannya ketika sang istri datang.
Matanya teralihkan ke apa yang Meira pegang. Mangkok besar berisi buah yang sudah dipotong kecil-kecil.
"Tumben." Ucap Naren.
Meira yang sibuk mengunyah, tidak menjawab ucapan Naren. Cewek itu menyodorkan sepotong buah kiwi ke depan mulut suaminya tapi langsung ditolak dengan gelengan kepala.
Meira kembali menyodorkan potongan buah lain yang harusnya tidak bisa Naren tolak.
Dan benar saja. Naren memakan strawberry itu dengan lahap.
Naren dan strawberry. Yaa kalian pasti sudah tahu lah.
Cowok itu mendekatkan posisi tidurannya ke arah Meira. Tangannya bergerak untuk memeluk perut Meira yang terekspos karena model baju yang ia gunakan. Tangan Naren juga mengelus pelan bagian yang terekspos itu.
"Sama ibu ngapain aja?" Tanya Naren.
Meira tiba-tiba bersemangat untuk menceritakan semuanya kepada Naren.
"Kita ngelakuin banyak hal tau. Sarapan bareng, makan malam bareng, main sama Leo dan jalan-jalan ke mall."
Naren memberengut kesal. "Ish! Aku nggak diajak."
Meira terkekeh pelan. Disuapkannya lagi buah strawberry ke Naren dan langsung dilahap meskipun sebelumnya sedikit kesal.
"Lain kali deh. Lagian kita ke mall juga buat beli beberapa keperluan Ellen. Sekalian aja jalan-jalan." Jelas Meira.
Tangan Naren naik untuk mengelus bagian yang lainnya. Hal itu membuat Meira meremang.
Meira berdehem. "Aku banyak ngobrol sama ibu."
"Ngobrol apa aja?"
"Banyak."
Hening sesaat.
"Ren!"
"Iya sayang?"
"Aku udah maafin ibu."
Naren mendongak. Senyuman tipis terbit dari bibirnya. Tidak sia-sia menahan rasa rindu selama tiga hari jika itu berhasil membuat hubungan ibu dan anak itu membaik.
"Aku tahu, istri aku kan orang baik. Bukan orang pendendam." Ucap Naren.
"Apa keputusan aku udah benar?"
"Sangat benar, sayang."
"... "
"Semua orang pasti punya masa lalu. Dan yang namanya masa lalu ada yang baik dan ada yang kurang baik. Salah satunya ibu. Yang terpenting sekarang adalah ibu udah menyadari kesalahannya dan berniat memperbaikinya." Jelas Naren.
Mendengarkan penjelasan dari suaminya, ternyata bisa membuat hatinya sedikit lebih tenang.
Meira takut keputusannya salah karena ini menyangkut tentang masa lalu ibu dan nama baik keluarga Atharaksa. Meskipun mami sudah mengatakan kalau dia baik-baik saja dengan hal itu, Meira tetap merasa sedikit terbebani.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END)
Fiksi Remaja"Gue boleh cium lo nggak?" -Narendra Fabian Atharaksa - "Putus?" "Kamu bercanda kan?" "Ini pasti hari ulang tahun aku..." "Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?" "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus." ...