29. Get Back Together?

13.1K 656 13
                                    

Happy Reading 🖤

-

Tidak ada yang terjadi semalam. Semuanya berjalan dengan begitu cepat. Cukup lama gadis itu menangis di pelukan suaminya. Lalu Naren membawa istrinya itu untuk duduk di atas sofa tanpa melepas pelukan mereka. Sampai akhirnya dia tertidur.

Mungkin efek kelelahan karena menangis membuat Meira tertidur dengan sangat pulas. Naren tidak tega membangunkan istrinya itu hingga kemudian mereka berdua berakhir tidur bersama di atas sofa yang sempit itu. Pelukan mereka pun tidak pernah lepas.

Sampai akhirnya pagi hari sudah tiba dan matahari pagi mulai menyapa. Seperti biasa, bangunan yang dilengkapi dengan dinding kaca di bagian balkonnya itu dapat menghantarkan sinar matahari pagi masuk ke dalam apartemen ketika tirainya sudah dibuka.

Meira terbangun dengan keadaan setengah ling-lung. Matanya mengerjap dan tubuhnya mulai bangkit. Beberapa detik mengumpulkan nyawa dan melihat sekitar, dia akhirnya ingat kalau semalam dia tertidur di sofa ini dan tak lepas dari pelukan Naren.

Matanya memperhatikan sekitar sambil berpikir, dimana Naren?

Hingga sebuah keributan kecil seperti suara barang jatuh terdengar dari arah dapur.

Mungkin itu Naren, batinnya.

Tubuhnya bangkit dan mulai berjalan ke arah dapur. Dirinya kemudian menyadari kalau bajunya sudah berganti dari kemeja putih dan jas merah muda -yang digunakannya semalam- ke sebuah kaos polos berwarna coklat muda.

Tak terlalu mengindahkannya. Dia akhirnya sampai di dapur dan melihat Naren yang sedang mengelap lantai samping lemari pendingin dengan sebuah kain.

Ngapain nge-lap-in lantai kayak gitu?

Meira berdehem pelan membuat perhatian Naren teralihkan dari lantai ke seseorang yang baru saja datang.

"Eh Ra! Udah bangun?" Pertanyaan basa-basi yang sangat aneh.

Meira hanya membalas dengan anggukan kecil.

"Ngapain?" Tanya Meira.

"Tadi nggak sengaja numpahin susu." Jawab Naren, masih sambil mengelap lantai yang memang terdapat cairan berwarna putih yang dimaksud itu.

"Kenapa nggak pakai mesin pel itu?" Tanya Meira. Mesin pel yang dimaksud adalah robot berbentuk bulat yang waktu itu pernah ia kagumi karena dapat menggantikan pekerjaan manusia mengepel lantai.

"Alatnya mati. Nggak tau kenapa nggak bisa dihidupin. Kayaknya udah waktunya di service deh. Udah lama juga belinya." Jelas Naren.

Meira hanya mengangguk mendengar penjelasan Naren. Kemudian dia duduk di meja bar, diikuti oleh Naren yang berdiri di seberangnya.

"Gue baru aja pesen sarapan. Kayaknya masih lama datengnya deh. Atau lo mau tiduran lagi aja? Nanti kalau pesanannya udah dateng gue bangunin." Ucap Naren yang dihadiahi gelengan kepala oleh Meira.

"Tadi lo mau bikin apa?" Tanya Meira. Pertanyaannya merujuk kepada susu yang tumpah tadi.

"Mau bikinin susu hangat buat lo. Tapi nggak jadi karena susunya tumpah dan stok susunya cuman tinggal itu doang." Jelas Naren dengan wajah sedikit cemberut.

Meira menaikkan sudut bibirnya sekilas ketika melihat ekspresi cemberut Naren.

"Mau diganti apa? Atau tetep mau susu hangat? Gue beli susu dulu di minimarket bawah deh." Tawar Naren.

Meira punya kebiasaan yaitu minum susu hangat di pagi hari atau ketika selesai sarapan. Simpel saja sih, hanya susu cair kemasan yang dihangatkan di microwave.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang