50. God's Scenario

8.4K 428 9
                                    

Happy Reading 🖤

-

Kita tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan dari orang tua siapa dan orang tua yang bagaimana. Tapi itu bukan berarti Tuhan tidak adil. Kita yang tidak tahu, apa alasan Tuhan menakdirkan kita dilahirkan di orang tua yang sekarang.

Jalani, nikmati, dan syukuri semua skenario yang Tuhan gariskan. Karena bagaimanapun, Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untukmu dibandingkan dengan dirimu sendiri.

-

Suatu pagi di tahun 2013

"Naren! Dimakan yang bener sarapannya. Jangan celingak-celinguk gitu ah!" Ucap Grace pada anaknya.

"Pak! Nanti mampir ke minimarket bentar ya. Mau beli tisu basah." Ucap Grace pada supir di balik kemudi.

"Baik nyonya!"

Narendra, cowok kecil itu tidak juga menghiraukan perkataan ibunya. Tubuhnya malah semakin dirapatkan ke jendela mobil dengan pandangan yang terkunci ke arah sesuatu di luar mobil yang sedang berjalan ini.

"Mami! Liat deh!" Ujarnya.

"Liat apa?"

"Itu!!" Tunjuk Naren pada sesuatu di luar mobil.

Grace ikut merapatkan tubuhnya ke jendela, melihat sesuatu yang sedari tadi mencuri perhatian anaknya.

Di sana, di trotoar ada seorang anak perempuan yang mungkin usianya hampir sama dengan Naren, sedang berjalan dengan menggendong tas sekolah berwarna merah muda miliknya.

"Kenapa dia jalan kaki mami?" Tanya Naren.

"Dia mau pergi ke sekolah ya?"

"Kok jalan kaki? Kan capek."

Naren masih tetap memperhatikan gadis kecil itu meskipun mobil mereka sudah melewatinya. Hingga kini mobil mewah pada masanya itu sudah berhenti di lampu merah.

"Kenapa mami?" Perhatian Naren tertuju sepenuhnya ke arah mami. Menuntut jawaban dari mami yang sedari tadi diam.

"Naren, mami mau tanya."

"Sekarang Naren bisa tau apa itu bersyukur?" Tanya mami.

Naren hanya mengerutkan dahinya.

"Naren harus bersyukur karena Naren bisa naik mobil buat berangkat ke sekolah. Naren bisa makan sandwich sebelum berangkat ke sekolah. Naren punya mami dan pak Ahmad yang selalu siap buat antar Naren berangkat ke sekolah. Sedangkan anak tadi, dia cuma bisa jalan kaki. Paham kan apa maksud mami?" Jelas mami.

Cowok kecil itu mengangguk dengan seksama.

"Apa dia juga belum makan ya?" Gumam Naren.

Cowok kecil itu kemudian menutup kotak bekalnya yang masih menyisakan sepotong sandwich.

"Mami tolong kasih ke dia. Kayaknya dia emang belum makan." Ujar Naren sambil menyerahkan kotak bekal berwarna biru muda itu.

"Kenapa nggak Naren aja?" Tak urung mami tetap menerima kotak bekal itu.

"Nggak ah mami aja."

Grace tersenyum simpul ketika anak semata wayangnya itu tersipu malu.

Wanita itu mendekat ke jendela mobil, membuka kaca mobil dan menunggu sejenak anak itu sampai di trotoar yang dekat dengan mobil mereka.

"Nak!" Panggil mami.

Gadis kecil itu menoleh. Satu kata yang terbesit di pikiran Grace ketika melihat gadis itu, cantik. Walaupun kulitnya sedikit kusam karena terpapar panas matahari setiap hari, aura kecantikan dengan kulit kecoklatannya itu tetap terpancar.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang