57. Yes, I am (END)

16.6K 500 32
                                    

Happy Reading🖤

-

Naren mengerjapkan matanya ketika merasakan sesuatu yang agak basah memnuhi sekitar wajahnya.

Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup! Cup!...

Matanya terbuka dan mendapati sang istri yang sudah berada di atasnya, menindih setengah tubuhnya dengan serbuan kecupan di wajahnya.

Dilihatnya Meira yang tersenyum lebar.

"Happy birthday." Ucap Meira lembut.

Naren mengerjapkan matanya beberapa kali. Mengingat-ingat hari ini hari apa.

"Bukannya masih lusa?"

"Makanya jangan terlalu sibuk di kantor."

Naren membawa Meira ke pelukannya dengan erat. Ulang tahunnya tahun ini sangat berbeda dan itu menyenangkan.

"'Selamat ulang tahun suamiku tersayang. Semoga panjang umur, sehat selalu, bahagia selalu dan selalu sayang aku."

"Makasih ya."

Naren memberikan kecupan di bibir Meira. Dari kecupan berubah menjadi lumatan ringan. Naren kemudian membalik posisinya menjadi mendindih Meira. Tangannya mengelus sisi pinggang Meira dan bergerak naik ke atas secara seduktif.

Sadar ini bukanlah morning kiss biasanya, Meira melepas ciuman mereka. Menatap Naren dengan tatapan menyesal.

"Aku mens." Ujar Meira.

Naren tidak merasa sedih ataupun kecewa. Justru cowok itu cukup senang.

"Akhirnya mens juga setelah nunggu lama."

Naren tahu, beberapa hari terakhir Meira selalu mengeluh karena dirinya terlambat menstruasi. Cewek itu justru berpikiran yang tidak-tidak. Lebih mengarah ke, bagaimana kalau terkena penyakit kronis?

"Sebagai gantinya, kamu mau hadiah ulang tahun apa?" Tanya Meira.

"Kamu."

"Hm?"

"Aku mau kamu, sayang."

"Selain itu?" Meira berharap Naren meminta barang ataupun hal lainnya.

"Aku mau kamu terus bahagia, aku mau kamu terus sama aku selamanya, aku mau kamu tahu kalau aku selalu sayang dan cinta sama kamu.

"Ish!" Meira memukul pelan bahu Naren. "Kalo itu aku tahu Ren."

"Yang lainnya. Minta sesuatu atau ngelakuin apa gitu misalnya."

"Nggak ada."

Meira cemberut. Cewek itu mendorong Naren dari atas tubuhnya kemudian membalik tubuhnya ke samping, membelakangi Naren.

Naren terkekeh pelan. Meira sangat lucu.

Diraihnya bahu Meira, lalu membalikkan tubuh Meira menjadi menghadapnya. Kini mereka tiduran saling berhadapan di atas tempat tidur.

"Ya udah kalau gitu aku mau..."

Meira sudah tidak lagi cemberut. Kini wajahnya nampak antusias menunggu permintaan dari suaminya.

"Aku mau cake strawberry yang strawberry nya bauaanyak banget. Terus aku mau dibeliin stok strawberry karena yang di kulkas udah mau habis."

Meira memutar bola matanya malas. "Harusnya aku nggak usah nanya kamu mau apa. Udah pasti nggak jauh-jauh dari itu."

Naren hanya tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.

"Okayy! Aku bakal beliin. Tapi nanti malam kamu harus pakai baju yang rapi terus datang ke suatu tempat." Ucap Meira.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang