Happy Reading 🖤
-
"Pokoknya Mami bakalan nikahin kalian!!"
"APA??!!"
Naren dan Meira sama-sama berteriak terkejut ketika mendengar perkataan dari wanita berambut panjang itu.
"Naren! Mami tunggu kamu di rumah!!" Ucap mami dengan nada bicara yang tidak bisa di bantah.
"Mami jangan ngawur ah!!" Jawab Naren kesal.
"Pokoknya mami tunggu kamu di rumah!"
Setelah berucap seperti itu, Grace segera berjalan ke arah pintu. Pergi dari kamar hotel itu meninggalkan sepasang muda-mudi yang masih terdiam cengo.
"Gue nggak lagi mimpi kan?" Celetuk Meira ketika melihat pintu yang sudah tertutup. Menandakan kalau Grace sudah keluar dari kamar.
"Lo nggak mimpi." Jawab Naren dengan mata yang masih melihat ke arah pintu.
"Terus kita bakal beneran dinikahin gitu?" Tanya Meira.
"..."
"Lo cepat pulang sana! Jelasin sama nyokap lo sejelas-jelasnya kalau kita nggak ngapa-ngapain!! Gue nggak mau dinikahin!!"
"Lo tenang aja, nggak usah panik kayak gitu." Jawab Naren dengan santai.
"Kita baru aja di grebek ya anji*g!! Dan lo nyuruh gue buat tenang?" Ucap Meira dengan nada bicara yang tidak bisa santai.
"Mami pasti nggak serius kok sama ucapannya. Gue tahu gimana mami."
"Itu tanggung jawab lo ya. Kalau sampai ucapan lo itu boong dan kita beneran dinikahin, awas aja ya lo. Gue nggak mau!!"
"Dinikahin beneran juga nggak apa-apa sih."
"Enak aja!"
Bug!
Sedetik kemudian bantal yang semula berada di atas ranjang sudah melayang mengenai ke arah Naren. Siapa lagi kalau bukan Meira pelakunya.
Untung saja Naren dapat menangkap bantal itu sebelum tepat mengenai wajahnya.
Naren membawa bantal itu ke pelukannya dan duduk di sebuah sofa yang berada di depan ranjang.
"Ada ya cewek yang nggak mau nikah sama cowok tampan dan mapan kayak gue."
Meira berdecak kesal. "Jangan sok akrab deh. Lagian kita baru kenal tadi malam loh."
"Beneran nggak mau nih? Cewek di luar sana banyak yang ngantri loh." Kata Naren dengan senyum jahil.
"Jangan banyak omong deh. Tugas lo sekarang ngejelasin ke nyokap lo kalau kita nggak ngapa-ngapain."
Cowok itu diam tidak menggubris ucapan Meira. Kepalanya malah ia sandarkan ke sofa.
"Holy sh*t!!"
Meira menyilangkan kedua tangannya ke depan dada. "Atau lo semalem beneran ngapa-ngapain gue!!??"
Naren menegakkan posisi duduknya. "Ciuman aja lo tidur, gimana gue bisa ngapa-ngapain lo coba."
Flashback
Tangan Naren yang semula berada di punggung sekarang naik ke tengkuk. Menekan tengkuk Meira untuk memperdalam ciuman mereka.
Sadar ataupun tidak, Meira membalas ciuman lembut dari Naren. Keduanya sama-sama berciuman dengan penuh semangat seakan-akan sudah sangat pro.
Cukup lama mereka berciuman dan tak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk mengakhiri.
Hingga Naren merasa ciuman mereka terlepas ketika kepala Meira jatuh mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END)
Teen Fiction"Gue boleh cium lo nggak?" -Narendra Fabian Atharaksa - "Putus?" "Kamu bercanda kan?" "Ini pasti hari ulang tahun aku..." "Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?" "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus." ...