49. Simple, But Not Everyone Can

11.1K 507 20
                                    

Happy Reading🖤

-

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Naren dan Meira kini sedang berada di acara makan malam private di sebuah restoran mewah.

Tidak hanya ada papi dan mami, di sini juga ada Rama yang diundang oleh Naren dan Rachel yang diundang oleh Meira. Hampir mirip seperti triple date tapi dua orang pasangan lainnya bukanlah pasangan asli. Semoga segera menjadi pasangan asli hehe.

Sebelum acara makan malam terlaksana, ada acara tiup lilin dan potong kue seperti perayaan ulang tahun pada umumnya.

Di titik ini, Meira benar-benar sangat bahagia. Dua puluh satu tahun dia hidup baru kali ini dia merayakan yang namanya perayaan ulang tahun. Meskipun hanya dihadiri oleh orang terdekat namun perayaan seperti inilah yang dia inginkan.

Hangat dan private.

Restoran ini sangat mewah, benar-benar sangat mewah. Sebuah ruangan yang mereka pesan untuk private dinner kali ini juga sangat luas. Bahkan ada lapangan golf yang bisa disewa untuk bermain permainan golf.

Dan itulah yang sedang mereka lakukan sekarang.

Papi, Naren dan Rama sedang bermain night golf dengan bola golf LED yang memancarkan warna.

"Ayo pi!!" Teriak mami menyemangati suaminya itu.

Meira sendiri tidak paham dengan apapun tentang permainan golf. Dia hanya tahu kalau ada olahraga bola kecil yang cara memainkannya dipukul menggunakan sebuah pemukul hingga bola itu melesat jauh ke lapangan di depan.

Maklum lah ya.

Olahraga golf ini kan olahraga para orang kaya. Meira mana punya, uang nganggur yang saking nganggurnya digunakan untuk menyewa lapangan golf dan segala keperluannya. Tapi itu dulu.

Buktinya sekarang, dia berada di pinggir lapangan golf.

Kira-kira berapa ya uang yang dikeluarkan oleh suaminya untuk semua hal dalam rangka perayaan ulang tahunnya ini?

Mulai dari reservasi ruangan VVIP untuk makan malam, makanan pesanan mereka yang tidak sedikit, sewa lapangan golf, sewa peralatan untuk bermain golf dan lainnya. Apakah sampai dua digit?

"Nggak bisa main golf nggak usah sok sokan Ram!!"

Rachel berujar kepada Rama ketika tiga orang laki-laki itu sudah kembali ke pinggir lapangan. Permainan dimenangkan oleh papi dengan jumlah pukulan yang paling sedikit. Sedangkan Rama memiliki jumlah pukulan yang paling banyak. Itulah kenapa Rachel langsung mengejeknya ketika mereka sampai.

"Nggak usah berisik deh!" Ujar Rama yang sudah menampilkan wajah kesalnya.

Yang lainnya hanya terkekeh melihat adu mulut yang sudah terjadi ke sekian kalinya. Mereka juga heran. Nggak capek apa adu mulut terus terusan?

Meira meminta Naren duduk di sampingnya kemudian disodorkannya air mineral yang sudah ia buka tutupnya, menghiraukan sesi adu mulut Rama dan Rachel yang sampai sekarang belum berhenti. Belum lagi papi dan mami juga ternyata suka mengompori mereka berdua. Ya kapan berhentinya?

"Makasih!" Ucap Naren setelah selesai menegak air mineralnya.

"Jago banget main golf-nya." Puji Meira.

Meira tidak berbohong. Sedari awal permainan itu dimulai, Meira selalu fokus dengan gerak-gerik Naren. Cowok yang masih mengenakan kemeja hitamnya itu memukul bola golf dengan sangat keren. Meira jadi terpesona deh.

"Segitu masih belum ke hitung jago. Baru bisa doang gue tuh." Jawab Naren.

"Sekeren itu aja baru bisa, terus gimana yang udah jago?" Tanya Meira lagi.

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang