Happy Reading🖤
-
Naren tidak akan pernah tahu apa yang terjadi jika bukan karena Rama. Dia adalah tipe orang yang tidak terlalu mengikuti berita-berita di Instagram apalagi akun menfess kampus.
Seseorang dengan sengaja menyebarkan berita bohong tentang dirinya dan juga Meira di sosial media. Dan yang harus diselesaikan sekarang adalah siapa penyebar utama berita bohong tersebut.
Oh tidak! Keberadaan Meira lebih penting daripada si penyebar berita bohong tersebut. Sudah berkali-kali Naren menghubungi ponsel Meira, akan tetapi operator memberitahukan bahwa ponsel tersebut tidak aktif.
"Halo! Lo tau Meira dimana nggak?" Tanya Naren dengan genggaman ponsel di telinganya.
"Gue nggak tau. Gue juga lagi cari Meira sekarang. Gue khawatir banget Meira kenapa-napa. Dia nggak pernah kayak gini sebelumnya, kecuali kejadian 1 tahun yang lalu. Ren, tolong cari Meira."
"Nggak usah lo suruh gue udah ngelakuin itu sekarang. Gini aja, kabarin gue kalau lo tau sesuatu."
"Oke!"
Naren berdecak kesal setelah panggilan dengan Rachel terputus. Tangannya kembali mengutak-atik ponsel dan kembali memanggil nomor Meira. Akan tetapi nomor itu masih tetap tidak aktif.
"Sial!" Decak Naren sambil memukul setir mobilnya dengan kasar.
Bisa-bisanya dia kecolongan seperti ini. Kenapa dia tidak pernah sadar bahwa selalu ada orang yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Bahkan sampai ke Bali. Apa orang itu benar-benar mencari tahu informasi tentangnya seperti ini kah? Tapi untuk apa?
Kepala Naren mendongak ketika dia mengingat sesuatu.
Flashback on
"Bisa-bisanya handphone ditinggal di restoran mall!"
Meira cemberut. "Ya namanya juga lupa, gimana sih?"
"Bukan masalah materinya, tapi gimana kalau orang yang nemuin handphone lo itu orang yang gak baik dan dia mau berniat jahat. Ngambil data-data dan privasi lo gimana?"
"Iya maaf."
Naren menyerahkan handphone Meira yang sudah ia otak-atik sebelumnya.
"Gue udah pasang GPS di handphone lo. Jadi kita bisa tahu kalau mungkin aja handphone lo ketinggalan di suatu tempat. GPS handphone gue juga nyambung di lo, biar kita bisa sama-sama saling terkoneksi."
Flashback off
Dengan sigap Naren kembali mengotak-atik ponselnya. Dia merutuki dirinya sendiri karena benar-benar lupa dengan apa yang sudah dia antisipasi sebelumnya.
Dan benar saja dia sudah bisa menemukan sebuah titik merah dimana ponsel Meira berada sekarang. Otomatis Meira juga ada di sana kan?
Dan tidak butuh waktu lama, Naren langsung bergegas menuju ke tempat titik merah itu berada.
-
Perpustakaan, sebuah tempat yang Meira sukai di kampus ini. Tempat ini tenang dan juga damai. Tidak ada seseorang yang bisa berbicara apapun tentangnya di sini. Bukan karena takut dan segan kepadanya melainkan karena tidak ada yang boleh berbicara di tempat ini.
Meira menghela napas lelah. Mata kuliah pagi ini dibatalkan karena dosennya yang tidak bisa hadir. Jika tau seperti ini, dia tidak akan datang ke kampus pagi ini hanya untuk mendapatkan cemoohan yang tidak benar dari orang-orang.
![](https://img.wattpad.com/cover/329315429-288-k401067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END)
Teen Fiction"Gue boleh cium lo nggak?" -Narendra Fabian Atharaksa - "Putus?" "Kamu bercanda kan?" "Ini pasti hari ulang tahun aku..." "Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?" "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus." ...