12. Naren's Dad

19.7K 830 4
                                    

Happy Reading 🖤

-

"Siapa yang jadian?"

"Lo lah!!"

"Ngarang." Elak Naren.

Rama berdecak. "Lo gak bisa boong ya sama gue." Jawab Rama remeh.

"Gak jelas lo! Minum obat gih sana! Takutnya stress lo kumat."

Rama berdehem. Tangannya mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana jeans-nya. "Kemarin tuh kan gue lagi jalan sama gebetan gue di GALLERIA. Terus pas jalan kok gue kayak ngelihat lo. Pas gue perhatiin ternyata beneran lo. Lo tau gak, gue ngelihat lo dimana?"

Naren hanya mengangkat sebelah alisnya keatas.

"Di depan store-nya TIFFANY&CO."

"Gila! Beruntung banget ya jadi pacarnya Naren. Sekalinya jalan diajak shopping ke TIFFANY&CO." Lanjut Rama heboh. Untung di kelas ini hanya ada beberapa orang yang cukup sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Rama menggulir layar ponselnya. "Gue juga paparazi-in kalian berdua tay."

Rama menunjukkan sebuah foto di hadapan Naren. Foto yang benar-benar diambil ketika Naren dan Meira keluar dari toko yang Rama maksud tadi.

"Dari belakang sih cantik ya!"

"Siapa sih? Spill spill dong!"

"Anak mana? Anak BINA NUSA juga gak? Jurusannya apa?"

Rama terus mencecar Naren dengan berbagai macam pertanyaan dan pernyataan.

"Gak usah kepo deh lo!" Jawab Naren singkat.

Seberapa banyak perkataan yang Rama ucapkan, hanya itu jawaban dari Naren? Dasar temen kejam!

"Nih ya! Gue tuh sebenernya udah tau kok Ren! Cuman gue tuh pura-pura gak tau buat ngetes kadar pertemanan kita tuh seberapa. Tapi ternyata lo malah gak ngasih tau gue. Sebenarnya lo tuh nganggep gue temen lo atau gak sih?"

"Gak usah lebay!"

"Kalau lo gak mau spill, biar gue yang spill. Fun fact aja nih, gebetan gue tuh kenal sama cewek lo. Terus waktu liat kalian berdua, dia bilang kalau ceweknya tuh namanya Meira, anak manajamen bisnis dan temen sekelasnya gebetan gue. Keren gak tuh!"

"WHAT!!"

Bukan! Bukan Naren yang berteriak.

Seorang gadis yang sedari tadi duduk dengan jarak 2 bangku di depan Naren dan Rama itu ternyata mendengarkan semua pembicaraan mereka.

Tidak menguping kok! Cuman omongannya Rama aja yang kelewat cerewet. Kayak cewek!

"Lo pacaran sama Meira Ren?" Tanya gadis itu sambil berdiri untuk berjalan mendekati Naren dan Rama.

"Punya penting apa ya nona Rachel yang terhormat?" Jawab Rama.

"Gue nggak ngomong sama lo! Dasar anak kutu!" Sentak Rachel.

Satu kelas pun tahu kalau Rachel dan Rama tidak pernah akur. Ada aja yang membuat mereka berantem bak anak kecil. Padahal udah kuliah loh! Bukan anak SMA lagi.

Betul sekali! Rachel di sini adalah Rachel yang sama dengan yang berteman dengan Meira.

Rachel sahabatnya Meira adalah teman sekelas Naren!

"Beneran pacaran sama Meira?" Tanya Rachel sekali lagi.

Naren yang sulit menjelaskan hubungan antara dirinya dengan Meira hanya berdehem pelan. "Tanya aja sama Meira!" Jawabnya.

"Eh! Lo tuh sok kenal banget sama ceweknya Naren ya." Ucap Rama.

"Asal lo tau, Meira itu sahabat gue. Dan dia gak pernah bilang tuh kalau dia lagi Deket sama cowok. Gebetan lo tuh yang ngawur. Yang dia liat sama Naren tuh pasti bukan Meira." Jelas Rachel.

Rama berdiri dari duduknya. Tidak terima jika gebetan barunya di salahkan oleh Rachel.

Rama menyodorkan ponselnya yang masih memuat paparazi yang dia ambil kemarin. "Noh liat sendiri! Kalau lo beneran sahabatnya, pasti lo kenal penampakan sahabat lo dari belakang."

Rachel merebut ponsel Rama, melihatnya dengan saksama.

"Beneran Meira." Gumamnya yang masih di dengar oleh Rama dan Naren.

Rachel bisa mengenali Meira dari tas yang Meira gunakan. Tas ransel kecil itu adalah tas kesayangan Meira yang tidak pernah absen Meira gunakan ketika bepergian.

"Huuu!!" Sorak Rama.

"Katanya sahabat, kok sahabatnya punya pacar gak tau sih. Parah nih!" Ucap Rama memanas-manasi.

Rachel melemparkan ponsel Rama ke pemiliknya. Untungnya Rama dengan sigap menangkap ponsel berkamera tiga keluaran terbaru itu sebelum mencium lantai. Bisa gila dia jika beneran mencium lantai.

"Dasar playboy cap kadal. Gak usah sok tau lo! Urusin sana gebetan lo yang ganti 100 kali dalam seminggu!" Sentak Rachel. Kemudian gadis itu pergi dari dalam kelas.

Naren yang mendengar sumpah serapah dari Rachel hanya terkekeh melihat ekspresi kesal yang Rama berikan.

Ucapan Rachel gak bener tapi juga gak salah sih. Rama memang cowok playboy yang sering gonta-ganti gebetan. Naren mengakui itu.

-

Seperti biasa, hari-hari Meira di isi dengan kuliah dan kerja part time. Akan tetapi, berbeda dengan hari-hari biasanya. Kali ini Meira tidak datang ke kelas paginya.

Lebih tepatnya bolos.

Ada satu prinsip yang Meira terapkan dalam kehidupan perkuliahannya. Dia pantang titip absen dan pantang menerima titipan absen dari orang lain. Untung saja kelasnya memiliki jatah 2 kali absen dan dia baru menggunakannya 1 kali saja.

Paginya di isi dengan merenung dan melamun.

Kemarin setelah membeli cincin yang katanya untuk pernikahan, Naren membawanya ke sebuah butik yang lagi-lagi cukup mewah.

Sama seperti di toko sebelumnya, di butik itu juga Naren kembali mengatakan, "selagi lo suka, lo tinggal ambil aja, gak usah mikirin soal harga".

Jujur Meira bener-bener tidak siap dengan keadaan seperti ini.

Meira hanya butuh uang untuk membayar uang kuliah dan uang kost-nya. Udah itu aja. Meira tidak berharap mendapat kehidupan mewah seperti ini.

Mengesampingkan semua pikirannya, Meira turun dari ojek online yang ditumpanginya. Membuka helm dan menyerahkan sejumlah uang untuk membayar.

Ketika akan melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja, seseorang menghentikan langkahnya.

"Meira?!"

Meira mendongak, mendapati seorang laki-laki paruh baya yang terlihat rapi dengan setelan jas kantornya. Kalau di lihat dari wajahnya, laki-laki ini berusia sekitar 50 tahunan.

"Bapak manggil saya?" Tanya Meira sambil menunjuk dirinya sendiri.

Laki-laki tua itu mengangguk. "Kamu Meira?"

"Iya pak! Ada yang bisa saya bantu?" Jawab Meira dengan sopan. Kalau laki-laki ini orang jahat, dia tinggal berlari masuk ke dalam cafe saja.

Laki-laki itu berdehem sebentar. "Saya Arjuna. Papinya Naren!"

Mata Meira sedikit melotot sebentar. Kakinya melangkah maju untuk meriah tangan Arjuna dan menyalaminya dengan sopan. "Selamat sore om!"

"Sore! Panggil papi aja."

"Eh?"

"Sebentar lagi kan kamu jadi istrinya Naren."

-

Thanks for Reading 🖤

Kamis, 20 April 2023

NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang