"Gue boleh cium lo nggak?"
-Narendra Fabian Atharaksa
-
"Putus?"
"Kamu bercanda kan?"
"Ini pasti hari ulang tahun aku..."
"Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?"
"Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus."
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warning 17+
-
Happy Reading 🖤
-
Bujukan mami dengan kata-kata manis dan sedikit ancaman berhasil membuat anak dan menantunya itu menginap di rumah. Mami bilang kalau besok adalah hari minggu, setidaknya mereka menginap dan besok baru pulang ke apartemen.
Karena Naren dan Meira tidak ada yang menolak dan tidak juga keberatan, jadi disinilah mereka, di rumah mami. Lebih tepatnya di dalam kamar Naren.
Kamar ini masih tetap rapi meskipun setelah menikah tidak ditempati oleh sang pemilik. Mungkin masih tetap dibersihkan oleh asisten rumah tangga.
Mumpung Naren sedang mandi, jadi Meira memilih untuk melihat-lihat kamar yang didominasi warna gelap ini dan beberapa foto-foto yang terpajang di dinding.
Meira mengambil sebuah foto dengan bingkai kecil dari dinding yang cukup tinggi. Ternyata itu adalah foto Naren ketika kecil.
Gemes banget, batinnya.
Tidak ada yang aneh dengan semua foto yang terpajang di dinding. Tidak ada foto perempuan, bahkan jarang ada foto Naren bersama dengan temannya. Kebanyakan diisi oleh foto keluarga.
"Buruan mandi! Gue udah nih."
Meira membalikan badannya ketika mendengar suruhan mandi dari Naren. Akan tetapi sedetik kemudian, matanya melotot lebar karena melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Naren yang sedang shirtless memperlihatkan dada bidangnya, otot bisepnya, serta perut kotak-kotaknya yang berhasil membuat Meira menelan ludahnya.
Ini pertama kalinya semenjak menikah, Naren menunjukkan dirinya dalam keadaan shirtless. Biasanya selesai mandi pun dia langsung pakai baju dari dalam kamar mandi.
"Tadi lupa bawa baju ganti. Padahal udah bawa celana tapi bajunya gak ke ambil." Jelasnya ketika sadar akan tatapan Meira.
Meira tersadar dari pikirannya kemudian merutuki dirinya sendiri yang memikirkan hal aneh.
"Eum... B-baju buat gue mana? Katanya mau di pinjemin."
Mengingat renacana menginap ini adalah dadakan, otomatis Meira tidak punya baju ganti. Tadi Naren sempat menyuruh untuk menggunakan bajunya aja dulu.
