Happy Reading🖤
-
Setelah hampir seminggu menginap di rumah papi dan mami, Naren dan Meira akhirnya kembali ke apartemen. Alasan utamanya adalah karena mbak Nah yang anaknya sudah sembuh dan bisa kembali bekerja sedangkan alasan kedua yaitu karena mami yang menyuruh. Kata mami sih...
'Kasihan mantu mami. Dari rumah ini ke kampus kan lumayan jauh. Lebih dekat kalau dari apartemen kalian.'
Lagi-lagi alasannya karena 'menantu mami'. Tidak kok, Naren tidak iri. Dia malahan senang karena mami dapat memberikan kasih sayang yang sama untuk istrinya.
"Udahan yuk!"
Eits! Jangan berpikir macam-macam.
Mereka tidak melakukan apa-apa kok. Hanya jogging di hari weekend. Mereka baru saja jogging bersama di sekitaran gedung apartemen yang memiliki fasilitas jalan khusus yang biasa digunakan untuk para penghuni apartemen melakukan aktivitas jogging.
Kalau jaman sekarang anggaplah sebagai.... jogging date! Hehe.
Mereka akhirnya duduk di sebuah kursi taman.
"Padahal belum capek loh." Ujar Meira sembari mendudukkan dirinya.
"Istirahat dulu! Udah lama loh jogging-nya sampai keringetan gitu. Masih bisa bilang belum capek." Gerutu Naren, sembari mengubah kaki Meira yang tadinya tertekuk menjadi lurus.
"Ren~ lo tau nggak sih. Berat badan gue tuh nambah karena kebanyakan makan tau. Jadi gue harus rajin jogging yang lama biar berat badan gue balik lagi."
Naren mengusap dahi Meira yang berkeringat menggunakan punggung tangannya. Kemudian merapikan anak rambut Meira yang tampak berantakan ke belakang telinga.
"Nggak usah ngeluh soal berat badan. Awas aja kalau lo diem-diam diet buat nurunin berat badan. Badan lo itu udah bagus Ra. Nggak kekecilan dan nggak berlebihan juga."
"Semuanya pas! Dari atas sampai bawah semuanya pas." Sekilas Naren memperagakan pose seseorang yang sedang meremas sesuatu. Tak lupa senyuman jahilnya.
Meira memukul bahu Naren pelan.
"Kalau ada yang perhatiin kita gimana?!" Desianya pelan.
Dilihatnya suasana sekitar taman dan bernapas lega ketika melihat beberapa orang yang ada di sana tidak memperhatikan mereka. Semuanya fokus dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sedang bermain bersama anak, bermain bersama hewan peliharaan sampai pacaran pun ada.
Naren bangkit. "Bentar ya! Gue beli minum bentar. Jangan kemana-mana! Awas jogging lagi!"
"Iyaaa!" Jawabnya kemudian Naren berlari kecil menuju minimarket di apartemen mereka.
Kalau dipikir-pikir apartemen ini fasilitasnya lengkap sekali ya. Ada taman, fasilitas untuk jogging, tempat gym, basement parkir, rooftop, playground, minimarket kecil yang isinya lumayan lengkap, kolam renang umum dan lainnya. Meira jadi kepo berapa biaya sewa apartemen ini perbulan. Nanti tanya Naren ah!
"Kakak!"
Meira menoleh ketika mendengar panggilan dari seseorang. Dilihatnya seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki yang menurutnya memiliki wajah sangat tampan. Sudah terlihat bibit-bibit ketampanan di diri anak kecil itu. Mungkin usianya sekitar 5 tahunan.
"Hei! Ada yang bisa kakak bantu?" Tanya Meira.
Jujur, dia tidak pernah akrab dengan anak kecil sebelumnya. Dia tidak pernah mengenal seorang pun anak kecil di sekitarnya. Meira suka anak kecil, mereka menggemaskan. Tapi untuk mengakrabkan diri dengan anak kecil, masih cukup canggung.
![](https://img.wattpad.com/cover/329315429-288-k401067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA, SPOILED HUSBAND (END)
Teen Fiction"Gue boleh cium lo nggak?" -Narendra Fabian Atharaksa - "Putus?" "Kamu bercanda kan?" "Ini pasti hari ulang tahun aku..." "Nggak-nggak! Ini pasti hari anniversary kita. Kamu mau surprise-in aku kan?" "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus." ...