Kini ospek sudah selesai, para murid berhamburan keluar dari sekolah menuju rumah mereka masing masing. Menyisakan beberapa orang saja yang masih berada di sekolah, salah satunya Muthe.
Muthe sedari tadi berdiri sendiri di depan gerbang sekolah, karna teman-temannya sudah di jemput supir mereka masing-masing. Sebenarnya tadi teman teman Muthe menawarkan diri untuk mengantarnya kerumah tapi Muthe menolak, karna sebenarnya ia sedang menunggu seseorang.
Aldo dan Zee kini sedang berjalan mengendarai sepeda mereka hendak pulang kerumah. Namun sesampainya mereka di gerbang sekolah ada seseorang yang tiba tiba meneriaki nama Aldo, membuat kedua sahabat itu menghentikan laju sepeda mereka.
"Do.. boleh ngomong sebentar?" Ucap Muthe sedikit ragu.
Mendengar itu Aldo melirik Zee sekilas, lalu mengiyakan ajakan Muthe setelah mendapatkan tanda Ok dari Zee.
"Mau ngomong dimana mut?" Tanya Aldo.
"Ditaman garuda aja mau ngga do? Kemarin gue liat disana ada bazzar makanan juga... sekalian" tutur muthe lalu disambut anggukan oleh Aldo.
"Yaudah yu naik"
Muthe pun menaiki sepeda Aldo. Melihat gadis itu sudah duduk dengan aman Aldo lalu menjalankan sepedannya menuju taman yang Muthe maksud.
"Kayaknya bakalan rame deh do" ucap Muthe saat di perjalanan, dan benar saja, sesampainya di taman mereka disambut pemandangan kerumunan orang yang sedang menikmati bazzar.
Aldo dan Muthe pun turun dari sepeda, lalu memarkirkan sepeda Aldo di parkiran khusus. Setelah dirasa aman, mereka berdua berjalan menuju bazzar, mencari makanan untuk mengganjal perut mereka yang sudah lapar.
"Mau makan apa do?" Muthe bertanya sambil melihat lihat makanan yang sedang di jual.
"Gue ngikut lo aja" jawab Aldo sambil memperhatikan gadis yang sedikit lebih pendek di sebelahnya.
Tiba tiba langkah gadis itu terhenti, lalu menarik tangan Aldo dan berjalan cepat menuju salah satu stand makanan indonesia yang menjual berbagai kue kue basah maupun kering.
"Do ada kue cubit" ucap Muthe sambil menatap mata Aldo dengan mata yang berbinar, gadis itu tampak sangat exited sampai sampai melompat lompat kecil.
Aldo yang melihat itu, langsung memalingkan wajahnya, menutupi salah tingkahnya. 'Gemes banget dah' ucapnya dalam hati.
Setelah membeli kue cubit dan beberapa makanan lainnya, Muthe dan Aldo akhirnya pun duduk di salah satu kursi taman yang sekitarnya lebih sepi di banding tempat bazzar tadi. Mereka duduk sambil menikmati makanan yang tadi mereka beli, sambil berbincang tentang hal hal ringan mengenai ospek mereka beberapa hari ini.
Sampai akhirnya raut wajah Muthe berubah, kembali teringat kejadian semalam. "Do sorry ya, lu harus denger semuanya" ucapnya sambil menundukkan wajahnya.
"Hah maksudnya?" Tanya Aldo karna belum mengerti arah pembicaraan Muthe.
"Iya gue tau, lu denger semuanya semalam, gue liat riwat panggilan kita.. dari situ gue simpulin lu dengerin gue dari awal sampe akhirnya gue ketiduran" Muthe lalu menatap mata Aldo dengan tatapan yang sendu.
Sebenarnya Muthe tidak suka orang lain tau mengenai ini. Takut kalau temannya mengasihani dirinya. Takut kalau pandangan orang orang di sekitarnya berubah. Tapi ntah kenapa ia ingin membuka kotak pandoranya kepada laki laki disebelahnya ini. Mungkin karna ia tau, laki laki ini hanya akan mendengarkan nya tanpa menghakimi kisahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Roman pour Adolescents[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...