"SHA!!" Teriak Ashel kencang, ntah sejak kapan ia sudah berdiri disana bersama Olla, Aldo dan Lukman, yang pasti saat ini mereka sangat terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya.
Mereka pun segera berlari kencang kearah kedua sahabat yang sedang bertengkar. "Lo kenapa sih sha, main tangan sama Muthe, emang ya ka Chiko ngebawa pengaruh buruk buat lo" ujar Ashel sambil menatap Marsha tajam.
"Ini tu bukan salah ka Chiko ya, ini itu karna kalian yang terlalu ikut campur sama urusan gue.. lagian ya shel, gue tau lo iri kan sama gue? Lo dulu ngedeketin ka Chiko terus di tolak.. makanya lo ngga mau gue sama ka Chiko." Ucap Marsha sambil menunjuk wajah Ashel.
"Idih najis gue sama orang kayak dia, ngga level sha.. level dia ya kayak lo gitu " jawab Ashel sambil mendorong Marsha pelan.
Marsha yang mendengar itu pun tidak terima lalu kembali mendorong Ashel keras sampai terjatuh, "MAKSUD LO APA?" Ucapnya kencang.
"MAKSUD GUE YA LO SELEVEL SAMA CHIKO, GAMPANGAN" Ashel berteriak dengan sedikit terisak dari posisi jatuhnya.
"Udah deh, kalian jangan ribut gini dong.. gue takut, Muthe juga ngomong dong" Olla memandang ketiga temannya dengan tatapan sedih, lalu ia menghampiri Marsha dan menggenggam tangan sahabatnya itu. Namun genggaman tangan itu di tepis kasar.
"Sha" lirih Olla.
"Lo semua tu fake tau ngga, cuman pura pura peduli tapi kenyataannya cuman sebatas kepo, gue gampangan? HAHAHA, lo pada kali yang gampangan, terutama lo shel... lo tu ngga berhak nasehatin gue, dulu lo aja udah di pukulin, di selingkuhin, di manfaatin sama Jason ngga bisa lepas kan dari dia, apa lo udah di pegang sama dia? Makanya susah lepasnya" ujar Marsha membuat Olla terkejut dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Sedangkan Ashel kini sudah bangkit dan menapar wajah Marsha, "gue kayak gini karna peduli ya sama lo sha, gue ngga nyangka lo bisa ngomong kayak gitu ke gue" ucapnya sambil menatap Marsha benci.
Muthe yang sedari diam, kini menghapus air matanya dan berjalan menuju Marsha. "Sha gue tau lo ngga bodoh, gue tau lo tau semuanya.. semua kelakuan bejad ka Chiko, tapi lo coba tutup mata dan biarin itu semua. Padahal lo udah janji sama gue bakalan ninggalin dia kalo dia emang brengsek. Tapi lo lebih milih ingkar."
"Satu yang perlu lo tau sha, kita disini semua sayang banget sama lo, we do our best to protect you, tapi kalo emang ini semua kemauan lo gue bisa apa? Kalo emang lo ngga mau kita ikut capur urusan lo okey gue turutin" ucap Muthe sambil menghapus air matanya. Lalu menarik Olla dan Ashel dari sana, pergi menjauh dari Marsha yang kini sudah menangis terduduk.
Melihat itu pun Aldo dan Lukman menghampiri ketiga sahabat itu. "Kalian serius?" Tanya Lukman, yang hanya di jawab anggukan lemas dari Muthe.
"Lo berdua harus ke dokter" ucap Muthe memperhatikan kedua teman lelakinya yang penuh luka dan memar.
"Kita ngga apa apa, sekarang kita pulang dulu udah malem dan kita ngga ada di kondisi yang bisa mikir" Aldo lalu memapah Muthe yang sudah telalu lemas untuk berjalan.
Mereka berpisah, Aldo bersama Muthe menaiki sepeda Aldo. Ashel dan Olla menaiki mobil sedangkan Lukman ia masih setia berada di sebelah Marsha yang masih menangis.
Sudah sepuluh menit Lukman menunggu Marsha yang terus menangis. Ia pun akhirnya memutuskan untuk menghampiri gadis yang selama ini ia suka.
"Udah sha.. ini semua akan berlalu dan baik baik aja.. Muthe sama Ashel lagi emosi aja" ucap Lukman sambil berjongkok didepan Marsha yang masih menangis.
"Gue yang bodoh lu" Marsha mengangkat wajahnya, menatap Lukman.
"Bener kata Muthe, gue tau semuanya.. tapi pura pura bodoh karna gue butuh ka Chiko.. bareng ka Chiko gue bisa jadi Marsha yang beda, Marsha yang ngga takut apa pun, Marsha yang bebas.." Lanjut Marsha, membuat Lukman sedikit terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...