Gagal

1.1K 136 9
                                    

Pintu itu kini terbuka, menampilkan dokter yang tadi sempat bertemu dengan Aldo di awal.

"Gimana dok teman saya?" Tanya Olla tidak sabar.

"Darah yang keluar cukup banyak sehingga tadi kami sempat kesulitan untuk menangani pasien, tapi untungnya pasien datang di waktu yang tepat... karna mungkin jika lebih lama kondisi pasien pasti lebih buruk lagi" ucap dokter itu pelan tapi berhasil membuat tubuh keempat orang itu melemas.

"Tadi kami sudah melakukan oprasi darurat dan pasien sudah melewati masa kritisnya.. tapi kami belum bisa menjanjikan apa apa karna kondisi pasien cukup parah dan masih perlu dipantau untuk selanjutnya" lanjut dokter itu membuat kini Ashel sudah jatuh terduduk dan menangis kencang. Sedangkan Aldo sudah menyenderkan tubuhnya ke tembok lorong karna lemas.

"Setelah ini pasien akan kami bawa ke ruang icu untuk di pantau, pasien boleh di kunjungi besok pagi" tutup dokter itu.

"Terima kasih dokter" ucap Olla lagi sebelum akhirnya dokter itu berpamitan untuk pergi.

Olla dan Marsha ikut terduduk di sebelah Ashel, saling berpelukan untuk menguatkan satu sama lain. Namun rasanya kurang karna salah satu dari mereka tidak ada disitu.

Tak lama pintu ruang oprasi itu kembali terbuka, menampilkan Muthe yang tertidur dengan banyak alat yang menempel di tubuhnya, membuat kini keempat orang yang sedari tadi menunggunya langsung saja mengerubuni ranjang itu dan berjalan bersama menuju ruang icu.

Selama perjalanan keempat orang itu terus menangis dan memanggil nama Muthe, berharap dengan begitu Muthe langsung bangun dan kembali baik.

Tapi hasilnya nihil, Muthe masih setia dengan mimpinya tanpa tau kalau orang disekitarnya cemas dan khawatir.

Sesampainya mereka di ruang icu, keempat orang itu ditahan untuk tidak masuk ke ruangan. Membuat kini mereka dengan pasrah kembali menunggu di lorong dan berharap pagi segera datang.

Jam terus berputar secara lambat, membuat rasa sesak semakin terasa di benak sahabat sahabat Muthe. Apalagi kini mereka disuguhi pemandangan Muthe dengan tubuh yang di tempeli berbagai macam alat yang mereka dapat lihat jelas dari jendela besar ruang icu.

Mereka hanya fokus kesana tanpa melihat sekitar dan menyadari kedatangan 4 sosok laki-laki yang langsung datang karna informasi dari Marsha.

Iya, Marsha menghubungi Lukman. Mengabari kalau sekarang kondiri Muthe tidak baik dan mereka sedang berada di rumah sakit bersama dengan tiga orang teman lainnya.

Lukman menghubungi Zee, Onil dan Dheo. Membuat kini keempatnya datang kerumah sakit saat matahari saja belum menampakkan sinarnya.

Lukman yang dapat melihat keempat sahabatnya sedang menempel di jendela pun latas menghampiri dan menepuk bahu salah satu yang ia sangat kenali.

"Sha" panggil Lukman lembut membuat Marsha kini menoleh kearahnya dan langsung memeluknya erat.

"Lu.. aku takut" ucap Marsha lantas menangis didalam pelukkan itu, sedangkan Lukman lantas langsung mengusap lembut punggung Marsha.

"Kamu tenang dulu ya sha.. aku yakin Muthe kuat dan akan sembuh secepatnya.. kamu jangan nangis terus.. kamu juga harus kuat supaya Muthe kuat.." Lukman berucap lembut berusaha menenangkan gadis yang sedang gusar itu.

Sedangkan Zee lantas menghampiri Ashel yang tidak kalah berantakannya. "Shel, are you okay?" Tanya nya lembut sambil menatap mata Ashel yang terlihat sembab.

Ashel yang mendengar itu sudah tidak ada tenaga untuk menjawab, ia hanya menunduk dan menggeleng seakan memberikan pernyataan kalau ia tidak dalam kondisi baik baik saja.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang