Pagi ini Muthe datang sedikit lebih siang dari biasanya. Membuat ia kini berjalan terburu-buru menuju kelas yang dipastikan sudah ramai saat ini.
"Pagi mut baru nyampe?" Sapa Zee yang sudah duduk rapih di meja sebelah Muthe.
"Iya Zee kesiangan gue" Muthe menjawab sambil duduk di mejanya sambil mengeluarkan alat tulis dari tasnya dan meletakkannya di kolong meja.
Namun saat sedang merogoh kolong mejanya, Muthe merasakan ada kertas yang sudah di remas disana. Membuat gadis itu kini menyeritkan alisnya, 'perasaan kemarin udah gue buang semua deh sampahnya' pikir Muthe.
Karna penasaran Muthe pun mengambil kertas itu dan membukanya. Lalu betapa terkejutnya ia melihat tulisan yang ada di kertas itu, membuat ia segera meremasnya kembali dan segera berjalan keluar kelas untuk membuang kertas itu.
Tulisan di kertas.
Hai, Anak haram!
Muthe kini sudah kembali terduduk dikursinya, namun kini terdiam dan terlihat lebih pucat. Pikirannya kacau karna banyak hal yang ia pertanyakan saat ini.
Kejadian tadi berlangsung tanpa ada yang memperhatikan. Membuat kini kelas tetap berjalan seperti biasa.
Sedari tadi Muthe tidak bisa fokus. Seakan tuli, omongan guru di depan tidak bisa Muthe dengar. Kepalanya kini pusing dan wajahnya sekarang semakin pucat.
Sampai akhirnya guru di depan kini memanggil namanya, dan meminta ia untuk membacakan text bahasa Inggris yang sedang menjadi pembahasan.
"Muth..muth lo disuruh baca" panggil Zee mencoba menyadarkan Muthe dari lamunannya.
"Eh iya.. yang mana Zee" Muthe mencoba mengendalikan dirinya yang kini sudah semakin pusing.
"Ini nih" Zee menunjuk text yang dimaksud guru itu dan menyerahkan bukunya, lalu Muthe pun berdiri dari duduknya dan mulai membaca text itu.
"I love singing since I was kid. I practiced so hard before I the D-day. My par..."
Bruk..
Muthe jatuh pingsan, membuat kini atensi seluruh kelas mengarah kepadanya. Terutama Aldo yang kini sudah bangkit dari duduknya, berjalan menuju tubuh Muthe. Lalu dengan cepat Aldo mengangkat Muthe dan berlari menuju UKS karna khawatir melihat dahi Muthe yang berdarah karna berbenturan keras dengan lantai
Sedangkan diruang kelas semua orang terkejut dengan kejadian yang terjadi begitu cepat. Kemudian guru yang sedari tadi terpaku, kembali tersadar dari keterkejutannya.
"Kalian kerjakan dulu buku paket kalian, saya cek kondiri Muthe" ucap guru itu cepat lalu berjalan menuju UKS.
Kini kita kembali kepada Aldo yang sudah berhasil membawa Muthe ke UKS sekolahnya. Dan kini Muthe pun sedang diperiksa oleh Celine yang kebetulan sedang berjaga hari ini.
"Do.. ini aku udah lakuin pertolongan pertama yang bisa aku lakuin.. tapi kayaknya kita harus bawa Muthe kerumah sakit deh.. kepalanya harus di periksa.. aku takutnya ada apa apa" ucap Celine berhasil membuat Aldo semakin panik.
"Aku bawa mobil, sekarang kamu bantu aku bawa dia ke mobil aku ya" Celine lalu mengambil tas nya dan Aldo kembali mengangkat tubuh Muthe.
Namun sebelum benar-benar meninggalkan UKS. Guru yang tadi menyusul pun muncul dan menahan ketiganya untuk pergi.
"Ini kalian mau kemana?" Tanya guru itu menghalangi di depan UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Teen Fiction[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...