Jujur saja kalimat Zee sabtu lalu sudah mengganggu pikiran Aldo beberapa hari ini, membuatnya tanpa sadari kini melihat Muthe dengan tatapan ya berbeda. Seperti kali ini...
"Lo kenapa deh do?" Tanya Muthe kepada Aldo yang sedari tadi menatapnya.
"Hah? Ngga apa apa kok mut?" Jawab Aldo baru saja tersadar dari lamunannya.
"Ada yang mau di omongin?" Muthe kembali bertanya memastikan.
"Ngga kok" Aldo menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Lagian lo ngeliatin gue gitu banget pas gue lagi ngomong sama Christ.. gue kira lo ada yang mau diomongin ke gue" Muthe kini mulai berjalan menuju mejanya, namun langkahnya kini terhenti karna Aldo yang sudah menggenggam erat tangannya.
"Temenin gue ke kantin mau ngga muth? Gue belum sarapan". Ucap Aldo dibuat selirih mungkin untuk mengambil simpati dari gadis dihadapannya.
"Kok bisa belum sarapan.. yaudah yuk gue temenin nanti lo sakit lagi kalo belum makan" jawab Muthe lalu menarik kencang tangan Aldo, membuat Aldo tersenyum tanpa Muthe lihat.
Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju kantin sekolah. Dengan posisi Muthe yang menarik Aldo, membuat orang lain mungkin berpikir kalau gadis itu yang mengajak ke kantin.
"Lo mau sarapan apa?" Tanya Muthe langsung sesampainya mereka dikantin.
"Gua aja yang pesen, lo duduk manis aja disini.. lo mau pesen juga?" Ucap Aldo sambil menarikkan kursi untuk Muthe.
"Hmm teh manis anget deh do" jawab Muthe kini sudah duduk karna didorong Aldo.
"Oke princess ditunggu ya pesanannya" Aldo menjawab tidak biasa, membuat Muthe tersenyum dan merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya.
Tak lama Aldo kembali dengan tangan yang membawa nampan berisikan dua teh manis hangat dan satu mangkuk bubur ayam, menu sarapan yang sempurna.
Lalu Aldo pun memulai makannya dengan sangat lahap, membuat Muthe yang melihatnya tersenyum gemas.
"Jgandn luatib gue kuyak gitu, bybwur jadi ngga kunteln" ucap Aldo dengan mulut yang masih penuh dengan bubur.
"Telen dulu baru ngomong, gue jadi ngga ngerti lo ngomong apa" Muthe menjawab sambil mengelap pipi Aldo yang kotor karna makan berantakan.
"Jangan liatin gue kayak gitu, gue jadi susah nelen buburnya" ulang Aldo ketika sudah berhasil menelan makanannya.
"Iya.. iya nih gue udah ngga liatin lo lagi" jawab Muthe sambil memejamkan matanya, membuat Aldo gemas melihatnya.
"Ngga gitu juga dongg.. buka matanya" Aldo dan Muthe tertawa kecil.
"Udah deh cepetan abisin buburnya becanda mulu nih" Muthe kembali menatap Aldo.
Mendengar perintah Muthe itu, Aldo dengan cepat menghabiskan bubur yang ada didepannya ditambah dengan teh manis hangat yang membuat perutnya kini sudah terisi penuh.
Kini akhirnya keduanya kembali berjalan beriringan menuju kelas yang akan segera dimulai, setelah menghabiskan waktu pagi yang panjang bersama.
***
"Nanti pulang sekolah jadikan kita konsultasi materi biologi?" Tanya Marsha yang kini sedang berdiri di sebelah meja Muthe, menunggu temannya itu merapikan barang untuk ke kantin bersama.
"Jadi kok, gue udah ngomong juga sama ibunya.. materinya juga udah semua kan.. tinggal crosscheck sama minta pendapat baiknya kita gimana presentasinya" Jawab Muthe sedikit panjang, lalu kemudia berdiri dan melingkarkan tangannya ke lengan Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Ficção Adolescente[Completed] Orang-orang mungkin berfikir aku adalah matahari di kehidupannya, tapi nyatanya sebaliknya. Dia merupakan matahari yang menyinari hidup ku yang tadinya gelap, dia juga pelangi yang selalu ku tunggu setelah hujan deras turun. Dengan nya h...